Bupati Syarif: Lapas Pohuwato Rumah Kehidupan bagi Warga Binaan

Senin, 22 Juli 2019 - 10:13 WIB
Bupati Syarif: Lapas Pohuwato Rumah Kehidupan bagi Warga Binaan
Bupati Syarif: Lapas Pohuwato Rumah Kehidupan bagi Warga Binaan
A A A
MARISA - Baru sekitar empat tahun beroperasi, terhitung sejak tahun 2015 hingga tahun 2019, Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Klas IIB Pohuwato sudah banyak mengukir prestasi.Padahal lembaga ini berada di ujung Barat Provinsi Gorontalo, berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah.Pemerintah Kabupaten Pohuwato bangga bisa bermitra dengan lembaga vertikal yang bernaung di bawah Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkum dan HAM) RI tersebut.
Syarief Mbuinga, Bupati Pohuwato, mengatakan, Pemerintah Pohuwato sangat bersyukur dengan keberadaan Lapas Pohuwato. Karena lapas ini merupakan lembaga yang paling siap, dari dua lembaga yang sama di Provinsi Gorontalo. Sebab Lapas Pohuwato ini, tidak hanya menyajikan pelayanan prima kepada warga bianan dan masyarakat pengunjung. Tetapi mampu mengimbangi perkembangan kantor lembaga yang lain, dengan pengelolaan manajemen yang baik, serta berhasil menjadi lapas industri satu-satunya di Provinsi Gorontalo.

"Lapas ini masih tergolong baru, tapi telah meraih banyak prestasi dalam pengelolaan managemen lapas, baik untuk pembinaan warganya juga di jadikannya Lapas Pohuwato sebagai Lapas Industri," ujar Syarief.

Tidak hanya itu, lapas ini mampu bersinergi dengan Pemerintah Pohuwato, serta menyukseskan beberapa program yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Pohuwato. Seperti bersinergi dalam program pembangunan infrastruktur yang langsung menyentuh masyarakat, berupa pembangunan jamban, ruang kelas baru dan rumah layak huni. Sedangkan dalam segi kenyamanan dan keamana di lembaga itu sendiri, Syarief menilai sangat baik.

"Secara manusiawi, rasa khawatir atas kenyamanan dan keamana lembaga ini memang ada. Namun kami sangat bersyukur, bahwa sampai dengan sekarang kami tidak pernah mendengar informasi "miring", tentang keberadaan lapas pohuwato. Tidak pernah ditemukan adanya peredaran narkoba, tidak pernah terinformasi kasus kericuhan dan tindak kriminal lainnya. Padahal dalam lembaga ini ada beberapa narapidana narkoba, yang sedang menjalani hukuman," jelas Syarief.

Menurut Syarief, hal-hal negatif tidak terjadi di Lapas Pohuwato, berkat manajemen lembaga itu sendiri yang dijalankan oleh pimpinan dengan baik. Termasuk pembinaan dan pendidikan terhadap warga binaannya, yang setiap harinya disibukkan dengan rutinitas berbeda-beda. Hari ini warga binaan itu sibuk dengan pekerjaan di bidang pertanian, peternakan dan perikanan. Besoknya lagi, sibuk kegiatan pendidikan intelektual, religi dan bersosialisasi. Kemudian disibukkan dengan kegiatan otomotif atau perbengkelan dan lain sebagainya.

"Bagi saya, Lapas Pohuwato bukan sebuah penjara untuk memberikan ganjaran tehadap warga binaan. Akan tetapi, merupakan rumah kehidupan bagi warga binaan, sebab mereka mendapatkan pembinaan dan didikan sempurna dari program kegiatan yang ada di lembaga ini. Bahkan pekerjaan yang digeluti oleh warga binaan di lembaga ini, merupakan berkah. Karena hasil pekerjaan itu pasti mereka rasakan, baik dalam bentuk finansial untuk modal bekerja, atau sebuah keahlian yang bisa digunakan setelah mereka bebas nanti," jelas Syarief.

Rusdedy, A.md. IP, SH. M.Si, Kepala Lapas Klas IIB Pohuwato menjelaskan, perjalanan sampai lembaga ini beroperasi dengan baik, memang tidak mudah Ia lakukan. Memerlukan ketekunan, keseriusan, kerja keras, kerja cerdas dan kerja tulus, untuk masa depan lembaga dan warga binaan. Pertama Ia kerjakan dalam lembaga tersebut, diawali dengan penataan bangunan lapas itu sendiri.

Selama empat bulan sejak Bulan April hingga Bulan Agustus empat tahun silam, penataan itu seperti melengkapi fasilitas umum dan wajib di kantor. Kemudian mempersiapkan penyusunan program kerja dan kegiatan lembaga, baik itu yang wajib dijalankan oleh petugas atau warga binaan. Terakhir, bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Pohuwato untuk pembangunan akses jalan menuju Lapas.

"Pasca empat bulan itu, tepatnya diakhri tahun 2015 kami mulai menerima narapidanan dan tahanan dari dua Lapas, diantaranya Lapas Klas IIA Gorontalo dan Lapas Klas IIB Boalemo, sekitar 60 narapidana dan tahanan. Setelah melakukan pengimpugan data warga binaan, kami langsung melakukan penyesuaian lokasi terhadap masing-masing warga binaan, mulai dari status perkara dan penempatan kamar atau blok. Termasuk pembagian kegiatan yang dijalani oleh setiap warga binaan, seperti bidang pertanian, peternakan, perikanan, meubel, perbengkelan dan pendidikan intelektual juga religi," terang Rusdedy.

Ia pun berterima kasih kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Pohuwato dan Kemenkum dan HAM RI Perwakilan Provinsi Gorontalo, yang terus memberikan perhatian khusus terhadap lembaga yang Ia pimpin. Ia berharap, sinergitas kerja ini terus terjalin demi masa depan warga binaan dan Lapas Pohuwato. Karena menurutnya, keberhasilan Lapas Pohuwato tidak luput dari peran serta semua unsur yang terlibat.

"Lembaga ini bisa menjadi besar dan dikenal oleh masyarakat banyak, tentu berkat dukungan dan kerjasama semua pihak termasuk masyarakat Kabupaten Pohuwato. Saya pribadi dan Lapas Pohuwato berterima kasih kepada semua pihak, sudah membantu kami membesarkan lembaga ini, dan warga binaan menjadi terdidik, terbina dan keratif," tutur Rusdedy.
(akn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5255 seconds (0.1#10.140)