Lombok Timur Berpotensi Besar Dukung Swasembada Bawang Putih

Senin, 15 Juli 2019 - 06:24 WIB
Lombok Timur Berpotensi Besar Dukung Swasembada Bawang Putih
Lombok Timur Berpotensi Besar Dukung Swasembada Bawang Putih
A A A
LOMBOK - Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi menyebut, 96 persen bawang putih masih impor dengan volume 580.000 ton atau setara dengan Rp7 triliun.

Sementara di sisi lain Indonesia punya lahan yang luas dan sejarah swasembada. Hal ditegaskannya dalam kunjungan ke Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Minggu (14/7/2019).

Dalam konteks itulah dia mendukung upaya yang ditempuh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menuju swasembada bawang putih tahun 2021. "Sekarang saja lebih dari 96% bawang putih kita impor dari China, India dengan nilai impor mencapai 7 triliun rupiah. padahal lahan Indonesia luas dan kita pernah swasembada bawang putih di era 90 an" ungkap Viva prihatin. "Meskipun volume masih kalah dengan impor, tapi aroma bawang lokal lebih maknyus," sebutnya.

Pria kelahiran Lamongan ini kembali menegaskan dukungannya terhadap percepatan percapaian program swasembada agar tidak ada lagi ketergantungan impor dan penguasaan pasokan serta harga oleh oknum tertentu.

"Kalau perlu, wajib tanam importir yang sekarang hanya 5 persen dinaikkan jadi 10 persen dengan syarat benih berkualitas harus tersedia. Jangan para importir wajib tanam dan produksi complain karena tidak ada benih bagus. Ini yang masih jadi masalah pemerintah. BUMN juga harus berpartisipasi agar swasembada lekas terwujud," tegas Viva.

Menanggapi maraknya importir nakal yang mangkir dari wajib tanam padahal RIPH dan atau SPI sudah didapat, Viva setuju harus ada sanksi bagi importir yang wanprestasi. "Baik itu sanksi administratif maupun sanksi hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan," lanjutnya.

Direktur Perbenihan Hortikultura, Sukarman menyampaikan bahwa Ditjen Hortikultura telah membuat mapping ketersediaan benih. "Kami punya data panen, kapan, dimana, berapa ton, kapan siap tanam, data penangkarnya. Ada semua," kata dia.

Belajar dari kegagalan produksi di beberapa daerah karena kualitas benih rendah, Sukarman, mengingatkan agar dilakukan pengecekan sebelum benih didistribusikan ke petani.

"Kalau benih jelek, jangan diterima. Kembalikan saja ke penyedia. Dinas juga perlu melibatkan PBT (Pengawas Benih Tanaman untuk periksa patah dormansinya," katanya.

Lombok Timur merupakan salah satu sentra besar bawang putih di Indonesia, bersaing dengan Malang, Tegal, Temanggung, dan Karanganyar. Potensi lahan mencapai 4.000 hektare dengan 3 kali musim tanam untuk bawang putih.

Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, H. Abadi menyebutkan di Sembalun masih ada potensi lahan tadah hujan seluas 5.000 ha yang masuk kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.

Namun lahan tersebut terkendala air dan tidak bisa ditanam saat musim kering. "Di Sembalun, puncak tanam bawang putih yaitu bulan Mei-Juli di lahan sawah. Air nya penuh, produksinya maksimal. Produktivitas rata-rata disini mencapai 12 ton per hektare.

Dengan adanya pertanaman swadaya dan APBN tahun ini yang mencapai 1.726 ha. diperkirakan mampu menghasilkan benih sebanyak 20.000 ton. "Ini cukup untuk tanam kembali di Sembalun, bahkan bisa membantu kebutuhan benih di wilayah lain" terang Abadi senang.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.0023 seconds (0.1#10.140)