Mengungkap Peran Penting BMKG di Dunia Penerbangan

Senin, 08 Juli 2019 - 22:12 WIB
Mengungkap Peran Penting BMKG di Dunia Penerbangan
Mengungkap Peran Penting BMKG di Dunia Penerbangan
A A A
YOGYAKARTA - Saat mendengar tentang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) seringkali yang terbayang prakiraan cuaca, info bencana, dan gempa bumi. Tetapi ternyata tak hanya itu.

BMKG banyak berperan penting dengan kehidupan sehari-hari. Salah satunya dalam dunia penerbangan.

Keselamatan dan kenyamanan penumpang pesawat, khususnya saat lepas landas dan mendarat ikut dipengaruhi oleh informasi kondisi cuaca bandar udara (bandara) yang diberikan BMKG kepada penerbang.

“Informasi itu sangat berguna bagi keselamatan penerbangan, dan ini berguna hampir di semua bandara. Meski tak ada stasiun BMKG, tetapi peralatan BMKG pasti ada, yang disebut AWOS,” terang Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Agus Wahyu Rahardjo di New Yogyakarta International Airport, Kulonprogo, DIY, Senin (8/7/2019).

Agus menerangkan tentang Automated Weather Observing System (AWOS) iRMAVIA karya BMKG.
“Dengan alat tersebut, data diolah, menggunakan bentuk sandi, dikirim langsung ke ATC, lalu diolah ATC menjadi voice, masuk ke pilot. Hal itu dilakukan setiap setengah jam,” lanjut Agus.

Sistem pengamatan cuaca otomatis atau AWOS adalah sistem pengamatan cuaca bandara yang dapat dikonfigurasi sepenuhnya untuk memberikan informasi dan laporan real time secara terus menerus mengenai kondisi cuaca bandara.

AWOS digunakan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam aktivitas penerbangan berupa parameter suhu udara, kelembapan udara, tekanan udara, arah dan kecepatan angin, jarak pandang dan tinggi awan.

Informasi tersebut kemudian ditransmisikan ke stasiun meteorologi penerbangan, dan layanan navigasi untuk panduan tinggal landas serta lepas landas pesawat terbang.

AWOS yang terinstal di bandar-bandar udara di Indonesia diklarifikasikan sesuai dengan kelengkapan sensor yang terpasang dalam sistem tersebut.

Seluruh AWOS yang terinstalasi di Indonesia merupakan pabrikan luar negeri yang telah memiliki desain sistem sendiri.

Sehingga sulit untuk dilakukan pengembangan sesuai karakter bandar udara di Indonesia. Perbedaan sistem antara AWOS yang terinstalasi menyebabkan integrasi data dan sistem sulit dilakukan.

Hal itu karena setiap pabrikan memiliki konfigurasi sistem akuisisi, komunikasi, catu daya, dan antarmuka yang berbeda satu dengan lainnya.

Sehingga perlu suatu penyeragaman desain sistem AWOS yang mudah untuk diimplementasikan untuk bandara sesuai karakteristik Indonesia.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan desain sistem AWOS dengan konfigurasi yang mudah dirancang dan dapat dilakukan kustomisasi jumlah sensor, media komunikasi, catu daya, dan desain tampilan.

AWOS karya BMKG kini terpasang di Bandara New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo, DIY dan Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda, Kalimantan Timur.

Sistem pemantauan tersebut menjadi salah satu bukti, BMKG bekerja 24 jam selama 365 hari dengan didukung teknologi yang ada memberikan beragam informasi tak hanya terkait kebencanaan, tetapi banyak sektor lainnya, termasuk penerbangan.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6264 seconds (0.1#10.140)