Pascabanjir Tanah Bumbu, ACT dan MRI Berikan Pelayanan Kesehatan

Rabu, 19 Juni 2019 - 17:23 WIB
Pascabanjir Tanah Bumbu, ACT dan MRI Berikan Pelayanan Kesehatan
Pascabanjir Tanah Bumbu, ACT dan MRI Berikan Pelayanan Kesehatan
A A A
TANAH BUMBU - Banjir di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel) beranjak surut pada Sabtu (15/6/2019) setelah sepekan lebih merendam wilayah tersebut. Sejumlah warga yang berada di pengungsian kini telah kembali ke rumah mereka. Namun, serangan penyakit dikhawatirkan mengancam warga selama di pengungsian.

"Karenanya Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama dengan tim dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) pada Senin (17/6) kemarin, berinisiatif mengadakan layanan kesehatan. Layanan ini untuk memastikan kondisi dari kesehatan para warga yang sempat tinggal di pengungsian tetap terjaga," kata Retno Sulisetiyani dari tim ACT Kalimantan Selatan dalam keterangan persnya, Rabu (19/6/2019).

Tercatat sebanyak 54 warga mengikuti kegiatan tersebut. Retno mengatakan sebagian besar dari warga yang datang untuk memeriksakan diri adalah para lansia.

"Warga yang datang sebagian besar merupakan para lansia dan memang mengeluhkan beberapa penyakit. Penyakit yang kita sudah diidentifikasi di antaranya adalah hipertensi, gatal-gatal, sakit kepala, mual, dan jadi lebih sering merasa ingin buang air kecil," ujarnya.

Tim medis langsung menangani keluhan warga itu dengan memberikan obat-obatan. Selama bencana terjadi, obat-obatan memang tersedia dari puskesmas, namun jumlahnya terbatas.

Pelayanan kesehatan dilakukan di dua desa di kabupaten tersebut, di antaranya Desa Sungai Rukam dan Desa Anjir Baru. Banjir sudah surut di kedua desa tersebut dan hanya menyisakan 10 rumah terdampak di Desa Sungai Rukam.

Sekretaris Desa Sungai Rukam, Tanwirul Anwar mengapresiasi langkah ACT-MRI tersebut. "Terima kasih kepada ACT dan MRI untuk bantuannya kepada kami di Desa Sungai Rukam, terlebih untuk kerja sama tim dengan posyandu kami," Kata Tanwirul.

Meskipun masih ada 10 rumah yang terendam di desa itu, warga sudah kembali kepada aktivitas normal dan kondisi desa kini mulai relatif aman. Warga juga sudah tidak ada lagi yang tinggal di pengungsian. Namun, kata Tanwirul, masih tersisa 10 rumah yang terendam banjir ini akibat dari tanggul yang agak rendah.

"Dengan adanya tanggul jadi lebih aman ketika banjir. Tapi perlu lebih tinggi lagi tanggulnya. Untuk ke depan, tanggul sebagai jalan poros perlu juga kita perkuat lagi, karena belum kokoh. Karenanya sekarang 10 keluarga masih terdampak," jelas Tanwirul.

Ia menambahkan, ada 600 jiwa yang terdampak banjir di Desa Sungai Rukam dan mayoritasnya adalah petani. Otomatis ketika banjir datang, lahan pertanian mereka total seluas 400 hektare, juga ikut terendam dan gagal panen.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7775 seconds (0.1#10.140)