Masjid Agung Keraton Liya Togo Dibangun dari Batu Karang dan Putih Telur

Jum'at, 31 Mei 2019 - 05:00 WIB
Masjid Agung Keraton Liya Togo Dibangun dari Batu Karang dan Putih Telur
Masjid Agung Keraton Liya Togo Dibangun dari Batu Karang dan Putih Telur
A A A
Selain kaya dengan wisata bahari masyarakat Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) mempunyai satu peninggalan sejarah keislaman yang saat ini masih berdiri kokoh. Peninggalan tersebut yaitu sebuah masjid yang bernama Masjid Mubarok di Benteng Liya Togo. Masjid ini konon dibangun dari susunan batu karang yang direkatkan dengan mengunakan adonan kapur dicampur dengan putih telur ayam. Masjid berusia ratusan tahun ini hingga kini masih terus digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah.
Masjid Agung Keraton Liya Togo Dibangun dari Batu Karang dan Putih Telur

Masjid ini merupakan masjid tertua kedua di Kabupaten Waktobi yang masih berdiri hingga kini, setelah Masjid Agung Keraton Wolio. Masjid Mubarok menjadi saksi penyebaran Islam di Pulau Wangi-Wangi, yang saat ini masuk menjadi bagian dari Kabupaten Wakatobi.

Masjid Mubarok ini didirikan pada tahun 1546 dan dikenal sebagai Masjid Agung Keraton Liya Togo di Pulau Wangi Wangi, Liya Togo, Wangi-Wangi Selatan, Liya Mawi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Masjid ini berjarak 8 kilometer dari Ibukota Kabupaten Wakatobi dapat ditempuh menggunakan alat transportasi roda dua dan empat. Masjid ini dibangun delapan tahun setelah pelantikan Sultan Buton pertama yaitu Sultan Murhum.

Masjid bersejarah ini dikelilingi oleh Benteng Liya Togo yang terbuat dari batu koral, namun bentuk asli masjid masih bertahan hingga kini tidak ada perubahan walau sudah beberapa kali diperbaiki.

Triadi tokoh masyarakat Liya Togo mengatakan, dalam masjid ada empat tiang dan terdapat tangga yang terbuat dari bambu. Pada zaman dulu muadzin mengumandangkan azan di atas plafon agar terdengar oleh warga.

Masjid Liya Togo saat ini masih menjadi pusat ibadah bagi warga sekitar apalagi di bulan suci Ramadhan. Warga masih melakukan salat dan menjadikan tempat pertemuan di masjid. Dulunya Masjid Mubarok ini selain sebagai pusat peribadatan juga sebagai pusat kegiatan budaya di Wakatobi.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4085 seconds (0.1#10.140)