Kisah Heroik Pahlawan Demokrasi dari Pesisir Raja Ampat Mengawal Logistik Pemilu

Minggu, 21 April 2019 - 15:17 WIB
Kisah Heroik Pahlawan Demokrasi dari Pesisir Raja Ampat  Mengawal Logistik Pemilu
Kisah Heroik Pahlawan Demokrasi dari Pesisir Raja Ampat Mengawal Logistik Pemilu
A A A
WAISAI - Disaat pesta demokrasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Legislatif 17 April 2019 usai, semua warga negara Indonesia disibukkan dengan hasil pemilu tersebut, mereka lupa bahwa di seluruh tanah air Indonesia banyak kisah heroik para pahlawan demokrasi yang mempertaruhkan nyawa mereka dalam mengamankan dan menyukseskan jalannya proses pemilu tersebut hingga tuntas.

Tak hanya petugas KPPS yang gugur dalam melaksanakan tugasnya, sebanyak 9 aparat kepolisian pun gugur dalam melaksanakan tugas mengawal proses pesta demokrasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta pemilu legislatif 17 April 2019 yang baru saja kita lewati.

Mereka adalah pahlawan demokrasi yang telah meninggalkan keluarga demi suksesnya Pemilu 2019 dan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh pelosok negeri saat pesta demokrasi berlangsung dan mereka adalah pahlawan bangsa yang sangat layak mendapatkan penghormatan setinggi-tingginya oleh Negara.

Perjuangan aparat Kepolisian di seluruh Indonesia dalam menyukseskan pesta demokrasi kali ini, tak hanya di wilayah barat Indonesia, di wilayah Bagian Timur Indonesia, aparat Kepolisian dari Polres Raja Ampat pun juga berjibaku dengan medan yang ekstrim melintasi laut untuk mengawal logistik pemilu agar aman tiba di 204 TPS yang tersebar di 24 distrik dan 117 kampung.

Ya perjuangan mereka melewati wilayah perairan dimana Kabupaten Raja Ampat yang hampir 90 persen merupakan wilayah perairan harus mereka tempuh agar logistik pemilu tersebut tiba dengan selamat di lokasi TPS.

Tak peduli ombak, angin dan hujan dan jalan medan yang sulit di beberpaa kampung di wilayah kabupaten Raja Ampat, mereka tetap berjuang demi suksesnya Pemilu 17 April 2019 lalu. Wilayah tersulit pun seperti wilayah pulau terluar pun mereka jangkau hanya dengan menggunakan speed boat dan juga motor tempel. Tentunya resiko besar menanti di depan mata, namun demi tersalurkannya hak pilih warga masyarakat, dan keamanan serta ketertiban masyarakat dalam pesta demokrasi tersebut, mereka tak peduli akan resiko tersebut.

"Ya kami total dalam pelaksanaan pengamanan pemilu 17 April 2019, anggota kami sebarkan di 25 distirk dan 117 kampung, kami melaksanakan pengamanan sesuai protap yang ada, saya bangga dengan Anggota yang tetap sabar dalam melaksanakan tugas negara yang mulia ini. Agar proses pelaksanaan pemilu presiden dan wakil presiden serta pemilu legislatif 17 April 2019 kemarin bisa berjalan dengan baik," ungkap Kapolres Raja Ampat, AKBP Edy Setyanto Erning saat meninjau pos-pos pengamanan pemilu di beberapa wilayah di Raja Ampat, Minggu (21/4/2019).

Edy mengatakan, dalam tugas pengamanan kali ini, aparat Kepolisian yang dibantu pihak TNI tetap menjaga netralitas dan menjaga nama baik kesatuan.

Menurut Edy, kehadiran aparat kepolisian serta TNI dalam pengamanan pemilu, sesuai dengan protab yang ada dimana aparat gabungan hanya bertugas di luar TPS dan tentunya aparat TNI Polri tetap netral dalam pelaksanaan pengamanan pemilu.

"Dilarang keras memotret atau mendokumentasi kegiatan pencoblosan dan perhitungan suara.
Dilarang keras berada di dalam TPS kecuali ada permintaan dari petugas TPS. Tugasnya hanya mengawasi dan mengamankan kegiatan jalannya pencoblosan. Jaga netralitas Polri. Jaga kekompakan antara Polri dan TNI yang bertugas di TPS," tegas Edy.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7864 seconds (0.1#10.140)