Akui Jokowi-Maruf Kalah di Jawa Barat, Ini Kata Ketua TKD Dedi Mulyadi

Kamis, 18 April 2019 - 17:07 WIB
Akui Jokowi-Maruf Kalah di Jawa Barat, Ini Kata Ketua TKD Dedi Mulyadi
Akui Jokowi-Maruf Kalah di Jawa Barat, Ini Kata Ketua TKD Dedi Mulyadi
A A A
BANDUNG - Meski penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih berlangsung, namun Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) Jawa Barat mengakui, pasangan Jokowi-Ma'ruf kalah di Provinsi Jabar. Ketua TKD Jokowi-Ma'ruf Jabar Dedi Mulyadi menyatakan, mengacu pada hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei, termasuk quick count internalnya, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 itu kalah atas pesaingnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dedi menerangkan, hasil quick count internalnya pun tak jauh berbeda dengan hasil quick count sejumlah lembaga survei yang sudah dirilis media massa nasional. Dedi menyebutkan, quick count internalnya menghasilkan data akhir Prabowo-Sandi meraih suara sekitar 60 persen dan Jokowi-Ma'ruf 40 persen.

"Saya percaya dengan metode yang digunakan lembaga survei untuk quick count, 90 persen layak dipercaya," tegas Dedi saat ditemui di Hotel Novotel, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Kamis (18/4/2019).

Terlebih, lanjut Dedi, berdasarkan pengalamannya saat berkontestasi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018, hasil quick count lembaga survei tak jauh berbeda dengan hasil perhitungan suara secara manual yang dilakukan KPU.

"Saat saya dinyatakan kalah di Pilgub Jabar berdasarkan quick count, saya langsung mengucapkan selamat kepada Ridwan Kamil (pemenang Pilgub Jabar 2018)," ungkapnya.

Dedi pun mengungkapkan alasan utama Jokowi-Ma'ruf kalah di Jabar. "Persepsi warga Jabar tidak mengalami perubahan dari tahun 2014. Rumor di medsos (medsos) mendominasi pikiran masyarakat Jabar yang memang akses informasinya tinggi. Diserangnya sentimen agama, ini sudah sampai ke ujung kampung," papar Dedi.

Padahal, lanjut Dedi, pihaknya sudah bekerja maksimal untuk mendongkrak raihan suara Jokowi-Ma'ruf di Jabar, termasuk meluruskan berbagai informasi miring yang kerap dialamatkan kepada Jokowi maupun Ma'ruf Amin. Namun, diakui Dedi, upayanya itu tak cukup mampu mengubah pemikiran sebagian besar warga Jabar yang sudah terpengaruh politik identitas itu.

"Ikhtiar politik sudah maksimal, dari mulai pembentukan opini, door to door ke masyarakat. Saya pun ikut terjun kampanye ke masyarakat," katanya.

"Bahkan, dari sisi hitungan politik atau program tanpa ngomongin infrastruktur, seperti PKH (Program Keluarga Harapan) saja yang sudah disalurkan kepada 1,7 juta penerima manfaat di Jabar tak memberikan efek signifikan," sambungnya.

Dedi menambahkan, terkait sentimen agama terhadap Jokowi-Ma'ruf, sosok cawapres Ma'ruf Amin yang dikenal luas sebagai seorang ulama dan kiai pun ternyata tak cukup kuat menangkalnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6000 seconds (0.1#10.140)