Banjir Bandang di Sentani, Kerugian Ditaksir Rp454 Miliar

Jum'at, 29 Maret 2019 - 18:41 WIB
Banjir Bandang di Sentani, Kerugian Ditaksir Rp454 Miliar
Banjir Bandang di Sentani, Kerugian Ditaksir Rp454 Miliar
A A A
JAKARTA - Kapusdatin Humas BNPB Sutopo Purwo mengatakan, berdasarkan data sementara, jumlah kerugian akibat bencana banjir bandang di Sentani, Papua diperkirakan mencapai Rp454 Miliar. Namun, data itu bisa berubah sesuai perkembangan yang ada.

"Total data kerugian dan kerusakan sementara akibat banjir bandang mencapai Rp454 Miliar. Data ini akan kita gunakan sambil kita hitung berapa kebutuhan untuk merecovery nantinya kita akan masuk masa rehabilitasi dan rekonstruksi," ujarnya pada wartawan di Matraman, Jakarta Timur Jumat (29/3/2019).

Menurutnya, kerugian itu terjadi di sektor kerusakan pemukiman mencapai Rp252 miliar, di sektor infrastruktur mencapai Rp174 miliar, di sektor ekonomi mencapai Rp22,6 miliar, di sektor sosial, seperti Madrasah, tempat ibadah dan semacamnya Rp4 milyar, dan lintas sektor Rp 1 miliar.

Ke depan, kata dia, guna membangun dan memulihkan kembali infrastruktur, pemukiman, ekonomi produktifnya, dan semacamnya perlu dilakukan beberapa hal. Pertama, relokasi penduduk dilakukan di wilayah pemukiman yang ada di zona merah atau wilayah rawan bencana.

Lalu, ungkapnya, pemulihan ekosistem yang ada di Gynung Cyclop, sebagaimana perintah Presiden RI pada BNPB untuk segera melakukan pemulihan. Salah satunya, penanaman satu juta pohon, rehabilitasi gutan dan lahan serta naturalisasi dan normalisasi sungai yang saat ini sudah hampir rata dengan tanah.

Semua itu, harua dilakukan bersama oleh pemerintah daerah dan instansi lainnya. "Lalu juga pemantauan titik longsor, pembangunan dam, dan semacamnya yang mana dilakukan selama masa transisi darurat," terangnya.

Sejauh ini, tambahnya, penanganan darurat bencana di Sentani, Papua telah berjalan baik fan terkontrol. Bantuan logistik pun cukup untuk 14 hari ke depan, apalagi bantuan masih terus berdatangan dari berbagai pihak, termasuk dari pemerintah daerah tetangga.

"Ada pun masalah utama, khususnya untuk warga itu penyediaan air bersih karena air danau Sentani tak bisa dikonsumsi. Sebabnya, terpolusi banjir bandang dan semacamnya," katanya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3893 seconds (0.1#10.140)