Profil Geng Motor XTC: Sejarah, Perkembangan dan Transformasi
loading...
A
A
A
XTC atau Exalt To Coitus adalah sebuah organisasi otomotif yang didirikan pada tahun 1982 oleh 7 pemuda. Seiring waktu, nama ini kemudian diubah menjadi Exalt To Creativity, dengan simbol berupa bendera berwarna putih-biru muda-biru tua dengan gambar lebah di tengahnya.
Simbol ini melambangkan solidaritas antar anggota, di mana jika satu anggota diserang, yang lain akan datang membela, layaknya lebah.
Untuk menjadi anggota XTC, calon anggota harus menjalani proses penggojlogan di Lembang. Salah satu tes yang harus mereka ikuti adalah mengendarai motor tanpa rem hingga ke rumah. Kegiatan lain dari XTC termasuk konvoi yang sering dilakukan bersama-sama.
Musyawarah pertama XTC Indonesia dilaksanakan di Bandung. Hasil dari musyawarah tersebut memilih Donny Akbar sebagai ketua umum XTC periode 2019-2024. Donny Akbar juga dikenal sebagai pemilik perusahaan transportasi online BeeGo.
Pada awalnya, XTC didirikan sebagai wadah bagi pemuda Bandung yang memiliki minat di dunia otomotif. Seiring berjalannya waktu, organisasi ini mulai dikenal oleh kalangan muda, terutama di kalangan remaja SMP dan SMA.
Namun, di mata sebagian masyarakat, XTC sering dianggap sebagai geng motor yang terlibat dalam aktivitas jalanan seperti balapan liar dan bahkan tindakan kriminal.
Dalam kelompok XTC, terdapat terminologi seperti Panglima Perang (Koordinator Perang) dan Rampasan Perang.
Panglima Perang adalah individu yang dipilih melalui musyawarah internal dan bertugas menjadi garda terdepan jika terjadi bentrokan.
Rampasan Perang adalah tindakan yang bertujuan meningkatkan harga diri kelompok dengan cara merampas kendaraan rival, yang kemudian dibakar sebagai tanda unjuk kekuatan.
Menuju usia ke-40, XTC Indonesia resmi mengubah statusnya menjadi organisasi masyarakat (ormas) pada 7 Juni 2015 di Bandung.
Sebelumnya, pada 23 April 2013, XTC sudah bertransformasi menjadi organisasi kepemudaan (OKP). Namun, karena batasan usia dalam OKP, banyak anggota yang sudah berumur di atas 40 tahun. Oleh karena itu, perubahan menjadi ormas dianggap lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
Ivan, salah satu pendiri XTC, menjelaskan bahwa perubahan ini dilakukan sebagai respons terhadap tuntutan zaman. Sejak berdiri pada 31 Desember 1982, XTC telah bertransformasi dari organisasi otomotif menjadi ormas. Anggotanya tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara lain seperti Jepang, Taiwan, Malaysia, Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat.
Untuk mengubah stigma negatif, XTC memperketat tata tertib keanggotaan dan menjalin komunikasi dengan berbagai instansi, seperti polisi, TNI, dan pemerintah.
Ivan menegaskan bahwa XTC siap membantu program pemerintah, TNI, dan Polri.
"Kami adalah organisasi nonpartisan, namun kami terbuka untuk bekerja sama dengan organisasi politik maupun nonpolitik demi tercapainya Indonesia yang tenteram, adil, makmur, dan sejahtera dengan moto Kekuatan dalam Persaudaraan," katanya.
Ivan juga mengakui bahwa masih ada beberapa individu yang berperilaku seperti anggota geng motor dan mengatasnamakan XTC. Namun, dia meyakinkan bahwa polisi sudah bisa membedakan antara XTC asli dan palsu.
Dengan berbagai upaya ini, XTC berkomitmen untuk terus bertransformasi dan berkontribusi positif bagi masyarakat, menjaga solidaritas antar anggota, serta mendukung program-program pembangunan nasional.
Lihat Juga: Ngeri! Penampakan 10 Beton Paku Bumi Jatuh dari Truk Akibat Ikatan Lepas di Jalan Soekarno-Hatta Bandung
Simbol ini melambangkan solidaritas antar anggota, di mana jika satu anggota diserang, yang lain akan datang membela, layaknya lebah.
Untuk menjadi anggota XTC, calon anggota harus menjalani proses penggojlogan di Lembang. Salah satu tes yang harus mereka ikuti adalah mengendarai motor tanpa rem hingga ke rumah. Kegiatan lain dari XTC termasuk konvoi yang sering dilakukan bersama-sama.
Musyawarah pertama XTC Indonesia dilaksanakan di Bandung. Hasil dari musyawarah tersebut memilih Donny Akbar sebagai ketua umum XTC periode 2019-2024. Donny Akbar juga dikenal sebagai pemilik perusahaan transportasi online BeeGo.
Pada awalnya, XTC didirikan sebagai wadah bagi pemuda Bandung yang memiliki minat di dunia otomotif. Seiring berjalannya waktu, organisasi ini mulai dikenal oleh kalangan muda, terutama di kalangan remaja SMP dan SMA.
Namun, di mata sebagian masyarakat, XTC sering dianggap sebagai geng motor yang terlibat dalam aktivitas jalanan seperti balapan liar dan bahkan tindakan kriminal.
Dalam kelompok XTC, terdapat terminologi seperti Panglima Perang (Koordinator Perang) dan Rampasan Perang.
Panglima Perang adalah individu yang dipilih melalui musyawarah internal dan bertugas menjadi garda terdepan jika terjadi bentrokan.
Rampasan Perang adalah tindakan yang bertujuan meningkatkan harga diri kelompok dengan cara merampas kendaraan rival, yang kemudian dibakar sebagai tanda unjuk kekuatan.
Menuju usia ke-40, XTC Indonesia resmi mengubah statusnya menjadi organisasi masyarakat (ormas) pada 7 Juni 2015 di Bandung.
Sebelumnya, pada 23 April 2013, XTC sudah bertransformasi menjadi organisasi kepemudaan (OKP). Namun, karena batasan usia dalam OKP, banyak anggota yang sudah berumur di atas 40 tahun. Oleh karena itu, perubahan menjadi ormas dianggap lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
Ivan, salah satu pendiri XTC, menjelaskan bahwa perubahan ini dilakukan sebagai respons terhadap tuntutan zaman. Sejak berdiri pada 31 Desember 1982, XTC telah bertransformasi dari organisasi otomotif menjadi ormas. Anggotanya tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara lain seperti Jepang, Taiwan, Malaysia, Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat.
Untuk mengubah stigma negatif, XTC memperketat tata tertib keanggotaan dan menjalin komunikasi dengan berbagai instansi, seperti polisi, TNI, dan pemerintah.
Ivan menegaskan bahwa XTC siap membantu program pemerintah, TNI, dan Polri.
"Kami adalah organisasi nonpartisan, namun kami terbuka untuk bekerja sama dengan organisasi politik maupun nonpolitik demi tercapainya Indonesia yang tenteram, adil, makmur, dan sejahtera dengan moto Kekuatan dalam Persaudaraan," katanya.
Ivan juga mengakui bahwa masih ada beberapa individu yang berperilaku seperti anggota geng motor dan mengatasnamakan XTC. Namun, dia meyakinkan bahwa polisi sudah bisa membedakan antara XTC asli dan palsu.
Dengan berbagai upaya ini, XTC berkomitmen untuk terus bertransformasi dan berkontribusi positif bagi masyarakat, menjaga solidaritas antar anggota, serta mendukung program-program pembangunan nasional.
Lihat Juga: Ngeri! Penampakan 10 Beton Paku Bumi Jatuh dari Truk Akibat Ikatan Lepas di Jalan Soekarno-Hatta Bandung
(shf)