14 Anak Pengidap HIV/AIDS Ditolak Sekolah, Ganjar: Mereka Butuh Diperhatikan

Sabtu, 16 Februari 2019 - 16:09 WIB
14 Anak Pengidap HIV/AIDS Ditolak Sekolah, Ganjar: Mereka Butuh Diperhatikan
14 Anak Pengidap HIV/AIDS Ditolak Sekolah, Ganjar: Mereka Butuh Diperhatikan
A A A
SOLO - Kasus 14 Anak dengan HIV/AIDS (ADHA) yang ditolak sekolah di SDN Purwotomo Solo mendapat perhatian serius Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar meminta semua pihak khususnya Pemkot Solo segera melakukan langkah yang bijaksana.

"Saya minta orang tua siswa yang anaknya ditolak itu segera menghadap Wali Kota Solo. Pasti tidak akan ditolak, nanti pasti diarahkan," kata Ganjar, Sabtu (16/2/2019).

Menurut dia, semua warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan tidak boleh ada diskriminasi, termasuk anak pengidap HIV/AIDS. Adanya penolakan dari wali murid siswa lain di sekolah tersebut karena ketidakpahaman masyarakat mengenai penyakit HIV/AIDS. Untuk itu, dia meminta semua wali murid didudukkan bersama dan diberi penjelasan.

"Semua wali murid yang menolak diajak duduk bersama. Dijelaskan dan diajak rembugan. Memang harus dijelaskan, apa itu HIV/AIDS, bagaimana cara penularannya, bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka dan sebagainya," tegasnya.

Diketahui, sebanyak 14 anak ditolak oleh Wali Murid untuk bersekolah di SDN Purwotomo Solo. Mereka yang sudah masuk di sekolah itu sejak awal tahun lalu terpaksa harus keluar karena orang tua siswa lain menuliskan surat keberatan dan mendesak sekolah mengeluarkan 14 anak tersebut.
Untuk sementara, 14 anak pengidap HIV/AIDS tersebut ditampung di Yayasan Lentera. Sudah sepekan terakhir, 14 anak tersebut tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa.

Kasus ini sudah ditangani oleh Pemkot Solo. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan, akan berupaya mendapatkan solusi pada pekan ini. Kemungkinan, nantinya 14 anak tersebut akan disekolahkan di sekolah-sekolah yang dekat dengan anak-anak tersebut.

"Sebenarnya ada solusi untuk homeschooling, namun itu akan menjadi diskriminatif. Mudah-mudahan mereka bisa di terima di sekolah lain yang dekat dengan rumah singgah," katanya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7200 seconds (0.1#10.140)