Keranda jenazah Bu Sayu warga RT 12/RW VI Gorean Lor dihayutkan dengan ban mobil sebagai pelampung. Ada tujuh warga yang mengikutinya dari belakang dengan cara mencemplungkan badan ke Kali Lamong yang kedalamannya mencapai 1,5 meter. “Ini masih lumayan tidak begitu dalam,” ujar Nur Huda (34) Ketua GP Ansor Ranting Cermen Lerek, Rabu (13/2/2019).
Perangkat Bidang Kesra Cermen Lerek, Marzuki menyatakan, upaya menghayutkan keranda jenazah itu cara paling cepat untuk sampai TPU. Sebab, bila mengikuti jalur normal lewat darat harus menempuh jarak 6 kilometer (Km).
Baca Juga:
“Dulu kan TPU jadi satu. Tapi karena Cermen Lerek kena banjir tahunan Kali Lamong. Akhirnya kena sodetan dan TPU nya terpisah kena Kali Lamong,” katanya.
Marzuki menambahkan, menghanyutkan keranda jenazah dilakukan pada saat Kali Lamong sedang pasang. Kalau surut, bisanya langsung dibawa berantai menyebrangi Kali Lamong. “Karena memang tidak ada jembatan. Kami sudah lama mengeluhkan ke Pemkab tapi tidak pernah direspons,” akunya.
Biasanya, lanjut Marzuki, tidak pernah diekspos. Namun, saat meninggalnya Sayu ada upaya sengaja diviralkan untuk menarik perhatian pihak berwenang.
(wib)