8 Fakta Kecelakaan Maut Fortuner di Kawasan Gunung Bromo Malang

Rabu, 15 Mei 2024 - 06:43 WIB
loading...
8 Fakta Kecelakaan Maut Fortuner di Kawasan Gunung Bromo Malang
Kecelakaan maut tewaskan empat penumpang di kawasan Wisata Gunung Bromo, Kabupaten Malang. Foto: MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Kecelakaan maut terjadi di kawasan Wisata Gunung Bromo, Kabupaten Malang. Sebuah mobil yang dinaiki 9 orang terjun ke jurang yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Peristiwa terjadi Senin (13/5) sekitar pukul 18.00 WIB.

Sejumlah fakta dirangkum dibalik peristiwa nahas yang menimpa rombongan warga asal Gondanglegi, Kabupaten Malang ini.

1. Korban Rombongan Keluarga

Korban kecelakaan berjumlah 9 orang dari mobil Toyota Fortuner dengan Nopol B 1683 TJG, itu merupakan satu keluarga besar. Mereka baru saja menghadiri undangan pernikahan dari salah satu keluarga besar di daerah Lumajang.

Kerabat korban Nur Kholifin menjelaskan, bila mobil yang mengalami kecelakaan di Jurang Lajing, Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, merupakan warga Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Mereka hendak pulang usai mengantarkan rombongan pernikahan kembali pulang ke Gondanglegi, Kabupaten Malang. ”Itu rombongan manten habis dari Lumajang, mau pulang ke Malang lewat situ. Rumahnya Gondanglegi, lebih dekat lewat situ,” ucap Nur Kholifin.

Salah satu korban meninggal dalam peristiwa itu yakni Sulimah, memang baru saja menikahkan anaknya sepekan lalu. Makanya, rombongan keluarga besar itu menuju Lumajang, untuk mengadakan acara ngunduh mantu di rumah mempelai pria.

2. Minim Penerangan Jalanan Menurun

Rombongan pernikahan asal Gondanglegi, Kabupaten Malang itu memilih jalur pintas ke Lumajang, melalui kawasan Wisata Gunung Bromo. Jalur dilalui melalui Senduro, Ranupani, masuk ke area Jemplang, hingga masuk ke Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Malang.

Jalur itu memang rawan karena saat malam hari pencahayaannya cukup kurang. Apalagi hal ini
diperkuat dengan jalur dari arah Jemplang menuju Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, didominasi jalanan menurun.

Camat Poncokusumo Didik Agus Mulyono mengakui jalur yang dilalui korban minim penerangan di malam hari. Lokasinya berada di kawasan TNBTS, yang didominasi hutan menjadi penyebabnya. Apalagi jalur itu sebenarnya bukanlah jalur utama dari Malang ke Lumajang.

Minimnya penerangan sempat membuat proses evakuasi korban dan mobil kesulitan. Proses evakuasi korban dibantu pencahayaan dari mobil dan lampu tambahan. Sedangkan untuk mobil Toyota Fortuner tidak langsung dievakuasi, karena minimnya pencahayaan.

3. Empat Korban Tewas

Dari 9 orang penumpang mobil nahas itu, empat korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian. Keempatnya yakni Imriti Yasin Alirahbini (51), pengemudi mobil, yang memiliki KTP di Gunungsari Indah Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya.

Kemudian Moch. Mushili Irvani (33), Tutik Kuntiarini (38), dan Sulimah (57), ketiganya merupakan warga Gondanglegi, Kabupaten Malang. Empat orang korban itu mayoritas mengalami luka di kepala.

Selain itu, lima korban mengalami luka-luka, dimana tiga di antaranya merupakan anak-anak. Kelimanya masing-masing Siti Aminah (30), warga Gondanglegi Wetan, Kabupaten Malang, yang mengalami luka di wajah, punggung, serta lecet-lecet.

Sedangkan empat korban lainnya yakni tiga orang merupakan warga Kedurus, Surabaya yakni Fatin (33), yang mengalami luka patah tulang, Nafla Syakira, berjenis kelamin laki-laki berusia 8 tahun yang mengalami patah tulang kaki kiri.

Kemudian Naila Salsabila anak berusia 6 tahun yang mengalami patah tulang kanan, serta Hafis Muhammad (7) dari Gondanglegi Wetan, yang mengalami patah tulang kaki kanan. Semua korban sementara dievakuasi ke RS Sumber Sentosa, Tumpang.

4. Evakuasi Berlangsung Dramatis

Area jatuhnya mobil itu berada di jurang sedalam 80 hingga 100 meter dari kawasan Gunung Bromo. Medannya yang sulit dan penerangan kurang membuat proses evakuasi para korban luka sempat terkendala.

Dari empat korban meninggal dunia, mayoritas memang terpental keluar mobil. Sedangkan lima korban luka, termasuk tiga anak-anak berada di dalam mobil.Proses evakuasi korban luka harus menggunakan tali dan ditarik pelan-pelan. Pasalnya mobil berada di jurang yang cukup dalam.

5. Kesaksian Mengerikan Warga

Kecelakaan maut ini berlangsung begitu cepat. Saat itu ada rombongan dua mobil dari arah Lumajang menuju Malang. Keduanya berjalan beriringan, hingga akhirnya tiba jelang Simpang Tiga Jarak Ijo, mobil kedua yang dikendarai Imriti Yasin Alirahbini kehilangan jejak.

Petugas penjaga pintu masuk TNBTS Karwanto menjelaskan, ia menerima laporan dari warga adanya kecelakaan mobil di Dusun Jarak Ijo. Saat itu memang ada dua mobil rombongan sehabis acara ada undangan di daerah Senduro, Lumajang.

”Kita di sini mendapatkan laporan dari warga, yang dari arah Ngadas mau pulang ke Jarak Ijo, habis kondangan, dia pulang mobil dua, yang satu terjun ke jurang,” ucap Karwanto.

Dari keterangan warga Jarak Ijo, yang ada di rombongan mobil pertama, bahwa awalnya dua mobil itu melaju beriringan. Tetapi setibanya di kawasan Jarak Ijo, mobil yang dikemudikan Imriti Yasin Alirahbini (51) itu tak juga tampak.

Saat dicek dari laporan warga bahwa benar memang ada jejak kecelakaan di lokasi kejadian. Mobil masuk ke jurang di gelapnya malam. Mobil diduga kuat keluar Jalan Raya Ngadas - Gubugklakah, hingga jatuh ke jurang di bawahnya.

Ia berasumsi melihat lokasi kejadian pertama mobil itu terbang dari jalan di atas, hingga jatuh ke jalanan di bawah yang merupakan jalanan penghubung antar dusun, hingga terus jatuh ke jurang sedalam 80 hingga 100 meter.

6. Lima Korban Dirujuk ke RST Soepraoen.

Lima korban luka dari 9 orang penumpang di mobil Toyota Fortuner nahas itu dievakuasi ke rumah sakit yang lebih memadai. Rujukan itu dilakukan setelah korban mendapat perawatan pertama di RS Sumber Sentosa, Tumpang.

7. Korban Tewas Dimakamkan Berdampingan

Korban tewas ibu dan anak dari kecelakaan di Gunung Bromo, yakni Sulimah (57) dan Muhammad Muslihi Irvani (33) dimakamkan pada Selasa pagi (14/5/2024) di TPU) Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.

Kedua korban itu dimakamkan secara berdampingan. Prosesi pemakaman dihadiri ratusan pelayat dari keluarga, tetangga, kerabat, dan teman-teman semasa hidup kedua korban.

8. Hasil Olah TKP

Polisi melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan diperoleh hasil bahwa mobil Fortuner yang melaju dari timur ke barat itu sempat membentur bukit dahulu dari bagian kiri mobil.

”Selanjutnya mobil terus melaju kencang hingga oleng ke kanan. Kemudian menabrak pembatas jalan buatan,” ujar Kasatlantas Polres Malang AKP Adis Dani Garta.

Mobil juga masih melaju kencang ketika jalanan menurun, hingga diduga mengalami selip yang membuat menabrak bukit. Bahkan polisi juga tidak menemukan jejak pengereman di lokasi kejadian.

Kencangnya laju kendaraan itu membuat pengemudi tak lagi mampu mengendalikan kendaraannya, saat kendaraan melintasi jalanan menurun. Meski demikian, pihaknya akan mengecek kembali terkait kondisi teknis kendaraan, dari rem usai proses evakuasi kendaraan.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2966 seconds (0.1#10.140)
pixels