Kunjungi Mahakam Ulu, Kepala BKKBN Ajak Masyarakat KB dan Cegah Stunting

Senin, 13 Mei 2024 - 12:47 WIB
loading...
Kunjungi Mahakam Ulu, Kepala BKKBN Ajak Masyarakat KB dan Cegah Stunting
Kepala BKKBN dokter Hasto dan Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur Sunarto mengunjungi Kabupaten Mahakam Ulu. Foto/Istimewa
A A A
MAHAKAM ULU - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dokter Hasto dan Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur Sunarto mengunjungi Kabupaten Mahakam Ulu. Kunjungannya untuk menyosialisasikan pelayanan KB dan stunting.

Untuk sampai ke lokasi, dokter Hasto harus mengarungi Sungai Mahakam dengan speed boat selama tiga jam. Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Tering Kabupaten Kutai Barat menuju Kabupaten Mahakam Ulu.

Lokasi yang dituju Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, dengan Ibu Kota Ujoh Bilang. Kabupaten Mahakam Ulu berada di hulu Sungai Mahakam dan berbatasan langsung dengan Kalimantan Barat dan negara Malaysia, tepatnya berada di Kecamatan Long Apari.



Daerah seluas 15.315 kilometer persegi tersebut bisa dibilang benar-benar berada di dalam Rimba Borneo atau Kalimantan. Mayoritas penduduknya suku Dayak dan kondisi geografisnya didominasi pegunungan atau perbukitan, hutan.

Sungai merupakan jalur utama transportasinya. Walaupun berlokasi sangat jauh, kondisi masyarakat di sini tidak luput dari perhatian dokter Hasto untuk mengobarkan semangat pelayanan KB dan kampanye penurunan stunting.

Puskesmas Ujoh Bilang merupakan lokasi peninjauan pelayanan KB yang dikunjunginya pada Minggu, 12 Mei 2024. Berjarak sekitar setengah jam perjalanan dari pelabuhan, Puskesmas ini sudah ramai dipadati para akseptor yang akan memasang KB implan 1 batang.

Seperti yang biasa dilakukan pada kunjungan sebelumnya, dokter Hasto memasangkan implan kepada seorang ibu yang baru melahirkan sebulan lalu.

Kepala Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Mahakam Ulu Petronella Tugan menyambut hangat kedatangan dokter Hasto di fasilitas kesehatan (faskes) binaannya. Petronella bercerita terdapat tantangan tersendiri untuk program KB di wilayahnya.

Sulit untuk meningkatkan kesertaan KB karena masih terdapat budaya di mana masyarakat cenderung menganggap KB adalah hal abu.

”Karena penduduknya sedikit, dengan wilayah yang cukup luas, sehingga masyarakatnya banyak yang keberatan apabila jumlah anak di Mahakam Ulu dibatasi hanya dua,” kata Petronella Tugan, Senin (13/5/2024).

Namun, dirinya beserta Tim Pendamping Keluarga (TPK), para dokter, bidan, perawat, kader, beserta Penyuluh KB, tak henti-hentinya memberikan edukasi mengenai pentingnya KB dan aktif melakukan penggerakkan kepada masyarakat.

”Kita harapkan ke depan masyarakat lebih aware untuk menggunakan KB terutama implan karena efek sampingnya rendah bisa langsung digunakan setelah melahirkan, dipakai selama tiga tahun. Tidak repot seperti minum pil setiap malam, ketika lupa bisa kebobolan,” ujarnya.

Dia menyebut selain KB, juga digalakkan upaya percepatan penurunan stunting melalui pemberian makanan tambahan, berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. “Melalui Kementerian Agama juga untuk mencegah pernikahan dini,” katanya.

Prevalensi stunting di Kabupaten Mahakam Ulu berada pada angka 10,78 persen berdasarkan elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) 2023. Angka tersebut sudah menunjukkan penurunan dari sebelumnya 14,8% di 2022.

Kepala BKKBN dokter Hasto menjelaskan sebetulnya yang menjadi concern kualitas SDM. Walaupun tinggal di daerah hulu, menurutnya, tetap saja masyarakatnya harus hebat. “Memang jalanannya belum bagus, namun SDMnya harus bagus,” kata dokter Hasto.

“Saya tidak datang untuk menekan masyarakat maksimal anak dua, tapi misalnya anak tiga kehamilannya dijarakkan tiga tahun. Karena saya sangat concern dengan membangun kualitas SDM," ujarnya.

Hal itu diungkapkan dokter Hasto seusai memasangkan KB implan, lalu berdiskusi terbuka dengan para akseptor yang hadir. Salah satunya Ibu Tipung (40) yang memiliki lima anak. Akseptor KB ini sebelumnya memakai pil dan mengaku akan dipasang implan.

”Memang lebih bagus pakai susuk, karena sekarang sudah modern, sudah 1 batang. Hari ini pasang susuk nanti diganti setelah tiga tahun,” katanya.

Implan 1 batang menurutnya unik karena dapat dipakai sampai tiga tahun. Dapat pula dipasangkan langsung setelah ibu melahirkan. Cara pemasangannya pun mudah, tidak pakai pisau, melainkan menggunakan jarum kecil.

”Ibu Tipung ini bagus jarak anak keempatnya umur enam tahun, dan yang kelimanya satu tahun tujuh bulan. Jadi, bagus karena jaraknya sudah lebih dari tiga tahun. Kurang bagusnya, kebanyakan,” ucap dokter Hasto.

Harapannya edukasi mengenai KB di Kabupaten Mahakam Ulu terus digalakkan. Tujuannya untuk memperbaiki kualitas SDM. Sehingga anak akan tumbuh sehat berkualitas apabila jarak kelahiran ibu diatur.

Stunting di Mahakam Ulu angkanya terendah di Kalimantan Timur, karena jumlah penduduknya hanya 38.000. Saya yakin stunting betul-betul bisa dicegah. Setahun 650 orang yang hamil di Mahakam Ulu, sebulan 60 lebih sedikit, kira-kira sehari yang melahirkan dua orang,” paparnya.

Tantangan untuk mengatasi hambatan sejatinya sudah merupakan hal biasa bagi tenaga kesehatan. Dokter Hasto bercerita ketika menjadi satu-satunya dokter yang bertugas di daratan hulu, tepatnya di Puskesmas Melak dan Puskesmas Kahala.

Di sana pasien yang berobat berpikirnya sudah identik dengan meminta disuntik. Karena keterbatasannya, biaya berobat pun seringkali dibayar dengan nanas dan singkong.

“Masyarakat Dayak ikhlas-ikhlas, dahulu mereka naruh ayam, makanan, buah di depan pintu puskesmas, kalau ditanya tidak ada yang mengaku. Makanya dokter dan bidan sekarang ini disyukurilah, dulu lima tahun saya tidak dibayar,” tegasnya.

Membangkitkan dan memotivasi para tenaga kesehatan yang hadir, dokter Hasto pun membagikan pengalamannya dahulu ketika bertugas di wilayah terpencil ini.

Dokter Hasto mengaku pernah bertemu dengan seorang pastor (pemuka agama Katolik), yang kata-katanya masih diingat sampai saat ini. Di dalam situasi yang sangat sulit, pastor tersebut justru memberinya sebuah kata-kata motivasi.

Nasihat tersebut terus ia terapkan. Bahkan ketika dua kali menjabat sebagai Bupati Kulonprogo DI Yogyakarta. Seberat apapun keadaan, apabila disyukuri, katanya akan selalu ada jalan yang terbuka yang memudahkan.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3579 seconds (0.1#10.140)
pixels