DPR: Indonesia Kuat Hadapi Dinamika Geopolitik Timur Tengah

Senin, 22 April 2024 - 15:12 WIB
loading...
DPR: Indonesia Kuat Hadapi Dinamika Geopolitik Timur Tengah
Anggota Komisi XI DPR Puteri Anetta Komarudin. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Puteri Anetta Komarudin mengatakan, kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih kuat dan tangguh hadapi dinamika geopolitik di kawasan Timur Tengah. Pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan masih di atas 5 persen (yoy), di atas pertumbuhan ekonomi global 3,2 persen (yoy).

Di samping itu, inflasi juga masih terkendali pada 3,05 persen (yoy) pada Maret 2024.



Menurut Puteri, posisi cadangan devisa juga masih tinggi sebesar 140,4 miliar dolar AS pada Maret 2024. Bahkan, surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Februari 2024 sebesar 0,87 miliar dolar AS.

"Indikator-indikator ini tentu menjadi bekal kita untuk tetap yakin dan optimistis bahwa ekonomi Indonesia masih tetap kuat di tengah risiko konflik Timur Tengah," ujarnya, Minggu (21/4/2024).

Kendati demikian, ada hal-hal yang patut diwaspadai dari adanya ketegangan di wilayah Timur Tengah. Terdapat potensi disrupsi pada suplai logistik di Selat Hormuz dan Laut Merah.

Apalagi selat ini berperan penting terhadap 30 persen jalur perdagangan minyak dunia. Selat Hormuz itu 33 ribu kapal minyak dan Laut Merah itu sekitar 27 ribu kapal. Sehingga, pastinya berdampak pada kenaikan harga minyak mentah dunia. Akibatnya, pasti terhadap harga BBM dalam negeri.

Namun, pemerintah sudah menegaskan bahwa harga BBM tidak akan naik hingga Juni 2024. Hal ini menjadi wujud keberpihakan APBN melalui subsidi BBM untuk melindungi daya beli masyarakat.

"Ke depan kami terus dorong pemerintah untuk memantau harga minyak dunia serta menyiapkan berbagai upaya memitigasi segala potensi risiko dampak yang muncul," ujar politikus Partai Golkar ini.

Menurut dia, dampak sektor keuangan juga perlu diantisipasi. Terlebih, dolar indeks yang mengalami penguatan sehingga memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah. Bagi sektor riil, dampak depresiasi nilai tukar tentu akan sangat berpengaruh terhadap impor.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1024 seconds (0.1#10.140)