Penuhi Hak Anak, Ribuan Orang Tua Disadarkan di Candi Prambanan

Minggu, 16 Desember 2018 - 07:09 WIB
Penuhi Hak Anak, Ribuan Orang Tua Disadarkan di Candi Prambanan
Penuhi Hak Anak, Ribuan Orang Tua Disadarkan di Candi Prambanan
A A A
YOGAYAKARTA - Maraknya persoalan anak, mulai dari penelantaran hingga kekerasan menjadikan keprihatinan tersendiri. Dinas sosial DIY pun berusaha melakukan penyadaran bersama untuk memperhatikan anak sesuai dengan hak-haknya.

Ribuan anak dan orang tua dikumpulkan di komplek Candi Prambanan, Sleman, sebagai bentuk kampanye pentingnya memerhatikan hak atas anak.

Agenda yang dibuat dengan konsep bermain, pentas kreativitas, serta penyuluhan orang tua, menjadi agenda besar penyadaran pentingnya memperhatikan anak, mengetahui kebutuhan anak, hingga pola pengasuhan yang benar.

Ketua Panitia Kegiatan Temu Penguatan Kapasitas Anak dan Keluarga (Tepak) Alifatun Mardiyah mengatakan, kegiatan temu anak ini merupakan upaya penyadaran bagi orang tua akan pentingnya untuk melindungi anak-anak di lingkungan keluarga. Hal ini dilakukan dengan pelibatan orang tua dan menjadikan anak sesuai dengan usianya sehingga menjadikan anak bahagia.

"Salah satu hak anak dalam UU Perlindungan Anak adalah hak anak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri," ucapnya seusai acara Tepak di kompleks Candi Prambanan, Sabtu, 15 Desember 2018.

Untuk itu, lanjut dia, orang tua wajib melindungi anak-anak sesuai dengan kebutuhannya. Dengan penyadaran tersebut, anak-anak bisa tumbuh sehat dan bahagia. "Kami juga berikan beberapa permainan dan juga menghadirkan pegiat anak kak Seto Mulyadi," ucapnya.

Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi turut memberikan pembekalan dan penguatan konsep budaya sithik eding. Konsep sithik eding merupakan konsep dasar untuk melakukan restorasi sosial di masyarakat Yogyakarta.

"Kami memiliki keyakinan restorasi sosial menjadi salah satu upaya mengembalikan entitas atau jati diri masyarakat jawa. Jika ini bisa dilakukan, maka tidak terjadi penelantaran anak," ucapnya.

Untung mengungkapkan, sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat Jawa saat ini sudah tergerus dengan perkembangan zaman. Padahal jika konsepsi Jawa dengan sithik edhing dikembalikan, maka perlahan semangat untuk saling mengasihi, menghormati, dan menghargai bisa ditumbuhkan.

"Mulai dari anak-anak harus dibiasakan saling menghormati, dan menghargai. Begitu juga orang tuanya. Semua harus disadarkan pada pentingnya konsep konsep filosofi Jawa," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4150 seconds (0.1#10.140)