Kembali Meletus, Ini Catatan Sejarah Panjang Erupsi Gunung Ruang
loading...
A
A
A
SITARO - Gunung Ruang merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di Sulawesi Utara (Sulut). Gunungapi stratovolcano Tipe-A ini berlokasi di Pulau Ruang, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara.
Catatan sejarah yang dirangkum dari berbagai sumber, letusan Gunung Ruang di antaranya terjadi pada tahun 1603, 1808, 1810, 1840, 1870, 1871, 1874, 1889, 1904, 1905, 1914, 1915, 1946, 1949 dan 2002.
Erupsi terakhirnya pada 25 September 2002 terjadi setelah gunung ini mengalami 50 tahun lebih masa istirahat. Letusan tersebut menghasilkan kolom letusan dengan ketinggian lebih dari 5 km di atas puncak, satelit mendeteksi ketinggian abu vulkanik hingga lebih dari 16 km.
Pada tahun 1808 Erupsi meledak dari kawah pusatnya. Seluruh tubuh gunung api tertimbun bahan letusan mengakibatkan Pulau Tagulandang sebelah barat dan selatan rusak namun tidak ada korban manusia.
Pada 27 - 28 Agustus 1870, terjadi erupsi agak kuat yang membuat Pulau Ruang rusak total, rumah, hewan, dan tumbuhan semuanya musnah. Pada 1871 erupsi diawali oleh gempa terasa agak hebat yang terjadi di pertengahan Februari, pada 2 Maret terjadi longsoran di puncak, pada 3 Maret malam terjadi lagi gemp.
Di udara terdengar suara gemuruh bagaikan erupsi dan tidak lama kemudian datang gelombang pasang melanda pantai Tagulandang. Gelombang itu tingginya diperkirakan sampai 25 meter dan menyerang sejauh 180 meter dari pantai.
Gelombang pertama tak lama kemudian disusul oleh yang kedua. Di Buhias jatuh korban 300 sampai 400 orang. Erupsi Gunung api Ruang baru terjadi kemudian pada 9 dan 14 Maret, menyemburkan batu dan pasir.
15 November 1874 terjadi erupsi hebat menyemburkan abu dan batuan pijar, asap erupsi membumbung dari kawah, longsoran meluncur di sepanjang lereng gunung api, tanaman banyak yang rusak dan rumah penduduk terbakar.
Tahun 2002 erupsi yang bersifat eksplosif dengan tinggi kolom letusan mencapai kurang lebih 20 KM yang disertai dengan aliran awan panas dan melanda wilayah seluas 1,6 kilometer bujur sangkar. Sedikitnya 1.200 warga harus diungsikan dan sejumlah rumah warga hancur.
Setelah sempat tertidur selama 13 tahun, gunung api dengan ketinggian 725 meter di atas pemukaan laut ini kembali erupsi pada Maret 2015. intensitas kegempaan gunung yang terletak di Pulau Tagulandang itu fluktuatif antara 25 hingga 30 kali dalam rentang waktu 5 hingga enam jam.
Bahaya erupsi gunung api Ruang terutama berupa hempasan awan panas dan aliran lava yang dapat melanda seluruh pulau. Sedangkan bahaya terhadap pulau di sekitarnya yang berdekatan dapat berupa jutuhan bom vulkanik, lapili sampai abu yang mungkin masih panas. Bahaya lahar hanya terbatas di Pulau Ruang saja.
Saat ini Gunung Ruang kembali erupsi pada Selasa (16/4/2024) dengan mengeluarkan hujan batu dan awan panas. Dari laporan sementara Basarnas Manado, sebanyak 159 KK 495 Jiwa mengungsi dan masih terus bertambah. Dari Kampung Laingpatehi 73 KK, 247 Jiwa (Laki-laki 158 jiwa, Perempuan 89 Jiwa) mengungsi.
Catatan sejarah yang dirangkum dari berbagai sumber, letusan Gunung Ruang di antaranya terjadi pada tahun 1603, 1808, 1810, 1840, 1870, 1871, 1874, 1889, 1904, 1905, 1914, 1915, 1946, 1949 dan 2002.
Erupsi terakhirnya pada 25 September 2002 terjadi setelah gunung ini mengalami 50 tahun lebih masa istirahat. Letusan tersebut menghasilkan kolom letusan dengan ketinggian lebih dari 5 km di atas puncak, satelit mendeteksi ketinggian abu vulkanik hingga lebih dari 16 km.
Pada tahun 1808 Erupsi meledak dari kawah pusatnya. Seluruh tubuh gunung api tertimbun bahan letusan mengakibatkan Pulau Tagulandang sebelah barat dan selatan rusak namun tidak ada korban manusia.
Pada 27 - 28 Agustus 1870, terjadi erupsi agak kuat yang membuat Pulau Ruang rusak total, rumah, hewan, dan tumbuhan semuanya musnah. Pada 1871 erupsi diawali oleh gempa terasa agak hebat yang terjadi di pertengahan Februari, pada 2 Maret terjadi longsoran di puncak, pada 3 Maret malam terjadi lagi gemp.
Di udara terdengar suara gemuruh bagaikan erupsi dan tidak lama kemudian datang gelombang pasang melanda pantai Tagulandang. Gelombang itu tingginya diperkirakan sampai 25 meter dan menyerang sejauh 180 meter dari pantai.
Gelombang pertama tak lama kemudian disusul oleh yang kedua. Di Buhias jatuh korban 300 sampai 400 orang. Erupsi Gunung api Ruang baru terjadi kemudian pada 9 dan 14 Maret, menyemburkan batu dan pasir.
15 November 1874 terjadi erupsi hebat menyemburkan abu dan batuan pijar, asap erupsi membumbung dari kawah, longsoran meluncur di sepanjang lereng gunung api, tanaman banyak yang rusak dan rumah penduduk terbakar.
Tahun 2002 erupsi yang bersifat eksplosif dengan tinggi kolom letusan mencapai kurang lebih 20 KM yang disertai dengan aliran awan panas dan melanda wilayah seluas 1,6 kilometer bujur sangkar. Sedikitnya 1.200 warga harus diungsikan dan sejumlah rumah warga hancur.
Setelah sempat tertidur selama 13 tahun, gunung api dengan ketinggian 725 meter di atas pemukaan laut ini kembali erupsi pada Maret 2015. intensitas kegempaan gunung yang terletak di Pulau Tagulandang itu fluktuatif antara 25 hingga 30 kali dalam rentang waktu 5 hingga enam jam.
Bahaya erupsi gunung api Ruang terutama berupa hempasan awan panas dan aliran lava yang dapat melanda seluruh pulau. Sedangkan bahaya terhadap pulau di sekitarnya yang berdekatan dapat berupa jutuhan bom vulkanik, lapili sampai abu yang mungkin masih panas. Bahaya lahar hanya terbatas di Pulau Ruang saja.
Saat ini Gunung Ruang kembali erupsi pada Selasa (16/4/2024) dengan mengeluarkan hujan batu dan awan panas. Dari laporan sementara Basarnas Manado, sebanyak 159 KK 495 Jiwa mengungsi dan masih terus bertambah. Dari Kampung Laingpatehi 73 KK, 247 Jiwa (Laki-laki 158 jiwa, Perempuan 89 Jiwa) mengungsi.
(wib)