Pemerkosaan Terhadap Melati Disertai Ancaman Pembunuhan

Minggu, 14 Oktober 2018 - 18:15 WIB
Pemerkosaan Terhadap Melati Disertai Ancaman Pembunuhan
Pemerkosaan Terhadap Melati Disertai Ancaman Pembunuhan
A A A
MOJOKERTO - Pemerkosaan yang dialami secara beruntun oleh Melati (nama samaran), tak hanya melukai fisiknya. Gadis cilik berumur 13 tahun itu mengalami kekerasan mental. Setiap pelaku yang memerkosa dirinya, selalu memberikan ancaman yang membuatnya ketakutan.

Selama berbulan-bulan Melati harus menyimpan duka sendirian. Ia tak berani menceritakan kejadian pemerkosaan yang dilakukan tujuh bapak-bapak tetangganya secara beruntun. Tentu saja, itu lantaran para pelaku selalu melancarkan ancaman setiap kali akan maupun setelah memerkosa. Karena itulah, Melati memilih untuk tidak menceritakan derita itu kepada kedua orang tuanya yang dalam kondisi ekonomi tidak mampu.

Melati bertutur, ia akhirnya tak kuat menahan derita itu sendirian. Setelah berbulan-bulan menjadi sasaran pemerkosaan tujuh tetangganya secara bergantian, ia memilih untuk menyampaikannya kepada ibunya. Itu setelah dirinya merasa jika para pelaku sudah kelewat batas. "Pas pendarahan (menstruasi) itu saya baru cerita. Meski pendarahan, saya masih dipaksa begitu (melayani)," tutur Melati kepada SINDOnews, Minggu (14/10/2018).

Pemaksaan berhubungan badan selalu dialaminya. Tak hanya itu, para pelaku juga kerap melontarkan kalimat ancaman agar korban tak menceritakan kejadian ini kepada orang tuanya. Sehingga, ia memilih untuk diam. "Kalau cerita saya dibacok atau dibunuh. Selalu begitu. Saya takut dan tidak berani cerita ke siapa-siapa," ungkap Melati.(Baca Juga: Kisah Pilu Gadis 13 Tahun Digilir Tujuh Bapak-Bapak TetangganyaDiakuinya, selalu ada celah bagi para pelaku untuk memerkosanya. Bahkan, kebanyakan para pelaku memanfaatkan situasi saat korban berada di persawahan untuk mencari yuyu (kepiting air tawar). Bahkan, salah satu pelaku ia tak mengenalinya. "Orangnya pas di sawah. Saya diseret di kebun jagung lalu diperkosa," ujarnya.

Beberapa pelaku juga memilih cara halus. Usai melakukan pemerkosaan, pelaku memberikan sejumlah uang. Meski Melati menyebut, ia selalu menolak pemberian itu. "Tapi saya dipaksa menerima. Ada yang memberi Rp100.000. Ada juga yang ngasih seribu rupiah. Tapi ya itu, mereka selalu mengancam," ungkap gadis yang menderita epilepsi ini.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Muhammad Solikhin Fery mengatakan, polisi sudah meminta keterangan kepada sejumlah orang yang namanya disebut korban sebagai pelaku pemerkosaan. Fery menyebut, pihaknya tengah mengumpulkan bukti dan keterangan serta saksi untuk menjerat para pelaku. "Ada yang lemah di saksinya karena waktu kejadian tidak ada yang melihat. Tapi ada juga yang ada saksinya setelah pemerkosaan dilakukan," kata Fery.

Polisi juga telah melakukan visum terhadap korban. Fery menyebut, kemaluan korban memang telah robek dan dipastikan itu karena pencabulan. "Kondisinya ya begitu. Karena memang dari pengakuan korban, ada banyak yang melakukan pencabulan ini," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 5.0054 seconds (0.1#10.140)