KRI Spica 934 Temukan Longsoran Dasar Laut di Teluk Palu

Jum'at, 12 Oktober 2018 - 18:59 WIB
KRI Spica 934 Temukan...
KRI Spica 934 Temukan Longsoran Dasar Laut di Teluk Palu
A A A
JAKARTA - KRI Spica-934 milik TNI Angkatan Laut (AL) menemukan longsoran dasar laut pada kedalaman 200 - 500 meter di Tanjung Labuan, Wani, Teluk Palu, Sulawesi Tengah. KRI Spica 934 merupakan kapal yang diterjunkan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) untuk melakukan survei dan pemetaan pascagempa dan tsunami di perairan Teluk Palu.

Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro, temuan longsor dasar laut diperoleh KRI Spica setelah melakukan survei full covered dengan menggunakan Multibeam Echosounder EM-302 yang mampu mengukur kedalaman hingga 6000 M di dalam Teluk Palu.

Hasil yang diperoleh Tim Pushidrosal ini dibenarkan oleh Pakar Tsunami Dr Gegar Sapta Prasetya dan Dr Rahman Hidayat yang ikut on board di KRI Spica. "Keduanya menyebut longsoran dasar laut itu sebagai submarine slumps yang diperkirakan sebagai asal kekuatan tsunami," kata Harjo melalui keterangan pers yang diterima Sindonews, Jumat (12/10/2018).

Lebih lanjut, Harjo mengatakan, longsoran tanah di bawah laut ini sangat sulit diprediksi meski berbagai alat deteksi dini telah dipasang. "Terkadang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu menjelaskan seluruh kejadian di permukaan bumi ini," imbuhnya.

Kapushidrosal yang juga merupakan Indonesia Chief Hydrographer ini menjelaskan, KRI Spica juga mengecek kemungkinan adanya spot kedangkalan di mulut teluk dan menambah area pemeruman di luar perairan Teluk Palu. Hal itu dilakukan guna memperkuat data untuk pembuatan peta tematik mitigasi bencana.

Data akuisisi terbaru dari Pushidrosal tentunya dapat memberikan informasi dasar laut yang lebih detail mengingat kemampuan Multibeam Echosounder yang digunakan menghasilkan sapuan batimetri full coverage. Jadi setiap perubahan topografi dasar laut dapat digambarkan dengan lebih jelas.

Bagi pemerintah pusat, data dan informasi ini menjadi dasar membuat kebijakan bagaimana melakukan prediksi proses-proses geologi ke depannya serta menjadi informasi penting dalam usaha mitigasi bencana pascagempa disertai tsunami di masa yang akan datang.

Sedangkan bagi Pemerintah Daerah di Provinsi Sulteng dan pemkot Palu, data tersebut dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan kembali infrastruktur di sekitar pesisir serta penataan kembali rencana detail tata ruang.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1352 seconds (0.1#10.140)