Ridwan Kamil Dorong Seluruh UMKM di Jabar Hijrah ke Digital
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendorong seluruh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Jabar beralih menggunakan sistem digital dalam menjalankan bisnisnya.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menilai, pandemi global COVID-19 yang terjadi di Jabar turut membawa hikmah atau kontribusi positif terhadap perkembangan UMKM.
Apalagi, di masa pandemi ini, hampir 90% aktivitas ekonomi Jabar disokong oleh UMKM. Karenanya, kata dia, pandemi menjadi momentum bagi Jabar untuk membangkitkan ekonomi lewat digitalisasi UMKM dengan memanfaatkan perdagangan elektronik (e-commerce). (Baca juga: Ridwan Kamil: HUT ke-75 RI Momentum Kebangkitan )
"Dari hikmah COVID-19 ini, di 2021 kami akan memeratakan keadilan digital di seluruh Jawa Barat di desa-desa," kata Kang Emil, Sabtu (15/8/2020). (Baca juga: Tingkatkan Tangkapan Ikan, 27 Ribu Nelayan Akses Aplikasi Digital )
Merujuk pada data Redseer (2020) terkait volume transaksi e-commerce di tengah pandemi (periode Februari-Mei 2020), lanjut Kang Emil, volume penjualan naik 44% atau 121 juta penjualan. Jumlah pembeli pun naik 17% atau 17 juta pembeli. Selain itu, jumlah penjual ikut naik hingga 15% atau 1,45 juta penjual.
"Oleh karena itu, kami terus mempromosikan agar UMKM di Indonesia dan di Jawa Barat ini semuanya hijrah ke digital," kata dia.
Kang Emil juga memaparkan kondisi terkini terkait perekonomian Jabar serta strategi untuk membangkitkannya kembali. Berdasarkan studi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), ekonomi dan kesehatan Jabar dinilai dalam kondisi terkendali di tengah pandemi COVID-19 dimana Jabar berada pada kuadran I yang artinya ekonomi membaik dan kesehatan pun membaik.
"Berita baiknya Jawa Barat ini lebih terkendali secara umum dibanding provinsi besar lainnya terkait COVID-19, juga terkait ekonomi yang sudah kita relaksasi. Maka, Jawa Barat masuk ke kuadran di kanan atas, yaitu ekonomi membaik dan kesehatan membaik," kata dia.
Ada pun selama pandemi, Kang Emil berujar bahwa industri pangan atau pertanian menjadi sektor yang tidak terdampak secara signifikan. Dia pun yakin, dengan dukungan teknologi digital atau berbasis 4.0, industri pertanian akan menjadi ekonomi masa depan Jabar.
Dengan kondisi tersebut, Kang Emil juga mengajak kaum milenial dan generasi Z di Jabar untuk memanfaatkan potensi di desa dalam mengembangkan ekonomi berbasis perdesaan dengan dukungan teknologi digital.
"Dari catatan kami, industri pangan pertanian terkoreksinya sangat kecil dibanding jasa manufaktur. Jadi, pertanian menjadi sebuah keyakinan baru bahwa jika kita bisa swasembada, hal itu bisa menjadi peluang luar biasa bagi kaum milenial atau generasi Z," jelas dia.
"Maka kampanye saya sekarang adalah 'Mari kita tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia'. Tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia ini hanya bisa dilakukan kalau kita melakukan 4.0 atau digitalisasi," kata Kang Emil.
Selain UMKM dan pertanian yang didorong ke arah digital, Kang Emil pun menegaskan bahwa Pemprov Jabar memiliki visi "Digital West Java" di semua sektor termasuk urusan pemerintahan.
"Kami akan mentransformasikan seluruh mindset Jawa Barat ini ke digital. Dari level yang paling primitif, seperti men-scan dokumen sampai ke level yang paling canggih melakukan Internet of Things itu sudah dilakukan di Jawa Barat," kata dia.
Secara umum, digitalisasi masuk dalam salah satu peluang Jabar untuk membangkitkan ekonomi di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). Dia menyebutkan, terdapat tujuh sektor yang bisa menjadi peluang Jabar tersebut.
Pertama, menarik investasi dunia usaha yang akan bergeser dari China. Kedua, swasembada produk-produk kesehatan. Ketiga, medical tourism sebagai upaya mewujudkan Jabar menjadi pusat kesehatan terbaik di Indonesia. Keempat, hijrah 100% kepada automasi atau teknologi.
Kelima, inovasi digital. Keenam, inovasi untuk mendukung pelestarian lingkungan, salah satunya dengan membangun pabrik yang bisa mengubah plastik menjadi solar. Dan ketujuh, local tourism atau investasi dengan memanfaatkan sektor pariwisata lokal.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menilai, pandemi global COVID-19 yang terjadi di Jabar turut membawa hikmah atau kontribusi positif terhadap perkembangan UMKM.
Apalagi, di masa pandemi ini, hampir 90% aktivitas ekonomi Jabar disokong oleh UMKM. Karenanya, kata dia, pandemi menjadi momentum bagi Jabar untuk membangkitkan ekonomi lewat digitalisasi UMKM dengan memanfaatkan perdagangan elektronik (e-commerce). (Baca juga: Ridwan Kamil: HUT ke-75 RI Momentum Kebangkitan )
"Dari hikmah COVID-19 ini, di 2021 kami akan memeratakan keadilan digital di seluruh Jawa Barat di desa-desa," kata Kang Emil, Sabtu (15/8/2020). (Baca juga: Tingkatkan Tangkapan Ikan, 27 Ribu Nelayan Akses Aplikasi Digital )
Merujuk pada data Redseer (2020) terkait volume transaksi e-commerce di tengah pandemi (periode Februari-Mei 2020), lanjut Kang Emil, volume penjualan naik 44% atau 121 juta penjualan. Jumlah pembeli pun naik 17% atau 17 juta pembeli. Selain itu, jumlah penjual ikut naik hingga 15% atau 1,45 juta penjual.
"Oleh karena itu, kami terus mempromosikan agar UMKM di Indonesia dan di Jawa Barat ini semuanya hijrah ke digital," kata dia.
Kang Emil juga memaparkan kondisi terkini terkait perekonomian Jabar serta strategi untuk membangkitkannya kembali. Berdasarkan studi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), ekonomi dan kesehatan Jabar dinilai dalam kondisi terkendali di tengah pandemi COVID-19 dimana Jabar berada pada kuadran I yang artinya ekonomi membaik dan kesehatan pun membaik.
"Berita baiknya Jawa Barat ini lebih terkendali secara umum dibanding provinsi besar lainnya terkait COVID-19, juga terkait ekonomi yang sudah kita relaksasi. Maka, Jawa Barat masuk ke kuadran di kanan atas, yaitu ekonomi membaik dan kesehatan membaik," kata dia.
Ada pun selama pandemi, Kang Emil berujar bahwa industri pangan atau pertanian menjadi sektor yang tidak terdampak secara signifikan. Dia pun yakin, dengan dukungan teknologi digital atau berbasis 4.0, industri pertanian akan menjadi ekonomi masa depan Jabar.
Dengan kondisi tersebut, Kang Emil juga mengajak kaum milenial dan generasi Z di Jabar untuk memanfaatkan potensi di desa dalam mengembangkan ekonomi berbasis perdesaan dengan dukungan teknologi digital.
"Dari catatan kami, industri pangan pertanian terkoreksinya sangat kecil dibanding jasa manufaktur. Jadi, pertanian menjadi sebuah keyakinan baru bahwa jika kita bisa swasembada, hal itu bisa menjadi peluang luar biasa bagi kaum milenial atau generasi Z," jelas dia.
"Maka kampanye saya sekarang adalah 'Mari kita tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia'. Tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia ini hanya bisa dilakukan kalau kita melakukan 4.0 atau digitalisasi," kata Kang Emil.
Selain UMKM dan pertanian yang didorong ke arah digital, Kang Emil pun menegaskan bahwa Pemprov Jabar memiliki visi "Digital West Java" di semua sektor termasuk urusan pemerintahan.
"Kami akan mentransformasikan seluruh mindset Jawa Barat ini ke digital. Dari level yang paling primitif, seperti men-scan dokumen sampai ke level yang paling canggih melakukan Internet of Things itu sudah dilakukan di Jawa Barat," kata dia.
Secara umum, digitalisasi masuk dalam salah satu peluang Jabar untuk membangkitkan ekonomi di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). Dia menyebutkan, terdapat tujuh sektor yang bisa menjadi peluang Jabar tersebut.
Pertama, menarik investasi dunia usaha yang akan bergeser dari China. Kedua, swasembada produk-produk kesehatan. Ketiga, medical tourism sebagai upaya mewujudkan Jabar menjadi pusat kesehatan terbaik di Indonesia. Keempat, hijrah 100% kepada automasi atau teknologi.
Kelima, inovasi digital. Keenam, inovasi untuk mendukung pelestarian lingkungan, salah satunya dengan membangun pabrik yang bisa mengubah plastik menjadi solar. Dan ketujuh, local tourism atau investasi dengan memanfaatkan sektor pariwisata lokal.
(nth)