Perusahaan Unggas Terbesar di Asean Segera Berdiri di Gunungkidul

Selasa, 18 September 2018 - 15:19 WIB
Perusahaan Unggas Terbesar di Asean Segera Berdiri di Gunungkidul
Perusahaan Unggas Terbesar di Asean Segera Berdiri di Gunungkidul
A A A
GUNUNGKIDUL - Sebuah perusahaan unggas terbesar di Asia Tenggara segera berdiri di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Perusahaan ini rencanananya menempati lahan seluas 20 hektare di Desa Pacarrejo, Kecamatan Semanu.

"Saat ini proses perizinan sudah berjalan. Dan ketika semua sudah selesai kita akan rekruitmen tenaga kerja," kata Juru Bicara PT Widodo Makmur Unggas (WMU) Agung Nugroho kepada wartawan, Selasa (18/9/2018). Agung menyebut perusahaan ini nantinya membutuhkan sekitar 5.000 tenaga kerja.

Menurut Agung, pihaknya berusaha memproses perizinan di lokasi yang sesuai dengan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang dan Wilayah (Perda RTRT). Semua prosedur akan dilalui untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan. "Begitu juga dengan dampak lingkungan. Sebagai perusahaan besar, tentu saja PT WMU akan membuat IPAL yang standar. Dengan demikian, proses pengolahan limbah dipastikan menggunakan alat canggih sehingga tidak mencemari lingkungan terutama tanah," ujarnya.

Diakuinya, rencana pendirian perusahaan unggas ini menjadi polemik di kalangan pegiat karst dan geopark. Namun, menurut Agung, itu karena salah pemahaman, terutama terkait limbah. Agung menjamin limbah yang dihasilkan aman dan tidak mencemari lingkungan, terutama tanah di sekitar lokasi yang menjadi jalur sungai bawah tanah.

"Limbah ayam itu pupuk bagus. Artinya kami tidak mungkin membuangnya. Apalagi nilai ekonomi tinggi," kata Agung.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPT) Gunungkidul Irawan Jatmiko mengatakan, pihaknya berharap perusahaan segera menyelesaikan perizinan. Saat ini pengurusan analisa mengenai dampak lingkungan (amdal) terjadi perubahan dari sistem manual menjadi online single submission. "Tentu saja berubah lagi, Jadi kita masih menunggu," katanya.

Irawan berharap dengan masuknya perusahaan unggas yang menanamkan modalnya hampir Rp1 triliun, bisa memacu investor lain datang dan menanamkan investasi. "Yang jelas menggunakan kaidah aturan perizinan dan peruntukan kawasan. Maka kita akan layani investor dengan baik. Karena ini salah satu cara menekan urbanisasi dan juga mengurangi kemiskinan yang nyata," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 5.2709 seconds (0.1#10.140)