Apa Pengaruh Gempa NTB Terhadap Gunung Rinjani, Ini Kata Vulkanolog ITB

Senin, 20 Agustus 2018 - 18:43 WIB
Apa Pengaruh Gempa NTB Terhadap Gunung Rinjani, Ini Kata Vulkanolog ITB
Apa Pengaruh Gempa NTB Terhadap Gunung Rinjani, Ini Kata Vulkanolog ITB
A A A
LOMBOK - Gempa Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terus terjadi selama beberapa minggu terakhir diharapkan tidak berpengaruh terhadap aktivitas tiga gunung api di sekitar NTB, salah satunya Gunung Rinjani.Volkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman mengaku, mengkhawatirkan gempa yang terjadi secara beruntun di NTB berpengaruh terhadap aktivitas vulkanik Gunung Rinjani. Mengingat pusat gempa tersebut sangat dekat dengan Gunung Rinjani.

“Jika melihat sejarah letusan setidaknya sejak awal tahun 1900-an hingga sekarang, letusan pertama terjadi pada 1915 kemudian disusul berurutan 1944, 1966 dan 1994, yang kemudian juga disusul oleh letusan-letusan kecil tahun 2004 dan 2009. Ada pola letusan yang menarik sejak 1915 hingga 1994, rata-rata intervalnya adalah 26,3 tahun,” kata Mirzam, Senin (20/8/2018).

Artinya, kata dia, Gunung Rinjani akan mempunyai pola perulangan letusan jangka panjang pada rentang waktu tersebut. Jika letusan terakhir yang cukup besar terjadi tahun 1994 dan interval letusan yang dimilikinya 26,3 tahun, artinya Rinjani diperkirakan akan erupsi sekitar awal tahun 2020-an," katanya.

Menurut dia, letusan kecil saat 2004 dan 2009 tentu telah berperan juga dalam mengurangi akumulasi energi. Dia mengungkapkan sepertinya pada 2020 aktivitas Rinjani sulit untuk mengalami peningkatan. "Masyarakat Lombok, semoga diberi kekuatan dan kesabaran menghadapi gempa ini. Begitu juga Rinjani, mudah-mudahan tidak 'menyapa' kami semua saat ini," jelasnya.

Menurut dia, ada tiga gunung api aktif di sekitar Lombok, yaitu Gunung Agung, Tambora, dan Rinjani. Tambora dan Rinjani, kata dia, hingga kini masih stabil. Dia berharap tidak ada pengaruh gempa terhadap dua gunung itu.

Diketahui, lima gempa signifikan mengguncang tanah Lombok dalam waktu kurang dari satu bulan. Pada 29 Juli gempa berkekuatan 6.4 skala Richter di kedalaman 13 km menjadi gempa pembuka. Seminggu berselang, pada 5 Agustus Lombok diguncang kembali dengan kekuatan 7 skala Richter di kedalaman 32 km.

Tak sampai di situ, terjadi gempa-gempa dengan kekuatan yang lebih kecil namun sesekali diselingi oleh gempa dengan kekuatan yang lumayan besar. Yaitu gempa berkekuatan 5.9 SR pada kedalaman 16 km yang terjadi pada 9 Agustus 2018 dan terakhir yang baru saja terjadi pada 19 Agustus 2018, gempa dengan kekuatan 6.3 SR di kedalaman 14 km pukul 11.10 serta dengan kekuatan 6.9 di kedalaman 10 km.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4740 seconds (0.1#10.140)