Malaria Center Dukung Pemprov Papua untuk Menyambut PON 2020

Minggu, 12 Agustus 2018 - 19:09 WIB
Malaria Center Dukung Pemprov Papua untuk Menyambut PON 2020
Malaria Center Dukung Pemprov Papua untuk Menyambut PON 2020
A A A
JAYAPURA - Pada tahun 2020 Provinsi Papua akan mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 bersama Provinsi Papua Barat. Kepercayaan ini menjadi kebanggaan besar bagi seluruh penduduk Bumi Cenderawasih.

Sejak diumumkan pada tahun 2014, Papua telah banyak mempersiapkan diri terutama dari sisi infrastruktur. Namun masih ada satu kekhawatiran besar yaitu penyakit malaria. Kasus-kasus malaria ini terutama banyak ditemukan di daerah kawasan Timur Indonesia (KTI), yaitu Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku dan Maluku Utara.

Di Papua sendiri, Kabupaten Mimika menjadi satu dari lima daerah Kabupaten penyumbang kasus malaria terbanyak di Indonesia. Adapun empat kabupaten lainnya adalah Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi, dan Kabupaten Boven Digoel.

Demi membantu mengurangi penularan wabah malaria di Mimika, Freeport Indonesia melalui Community Health Development (CHD) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika bekerjasama mendirikan pusat pengendalian malaria dengan nama Malaria Center.

Lembaga ini merupakan lembaga yang berperan mengadvokasi, mengkoordinasi, dan memfasilitasi pelaksanaan program pengendalian Malaria di Mimika untuk mengeliminasi Malaria di Mimika tahun 2026.

Manager CHD Freeport Indonesia, Govert Waramori menjelaskan, bahwa upaya penanggulangan ini penting dalam rangka menunjang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Kabupaten Mimika tahun 2020 mendatang.

"Kita sedang berkolaborasi dan koordinasi bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika untuk menggiatkan kembali usaha pengendalian malaria. Harapannya dalam mencapai target Kabupaten Mimika bebas Malaria tahun 2026, kita bisa menjaga juga agar masalah Malaria tidak mengganggu penyelenggaraan PON di Papua,” kata Govert.

Govert juga menyampaikan bahwa Freeport berkomitmen untuk mendukung Malaria Center dalam mewujudkan target Pemprov Papua untuk mengeliminasi malaria dari tanah Papua pada tahun 2030.

Menurut Govert Waramori, upaya ini bisa berhasil bila semua stakeholder di bawah komando Dinas Kesehatan dapat berjalan seiring bersama untuk mengeliminasi malaria demi menyukseskan PON 2020 di Timika.

Govert juga menjelaskan bahwa Freeport mendukung penuh program yang dilaksanakan oleh Malaria Center untuk menyambut pelaksanaan PON tahun 2020.

Iswandi, sebagai koordinator teknis lapangan Malaria Center, menjelaskan lembaga yang dipimpinnya berjuang berupaya memberantas malaria di Kabupaten Mimika sejak tahun 2013 dengan dukungan penuh dari Freeport dan Pemerintah Kabupaten Mimika.

Iswandi menerangkan, beberapa pencapaian yang sudah dilakukan oleh Malaria Center. Pada tahun 2013 lembaga yang dipimpinnya melakukan penyemprotan insektisida ke 17 ribu rumah di Timika.

Pada tahun berikutnya yaitu pada 2014, angka ini bertambah hingga 24.037 rumah, dan di tahun 2015 menjadi 24,958 rumah.

Tidak hanya penyemprotan insektisida, Malaria Center juga melakukan pemasangan kelambu yang jumlahnya bertambah dari tahun ke tahun.

“Di tahun 2013, jumlah kelambu yang kita pasang mencapai 34.984 kelambu, kemudian pada 2014, angka itu bertambah hingga 61.147. Pencapaian kami juga bisa dibilang sangat menggembirakan. Dalam kurun waktu 2013 – 2014, angka penderita malaria di wilayah kami turun hingga 63,5%,” tambah Iswandi.

Selain ke rumah-rumah, Malaria Center juga kerap mengadakan sosialisasi dan tindakan pencegahan ke sekolah-sekolah dasar yang ada di Timika. Hasilnya, terjadi penurunan penderita malaria yang signifikan di wilayah tersebut.

Tercatat dari tujuh Sekolah Dasar (SD) yang termasuk ke dalam wilayah kerja Malaria Center, ditemukan adanya penurunan kasus positif malaria dari 88 kasus di tahun 2013 menjadi 28 kasus di tahun 2016.

“Sosialisasi ini sangat penting, karena penduduk pada umumnya tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencegah malaria. Contohnya, pada masa awal kami menjalankan aktivitas penyemprotan insektisida ke rumah-rumah penduduk, banyak yang menolaknya. Namun dengan sosialisasi yang baik, akhirnya banyak yang datang ke Malaria Center atau ke Dinas Kesehatan untuk disemprot rumahnya,” tutur Iswandi.

Semangat dari masyarakat untuk mengeliminasi malaria di Mimika terus tumbuh. Sosialisasi yang dilakukan di berbagai daerah padat penduduk hingga area pendidikan seperti sekolah dapat diterima dengan baik, juga oleh para siswa para guru di sekolah.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0614 seconds (0.1#10.140)