5 Petinju Jepang Juara Dunia 3 Divisi Atau Lebih Guncang Jagat Tinju

Inilah 5 petinju Jepang juara dunia 3 divisi atau lebih yang mengguncang jagat tinju berkat sepak terjangnya yang menakutkan dalam sejarah. Hozumi Hasegawa, Kazuto Ioka, Naoya Inoue, Junto Nakatani, dan Kosei Tanaka mencatatkan namanya dalam buku sejarah tinju Jepang setelah mengumpulkan juara 3 divisi atau lebih.

1. Hozumi Hasegawa (Kelas Bantam, Bulu, Bantam Super)
Hozumi Hasegawa pertama kali merebut sabuk kelas bantam WBC saat mengalahkan Veeraphol Sahaprom pada 16 April 2005. Gelar kedua direbut Hozumi di kelas bulu WBC setelah menaklukkan Juan Carlos Burgos pada 26 November 2010. Gelar divisi yang ketiga disabet Hozumi setelah mengalahkan Hugo Ruiz untuk merebut sabuk kelas bantam super WBC pada 16 September 2016. Hozumi menang RTD ronde 9 dari 12 ronde yang direncanakan.



2. Kazuto Ioka (Kelas Terbang Mini, Terbang Ringan, Terbang Super).
Kazuto Ioka merebut sabuk kelas terbang mini WBC pertama kali saat menang TKO ronde 5 atas Oleydong Sithsamerchai pada 11 Februari 2011. Ioka menyatukan sabuk kelas terbang mini WBC dan WBA setelah menang angka 12 ronde atas rekan senegaranya Akira Yaegashi.

Kazuto menambah sabuk juara divisi yang kedua setelah mengalahkan Jose Alfred Rodriguez untuk menjadi penguasa kelas terbang ringan WBA yang lowong. Ioka menang TKO pada 31 Desember 2012. Gelar divisi ketiga diraih Ioka setelah menghajar Aston Palicte dengan kemenangan TKO untuk menjadi juara kelas terbang super WBO pada 19 Juni 2019. Kazuto Ioka menyatukan sabuk kelas terbang super WBO dengan WBA setelah menang atas Joshua Franco pada 23 Juni 2023.

3. Naoya Inoue (Kelas Terbang Ringan, Terbang Super, Bantam, Bantam Super)
Naoya Inoue bisa dibilang menjadi petinju Jepang paling sukses dengan menjadi juara empat divisi plus dan kali juara tak terbantahkan. Tak heran bila Naoya Inoue dijuluki Monster KO berkat kemenangan KO yang menakjubkan.

Gelar divisi yang pertama diraih Naoya Inoue di kelas terbang ringan WBC saat menang TKO ronde 6 atas Adrian Hernandez pada 6 April 2014. Sabuk kelas terbang super WBO menjadi koleksi juara divisi yang kedua Naoya Inoue berkat kemenangan KO ronde 2 atas Omar Narvaez pada 12 Desember 2014.

Naoya Inoue merebut gelar divisi yang ketiga di kelas bantam ketika menahbiskan diri sebagai juara tak terbantahkan. Naoya Inoue merebut semua sabuk kelas bantam dengan rekor tidak terkalahkan. Sabuk kelas bantam IBF pertama kali direbut Naoya Inoue dengan menundukkan Emmanuel Rodriguez dengan TKO ronde 2 pada 18 Mei 2019.



Naoya menyatukan sabuk kelas bantam IBF dengan WBA super dan WBC setelah mengalahkan Nonito Donaire. Sabuk kelas bantam WBO melengkapi dominasi Naoya Inoue setelah menang TKO ronde 11 atas Paul Butler pada 14 Desember 2022.

Naoya Inoue menambah koleksi juara divisi yang keempat ketika naik kelas ke kelas bantam super. Naoya Inoue merampas sabuk kelas bantam super WBC dan WBO Stephen Fulton pada 25 Juli 2023. Ini membuat nama Naoya Inoue menjadi petinju pound-for-pound tak terkalahkan. Naoya Inoue menyatukan semua sabuk juara kelas bantam super WBC, WBO, WBA dan IBF setelah menang KO ronde 10 atas Marlon Tapales pada 26 Desember 2023.

4. Junto Nakatani (Kelas Terbang, Terbang Ringan, Bantam)
Nama Junto Nakatani melengkapi petinju Jepang yang meraih gelar juara 3 divisi atau lebih. Sabtu kemarin (24/2/2024), Junto Nakatani merebut gelar kelas bantam WBC setelah menang TKO ronde 6 atas Alexandro Santiago. Sebelumnya Nakatani meyandang juara kelas terbang WBO dan terbang ringan WBO.

5. Kosei Tanaka (Kelas Terbang Mini, Terbang Ringan, Terbang, Terbang Super)
Kosei Tanaka baru saja mencatat sejarah dengan merebut juara divisi yang keempat. Sejarah gelar divisi keempat diraih Kosei Tanaka setelah menang angka atas Christian Bacasegua dalam pertarungan kelas terbang super WBO pada 24 Februari 2024.
Tiga gelar divisi lainnya diraih Kosei Tanaka di kelas terbang mini WBO, terbang ringan WBO, dan terbang WBO. Sebuah prestasi luar biasa bagi Kosei Tanaka yang mengikuti jejak Naoya Inoue menjadi petinju Jepang yang menjadi juara empat divisi.