Film Agak Laen Tuai Kritik, Dinilai Misoginis dan Ableist

Jum'at, 23 Februari 2024 - 00:43 WIB
loading...
Film Agak Laen Tuai Kritik, Dinilai Misoginis dan Ableist
Film Agak Laen menjadi salah satu film yang laris yang sudah disaksikan lebih dari 6 juta penonton. Namun, nyatanya film ini juga menuai kritik. Foto/ Instagram
A A A
JAKARTA – Film Agak Laen menjadi salah satu film yang menarik perhatian dan sudah disaksikan lebih dari 6 juta penonton. Namun, nyatanya film ini juga menuai kritik.

Film garapan Ernest Prakasa ini dinilai sebagai film misoginis dan yang ableist, yakni bentuk diskriminasi dan kebencian terhadap perempuan.



Adapun ableist adalah diskriminasi dan prasangka sosial terhadap penyandang disabilitas atau orang yang dianggap sebagai difabel.

Kritik ini datang dari sejumlah netizen, salah satunya @runiarumndari. Menurutnya, meski Agak Laen menghibur dan punya keseruan dari segi plot serta chemistry para pemain, namun beberapa joke yang disajikan cukup mengganggu.

Akun @runiarumndari menyebut joke yang dimaksud adalah joke soal transpuan, tokoh disable, dan pelakor. Ia menilai joke pelakor sebagai misoginis, terlebih menurutnya ketika dalam film pelakor seolah dipandang sebelah mata.

"Sebelum mengungkapkan keresahanku, harus ku akui bahwa secara keseluruhan AGAK LAEN menghibur, punya keseruan—baik dari segi plot dan chemistry para pemain—yang bisa mengikat atensi penonton sepanjang durasi, serta tampak begitu fresh di antara lautan film horor lokal," cuit @runiarumndari.

"Tapi, ada beberapa joke yang menggangguku; soal transpuan, tokoh disable, dan “pelakor”. Term “pelakor” aja menurutku udah misoginis, apalagi ketika dalam film ia seolah dipandang sebelah mata. Call me a party pooper or whatever, tapi aku setuju dengan Geger Riyanto dalam tulisannya “Humor dan Kebejatan”, bahwa humor yang betulan lucu adalah yang bermain dengan penyimpangan ekspektasi—ada set up dan ada punchline. Sementara jokes di film ini yang tadi aku sebutkan, hanya mengolok saja. Bukan dark joke, tapi cuma “dark” saja. Pun, ada beberapa elemen yang bisa dikembangkan jadi joke betulan—bernada social commentary—yang sayangnya justru lewat begitu saja. Jika jokes “gelap” tadi diperbaiki, film ini bisa jadi salah satu film lokal top favoritku tahun ini," tulis dia.

Selain dari @runiarumndari, kritik juga datang dari netizen lain dengan akun @XXNZR__ yang dalam cuitannya menyebut film Agak Laen ableist karena mempertontonkan diskriminasi terhadap kaum disabilitas. Ia pun mengaku kecewa dengan film tersebut.



"Reaksi pertama gw kelar nonton Agak Laen adalah buka profil yang meranin karakter Obet. Bukan difabel. Ga lama, nanya pendapat beberapa temen difabel yang nonton atau minimal terpapar ceritanya ni film. Pada kesel tuh ternyata. Ya udah ableist berarti ini film. Kelar," tulisnya.

Untuk diketahui, film Agak Laen dinilai sukses membawa angin segar bagi industri perfilman Indonesia. Pasalnya, film besutan sutradara Muhadkly Acho ini menembus angka lebih dari 6 juta penonton.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2303 seconds (0.1#10.140)