NTT Alami Hari Tanpa Bayangan Sepekan ke Depan, Simak Penjelasan BMKG
loading...
A
A
A
KUPANG - Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami hari tanpa bayangan selama beberapa hari pada akhir Februari 2024. Keadaan itu berlangsung mulai hari ini, Rabu (21/2/2024), hingga sepekan ke depan.
Fenomena tanpa bayangan adalah keadaan ketika matahari tepat berada pada posisi paling tinggi di langit. Saat itu, posisi Matahari di langit sama dengan posisi lintang pengamat di Bumi.
Fenomena ini disebut pula sebagai Kulminasi Utama, berlangsung pada waktu tengah hari di lokasi tertentu. Di mana posisi Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.
Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat menghilang, karena persis bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari Kulminasi Utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, beberapa titik wilayah di NTT bakal jadi yang paling awal mengalami fenomena ini untuk periode pertama 2024.
Hari tanpa bayangan, dijelaskan oleh BMKG, terjadi karena bidang ekuator atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi.
Posisi Matahari dari Bumi memang akan terus berubah sepanjang tahun, antara 23,5 derajat LU hingga 23,5 derajat LS. Hal tersebut dikenal sebagai gerak semu harian Matahari.
BMKG mengatakan, tahun ini posisi Matahari akan tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret pukul 10.06 WIB (11.06 WITA) dan 22 September 2024 pukul 19.43 WIB (20.43 WITA).
Selain itu, lanjut BMKG, pada 21 Juni 2024 pukul 03.50 WIB Matahari berada di titik balik Utara dan berada di titik balik Selatan pada 21 Desember 2024 pukul 16.20 WIB.
Karena posisinya berada di sekitar ekuator, Kulminasi Utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun, dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.
Berbeda dengan Indonesia, fenomena Kulminasi Utama ini di kota-kota lain di berbagai belahan dunia terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut.
BMKG menambahkan, hari tanpa bayangan periode pertama 2024 di Indonesia akan terjadi mulai hari ini Rabu (21/2) di Baa, NTT, saat Kulminasi Utama tercapai pada pukul 12.01.29 WITA.
Secara umum, Kulminasi Utama pada periode pertama 2024 di Indonesia terjadi antara 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur, hingga 4 April 2024 di Sabang, Aceh.
Kulminasi utama periode kedua 2024 akan berlangsung sebaliknya, yakni mulai 7 September 2024 di Sabang, Aceh, dan berakhir pada 21 Oktober 2024 di Baa, NTT.
Selama sepekan ke depan, berikut ini adalah beberapa titik wilayah di Nusa Tenggara Timur, yang akan mengalami Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan:
21 Februari: Baa (NTT)
22 Februari: Seba (NTT)
23 Februari: Kupang, Oelamasi, Soe (NTT)
24 Februari: Waikabubak, Waingapu, Waibakul, Betun (NTT)
25 Februari: Kefamenanu, Tambolaka (NTT)
26 Februari: Taliwang (NTB); Atambua, Ende, Borong, Bajawa (NTT)
27 Februari: Denpasar, Mengwi, Tabanan, Gianyar, Klungkung, Bangli, Amlapura (Bali); Mataram, Praya, Gerung, Selong, Dompu, Sumbawa Besar, Woha, Bima (NTB); Ruteng, Maumere, Mbay, Labuan Bajo, Lewoleba (NTT); Merauke (Papua)
28 Februari: Malang, Pacitan, Banyuwangi (Jatim); Negara (Bali); Tanjung (NTB); Larantuka (NTT); Tiakur (Maluku)
29 Februari: Yogyakarta; Parigi (Jabar); Cilacap, Klaten (Jateng); Batu, Pasuruan (Jatim); Saumlaki (Maluku).
Fenomena tanpa bayangan adalah keadaan ketika matahari tepat berada pada posisi paling tinggi di langit. Saat itu, posisi Matahari di langit sama dengan posisi lintang pengamat di Bumi.
Fenomena ini disebut pula sebagai Kulminasi Utama, berlangsung pada waktu tengah hari di lokasi tertentu. Di mana posisi Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.
Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat menghilang, karena persis bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari Kulminasi Utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, beberapa titik wilayah di NTT bakal jadi yang paling awal mengalami fenomena ini untuk periode pertama 2024.
Hari tanpa bayangan, dijelaskan oleh BMKG, terjadi karena bidang ekuator atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi.
Posisi Matahari dari Bumi memang akan terus berubah sepanjang tahun, antara 23,5 derajat LU hingga 23,5 derajat LS. Hal tersebut dikenal sebagai gerak semu harian Matahari.
BMKG mengatakan, tahun ini posisi Matahari akan tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret pukul 10.06 WIB (11.06 WITA) dan 22 September 2024 pukul 19.43 WIB (20.43 WITA).
Selain itu, lanjut BMKG, pada 21 Juni 2024 pukul 03.50 WIB Matahari berada di titik balik Utara dan berada di titik balik Selatan pada 21 Desember 2024 pukul 16.20 WIB.
Karena posisinya berada di sekitar ekuator, Kulminasi Utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun, dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.
Berbeda dengan Indonesia, fenomena Kulminasi Utama ini di kota-kota lain di berbagai belahan dunia terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut.
BMKG menambahkan, hari tanpa bayangan periode pertama 2024 di Indonesia akan terjadi mulai hari ini Rabu (21/2) di Baa, NTT, saat Kulminasi Utama tercapai pada pukul 12.01.29 WITA.
Secara umum, Kulminasi Utama pada periode pertama 2024 di Indonesia terjadi antara 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur, hingga 4 April 2024 di Sabang, Aceh.
Kulminasi utama periode kedua 2024 akan berlangsung sebaliknya, yakni mulai 7 September 2024 di Sabang, Aceh, dan berakhir pada 21 Oktober 2024 di Baa, NTT.
Selama sepekan ke depan, berikut ini adalah beberapa titik wilayah di Nusa Tenggara Timur, yang akan mengalami Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan:
21 Februari: Baa (NTT)
22 Februari: Seba (NTT)
23 Februari: Kupang, Oelamasi, Soe (NTT)
24 Februari: Waikabubak, Waingapu, Waibakul, Betun (NTT)
25 Februari: Kefamenanu, Tambolaka (NTT)
26 Februari: Taliwang (NTB); Atambua, Ende, Borong, Bajawa (NTT)
27 Februari: Denpasar, Mengwi, Tabanan, Gianyar, Klungkung, Bangli, Amlapura (Bali); Mataram, Praya, Gerung, Selong, Dompu, Sumbawa Besar, Woha, Bima (NTB); Ruteng, Maumere, Mbay, Labuan Bajo, Lewoleba (NTT); Merauke (Papua)
28 Februari: Malang, Pacitan, Banyuwangi (Jatim); Negara (Bali); Tanjung (NTB); Larantuka (NTT); Tiakur (Maluku)
29 Februari: Yogyakarta; Parigi (Jabar); Cilacap, Klaten (Jateng); Batu, Pasuruan (Jatim); Saumlaki (Maluku).
(wib)