UII Gandeng Universitas Luar Negeri Teliti Kampung Kauman Yogya

Rabu, 11 Juli 2018 - 15:15 WIB
UII Gandeng Universitas Luar Negeri Teliti Kampung Kauman Yogya
UII Gandeng Universitas Luar Negeri Teliti Kampung Kauman Yogya
A A A
YOGYAKARTA - Universitas Islam Indonesa (UII) Yogyakarta bersama University of Malaya Malaysia (UM) dan National University of Singapore (NUS) menggelar penelitian di Kampung Kauman Yogyakarta selama tiga minggu, 9 Juli-2 Agustus 2018. Kegiatan yang dikemas dalam Kauman UM–NUS–UII Architectural Conservation Field School tersebut untuk mengungkap aset-aset budaya di kawasan Kauman yang belum diketahui publik.

Ketua Panitia Kauman UM–NUS–UII Architectural Conservation Field School, Arif Budi Sholihah mengatakan, sebagai kota budaya, Yogyakarta menyimpan berbagai potensi bangunan cagar budaya (BCB) yang sangat menarik untuk dilestarikan dan dikembangkan. Salah satunya kawasan Kampung Kauman, Yogyakarta.

Letak Kampung Kauman sangat strategis karena berada di pusat kota (Keraton Yogyakarta) dan dikelilingi berbagai destinasi wisata di sekitarnya. Apalagi di masa lalu Kauman dikenal sebagai kampung pedagang sekaligus pusat kegiatan agama Islam di wilayah Keraton.

"Keunikan inilah yang mendorong jurusan Arsitektur UII untuk menggandeng Jurusan Arsitektur dari National University of Singapore (NUS) dan University of Malaya Malaysia (UM) melakukan kegiatan ini," kata Arif di Pendopo Dalem Pengulon, Kauman, Yogyakarta, Rabu (11/9/2018).

Menurut Arif, ada tiga fokus pembahasan, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan Kauman. Kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan Design Guidelines Kawasan dan Infill Design yang dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan Kuaman di masa yang akan datang dengan berbasis potensi kawasan di dalamnya.

"Kauman nantinya akan menjadi kawasan heritage pendidikan. Sehingga yang datang ke sini bukan hanya sekedar berwisata, namun lebih dari itu juga akan belajar dengan kebudayaan setempat," katanya.

Dosen NUS, Johannes Widodo menambahkan para peserta penelitian akan melakukan pendataan, observasi dan berinteraksi langsung serta memetakan masalah yang dihadapi masyarakat setempat. Terutama untuk mengetahui suatu kondisi yang sebelumnya tidak banyak digali.

"Kita ingin agar program semacam ini memantik kesadaran masyarakat bahwa kampung mereka memiliki keunikan dan kekhasan yang harus dilestarikan agar generasi berikutnya dapat dengan bangga menikmatinya," katanya.

Pada akhir acara, yaitu 1 Agustus 2018 hasil dari kegiatan akan dipamerkan untuk umum dan pada 9 Agustus 2018 pameran akan diboyong ke NUS Tun Tan Cheng Lock Research Centre di Malaka, Malaysia.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8243 seconds (0.1#10.140)