8 Penerbangan Semarang-Denpasar Terdampak Erupsi Gunung Agung

Jum'at, 29 Juni 2018 - 16:48 WIB
8 Penerbangan Semarang-Denpasar Terdampak Erupsi Gunung Agung
8 Penerbangan Semarang-Denpasar Terdampak Erupsi Gunung Agung
A A A
SEMARANG - Sebanyak delapan penerbangan relasi Semarang-Denpasar terdampak erupsi Gunung Agung di Bali. Sebagian maskapai memilih pembatalan terbang, sementara lainnya melakukan penjadwalan ulang untuk melayani penumpang.

Delapan penerbangan tersebut terdiri empat pemberangkatan dan empat kedatangan. Pembatalan pertama dilakukan oleh maskapai Wings Air yang mestinya berangkat dari Bandara Internasional Ahmad Yani pukul 06.00 WIB. (Baca Juga: Bandara Ngurah Rai Ditutup 16 Jam Dampak Erupsi Gunung Agung)

Kemudian maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 447 yang mestinya berangkat pukul 14.15 WIB juga batal terbang. Selanjutnya, pesawat Nam Air IN 250 yang hendak berangkat pukul 14.25 WIB pun memilih batal terbang.

"Sementara maskapai Nam Air dengan nomor peberbangan IN 254 yang akan terbang pukul 17.45 WIB, melakukan re-schedule (penjadwalan ulang)," kata Communication and Legal Section Head Angkasa Pura I (AP I) Bandara A Yani Semarang, Dian Permata Sari, Jumat (29/6/2018).

Sedangkan tiga penerbangan dari Denpasar ke Semarang yang batal di antaranya Wings Air IW 1803 pada pukul 19.35 WIB, Garuda GA 446 pukul 13.30 WIB, dan Nam Air IN 251 pukul 17.25 WIB. Sementara Nam Air dengan nomor penerbangan IN 255 yang mestinya terbang pukul 22.00 WIB, memilih penjadwalan ulang.

Seperti diberitakan, asap dan abu vulkanik Gunung Agung telah menutupi ruang udara koordinat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hingga dilakukan penutupan mulai Jumat (29/6/2018) pukul 03.00 WITA sampai 19.00 WITA.

Hasil pantauan visual di Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG di Rendang, hingga pukul 06.00 WITA pagi ini, Gunung Agung masih mengeluarkan abu vulkanik dan kawah menyala api berwarna kemerahan dengan intensitas stabil dengan tinggi kolom abu mencapai 2.500 meter. Meski demikian, status masih tetap Siaga (Level 3).

"Belum dapat diperkirakan sampai berapa lama durasinya efusifnya. Saat ini masih terdeteksi microtremor pada alat seismograf PVMBG yang mengindikasikan adanya pergerakan magma ke permukaan," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Secara seismik teramati peningkatan amplitudo seismik secara cepat dalam tempo 12 jam terakhir. Kegempaan didominasi oleh gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang dimanifestasikan di permukaan dengan embusan mengeluarkan emisi gas dan abu vulkanik. Hujan abu terjadi di beberapa daerah di barat dan barat daya Gunung Agung.

"Wilayah yang terpapar abu sementara terjadi di wilayah Purage, Pempatan Rendang, Keladian, Besakih, Br Beluhu, Desa Suter karena dominan angin dan abu mengarah ke barat. Secara deformasi teramati inflasi sejak 13 Mei 2018 hingga saat ini dengan uplift sekitar 5 mm. Hal ini mengindikasikan masih adanya pembangunan tekanan oleh magma di dalam tubuh Gunung Agung. Hingga saat ini, inflasi tubuh Gunung Agung masih belum mengalami penurunan," tambahnya.

Radius berbahaya tetap di dalam radius 4 km dari puncak kawah. Masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Agung melakukan evakuasi mandiri. Sebanyak 309 jiwa masyarakat mengungsi yang berada di 3 titik pengungsi yaitu di Dusun Tegeh Desa Amerta Bhuana, Banjar Dinas Galih Desa Jungutan dan Banjar Desa Untalan Desa Jungutan di Kabupaten Karangasem.

"Masyarakat diimbau tetap tenang. BNPB terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, PVMBG, BMKG, BPBD, Pemda Bali, dan lainnya," pungkasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1807 seconds (0.1#10.140)