Hasil Quick Count Tidak Akan Beda Jauh dengan Rekapitulasi KPUD

Kamis, 28 Juni 2018 - 19:54 WIB
Hasil Quick Count Tidak Akan Beda Jauh dengan Rekapitulasi KPUD
Hasil Quick Count Tidak Akan Beda Jauh dengan Rekapitulasi KPUD
A A A
JAKARTA - Kemenangan Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar nomor urut 1 Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) di kontestasi Pilgub Jabar 2018 tidak terlalu mengejutkan. Sebab, hasil survei terakhir di bulan Juni menempatkan Rindu di posisi teratas. Ditambah masih ada 20 persen swing voters dan undecided yang belum menentukan pilihan.

Pengamat politik Firman Manan menyatakan hal tersebut menanggapi hasil quick count oleh yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei di Bandung pada Pilgub Jabar 2018.

"Angka Rindu di 32 persen konsisten hingga hari ini. Hasil quick count itu memotret suara di TPS. Beda dengan exit poll yang hasilnya bias karena ketika responden yang baru keluar dari TPS ditanya pilih siapa dia jawab pilih Rindu kan juga belum tentu, bisa jadi dia nyoblos yang lain," kata Firman, Kamis (28/6/2018).

Menurut dia, sejak kemarin KPUD masih melakukan real count. Tapi, hasil quick count yang sudah dilakukan beberapa lembaga survei seharusnya tidak beda jauh dengan real count yang dilakukan oleh KPUD. Alasannya, quick count lebih reliabel, bisa diandalkan sehingga ketika KPUD mengumumkan pemenang Pilkada Jabar pada 9 Juli nanti, hasilnya tidak beda jauh, asalkan quick count itu menggunakan metodologi yang benar dan kerangka sampling-nya juga tepat.

Hingga saat ini, KPUD Jabar masih menayangkan real count yang angkanya terus bergerak. Menurut Firman, walaupun suara yang masuk masih kecil, posisi Rindu masih di posisi teratas. Angka bisa dikatakan stabil jika suara yang masuk di atas 60 hingga 70 persen.

"Dugaan saya angkanya tidak jauh beda dengan hasil quick count, kalaupun ada perbedaan mungkin angkanya kecil sekitar nol koma," ujarnya.

Sambil menunggu hasil rekapitulasi dari KPUD, menurut Manan, sebaiknya semua pihak menghormati KPU sebagai lembaga yang punya otoritas untuk mengumumkan hasil penghitungan resmi Pilkada Jabar. Selama proses perhitungan, lakukan pengawalan melalui saksi. Jika terjadi dispute antara lembaga survei, sebaiknya cek metodologinya, kredibilitas dan rekam jejak lembaga survei tersebut.

Selama menunggu KPUD menghitung, menurut Firman, Rindu dan simpatisannya tidak usah berlebihan menunjukkan euforia kemenangan karena hal itu bisa memancing psikologi kelompok yang kalah versi quick count.

"Pidato kemenangan Kang Emil versi quick count bagus, karena dia mengingatkan simpatisannya untuk tidak merayakan euforia kemenangan secara berlebihan," ucap dia.

Kepada yang kalah, lanjut Firman, jangan mengembangkan teori-teori konspirasi, misalnya elite mengeluarkan statement yang negatif atau malah mengompori seperti terjadi manipulasi, lembaga survei bermain, dan lain-lain. Sebab, rakyat Jabar masih melihat dan mendengar ucapan elite.

"Mari kita pelihara tradisi baik. Misalnya, yang kalah mengakui kekalahan dan memberikan ucapan selamat bagi pemenang. Sikap elite seperti itulah yang bisa meredam potensi konflik," katanya.

Kalaupun pasangan yang belum mau menyatakan mereka kalah dan mengakui kemenangan pihak lain, harus hormati. Sebab, aturannya memang harus menunggu. "Tapi statement-nya cukup mengatakan masih menunggu hasil dari KPUD," ujarnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9577 seconds (0.1#10.140)