Jelang Lebaran, Disperindag Jateng Pantau Ketat Harga Sembako

Selasa, 29 Mei 2018 - 07:58 WIB
Jelang Lebaran, Disperindag Jateng Pantau Ketat Harga Sembako
Jelang Lebaran, Disperindag Jateng Pantau Ketat Harga Sembako
A A A
SEMARANG - Kenaikan harga kebutuhan pokok atau sembako selama Ramadhan dan menjelang Lebaran sudah diprediksi sebelumnya, meski kenaikannya belum terlalu signifikan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng berupaya memberikan jaminan stok sembako di wilayah Jawa Tengah aman dan mencukupi, termasuk jika ada lonjakan permintaan.

Oleh karena itu, Disperindag Jateng terus melakukan pengawasan dan pemantauan harga bahan pokok di pasaran. Hal itu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga sembako bisa berlangsung hingga lebaran dan pascalebaran. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jateng, Mohammad Santoso mengungkapkan, kemarin beberapa bahan pokok malah mengalami penurunan harga di pasaran.

"Dari pantauan kami, hingga hari ini yang mengalami kenaikan 5% hanya cabe rawit merah. Bahkan bahan pokok seperti beras dan gula mengalami penurunan harga. Kemarin yang sempat tinggi adalah beras. Namun saat ini turun. Bahkan saat kita tinjauan ada yang 9 ribu per kilonya," papar Santoso saat berbicara dalam Diskusi Prime Topic yang digelar MNC Trijaya FM Semarang, bertema Kendalikan Harga Sembako, di lobi Hotel Quest Semarang, Jawa Tengah, Senin 28 Mei 2018.

Atas kondisi tersebut, Santoso mengaku optimis pemenuhan kebutuhan bahan pokok untuk Ramadhan pada tahun ini akan lebih baik daripada bulan Ramadhan di tahun sebelumnya. Sebagai lankah antisipasi, saat ini pihaknya terus melakukan pemantauan dan pengawasan secara ketat harga kebutuhan pokok jelang Lebaran 2018. “Jika ada kenaikan, pihaknya akan langsung melakukan intervensi dengan memperbanyak suplai bahan pokok,” tegasnya.

Menurutnya, antisipasi dilakukan oleh pemerintah pusat, provinsi dan daerah dengan tim yang terintegrasi terkait penetrasi pasar. Pada pengalaman tahun sebelumnya, tim tersebut mengintegrasikan dengan stok yang ada. "Jadi ini salah satu langkah yang kita gunakan untuk intervensi pasar," ujar Santoso.

Sementara, Anggota Komisi B DPRD Jateng, Ferry Firmawan mengatakan bahwa kenaikan harga sembako jelang lebaran sudah bisa diprediksi. Dia menganggap wajar karena biasanya jelang lebaran, masyarakat yang berdagang butuh uang lebih, sehingga pada akhirnya menaikkan harga atau biasa dalam bahasa Jawa disebut mremo. "Akan tetapi tentu yang tidak diharapkan adalah harga tinggi, dan membuat daya beli masyarakat terhadap sembako, rendah. Atau terjadi kelangkaan," tukas Ferry.

Ketua LP2K Provinsi Jateng, Ngargono berharap pemerintah provinsi Jateng dalam hal ini Disperindag terus melakukan pengawasan harga sembako di pasaran baik selama Ramadan, menjelang hingga pasca Lebaran. “Dengan pengawasan tersebut akan membuat masyarakat lebih tenang dalam pemenuhan kebutuhan akan sembako,” ujar Ngargono.

Sebab itu, pihaknya menyambut positif kehadiran satgas pangan karena juga relatif memberikan rasa nyaman bagi masyarakat. “Secara psikologis bisa menenangkan pasar, terutama di H-7 hingga H+1. Karena ada titik rawan terutama menyangkut kebutuhan daging,” ujarnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3602 seconds (0.1#10.140)