Ngobrol Bareng Caleg, Peluru Tak Terkendali Tuntut Kesempatan bagi Generasi Muda

Minggu, 28 Januari 2024 - 21:18 WIB
loading...
Ngobrol Bareng Caleg, Peluru Tak Terkendali Tuntut Kesempatan bagi Generasi Muda
Komunitas kreatif Peluru Tak Terkendali (PTT) bersama anak muda Bekasi menghadiri pesta musik dan diskusi bareng calon legislatif (caleg) di Lapangan Mini Soccer Ganda Agung Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Komunitas kreatif Peluru Tak Terkendali (PTT) bersama anak muda Bekasi menghadiri pesta musik dan diskusi bareng calon legislatif (caleg) di Lapangan Mini Soccer Ganda Agung Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Peserta diskusi menuntut adanya kesempatan yang setara bagi generasi muda.

Komika Fico Fachriza menjadi pemantik percakapan di dalam sesi diskusi After Party Talk Show dan Karaoke yang digelar oleh Caleg PDIP untuk DPRD Kabupaten Bekasi Silviya Wahyu Putri dan DPRD Provinsi Jawa Barat Hendriek Lyston Sihotang. Fico yang juga anggota Peluru Tak Terkendali mengungkapkan kegelisahan anak muda Bekasi sangat banyak. Karena itu, para caleg yang harus memiliki visi dan misi nyata untuk mengakomodir suara anak muda dan masyarakat Bekasi secara umum.

Silviya Wahyu Putri mengamini pernyataan Fico, harus ada tokoh yang mengakomodasi pemuda agar lebih produktif. Dia mengatakan, Kabupaten Bekasi sebagai wilayah industri terbesar di Asia Tenggara, juga harus mengakomodasi perempuan dan ibu rumah tangga yang ingin bekerja.

"Kami akan berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan di Bekasi agar menyiapkan tempat industri untuk ibu-ibu. Nanti ibu-ibu akan dipersiapkan (bekerja)," katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/1/2024).

Ia berencana membuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengakomodasi para ibu yang senang di dapur, sehingga bisa menyalurkan bakatnya. Dengan begitu, para ibu akan mendapatkan tambahan pemasukan bagi keluarga.

Fico kemudian bertanya kepada Hendriek Lyston Sihotang bagaimana memecahkan persoalan di Kabupaten Bekasi jika terpilih menjadi wakil rakyat.

Menanggapi pertanyaan itu, Hendriek mengatakan, untuk memecahkan masalah di Kabupaten Bekasi, tidak bisa menggunakan jawaban imajiner. Namun harus berdasarkan program nyata. Perusahaan-perusahaan yang menanamkan modalnya di Kabupaten Bekasi, harus menerapkan aturan kuota khusus bagi warga asli Bekasi dan anak-anak yang baru lulus sekolah.

"Bekasi ini harus punya satu tatanan bagaimana lowongan pekerjaan ke depannya bisa merata. Di pabrik-pabrik harus diisi paling tidak sebagian pekerjanya ber-KTP Bekasi," katanya.

"Harapan saya ada satu peraturan daerah dari bupati yang mengelaborasi SMA dan SMK harus langsung ada satu kurikulum atau silabus yang mengajarkan dunia industri seperti apa. Contoh terkait kebutuhan dunia kerja, kebutuhan sikap kerja, di sekolah belum diajarkan itu," katanya.

Menurut Hendriek, Bekasi menghadapi permasalahan sangat kompleks. Meski terkenal sebagai daerah industri besar, tapi belum seluruh warga Bekasi menikmati lapangan pekerjaan yang disediakan. Kebanyakan karyawan adalah pendatang dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Karena itu, Hendriek juga berharap pada pemerintah agar melihat masalah hidup di Kabupaten Bekasi dan menekankan pada program padat karya serta bantuan kepada para petani.

"Kita jangan bilang Bekasi 8.000 pabrik tapi pengangguran-pengangguran bertebaran. APBD Bekasi tiap tahun Rp7 triliun, tapi hampir setiap tahun Rp1 triliun tak terpakai. Kelebihan anggaran ini harusnya dimanfaatkan untuk masyarakat pinggiran. Misalnya di sini petani belum memiliki BPJS Kesehatan," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1689 seconds (0.1#10.140)