Kisah Kerajaan Tumapel Berganti Nama Singasari yang Meminta Tumbal Nyawa

Minggu, 28 Januari 2024 - 06:17 WIB
loading...
Kisah Kerajaan Tumapel Berganti Nama Singasari yang Meminta Tumbal Nyawa
Candi Singasari merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singasari. Foto/Kebudayaan Kemdikbud
A A A
Pergantian nama Kerajaan Tumapel menjadi Singasari tidak lepas dari pertumpahan darah. Kerajaan Singasari yang kini berdiri di Malang awalnya dikenal sebagai Kerajaan Tumapel, seperti yang tercatat dalam berbagai bukti sejarah, terutama dalam Kakawin Negarakretagama.

Proses perubahan nama ini melibatkan peristiwa panjang yang menyebabkan kehilangan nyawa dan berbagai tindakan kekerasan, termasuk dalam bentuk peperangan dan pembunuhan. Perubahan ini dimulai setelah pembunuhan Ken Arok oleh Anusapati, putra tirinya. Pembunuhan ini menjadi awal dari serangkaian tindakan kekerasan yang melibatkan keturunan Ken Arok.

Anusapati, anak Tunggul Ametung yang memerintah Tumapel, naik takhta setelah membunuh Ken Arok, ayah tirinya, ketika Tumapel masih menjadi bagian dari Kerajaan Kediri. Namun, nasib tragis menimpa Anusapati ketika ia tewas oleh keris Mpu Gandring yang ditikamkan oleh Tohjaya saat sedang menggelar sabung ayam, seperti yang diceritakan dalam buku "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan" karya Muhammad Syamsuddin.

Tohjaya kemudian menjadi raja Tumapel setelah kematian Anusapati. Namun, tragedi tersebut meninggalkan luka yang mendalam pada anak Anusapati, Ranggawuni, yang mengetahui bahwa Tohjaya adalah dalang di balik pembunuhan ayahnya. Ranggawuni bersekutu dengan Mahisa Campaka, keturunan Ken Arok dari Ken Dedes, untuk memberontak melawan pemerintahan Tohjaya.



Pemberontakan Jaya dengan Mahisa Campaka berhasil menyerang istana, dan Tohjaya terpaksa melarikan diri dengan luka parah akibat sabetan pedang dalam pertempuran tersebut. Luka-luka yang diderita Tohjaya saat melarikan diri akhirnya merenggut nyawanya.

Ranggawuni berhasil menikam Tohjaya, sehingga ia dapat naik takhta sebagai penguasa Kerajaan Tumapel. Sebagai raja Tumapel, Ranggawuni mengambil gelar Sri Jaya Wisnuwardhana. Selama pemerintahannya, Tumapel dipimpin oleh Ranggawuni dan Mahisa Campaka, yang juga diberi gelar Narasimhamurti, sebagai hasil kebijakan Wisnuwardhana.

Kedua pemimpin ini kemudian menyatukan Kerajaan Tumapel dan Kediri, mengakhiri konflik berdarah antara keturunan Tunggul Ametung dan Ken Arok. Di bawah kepemimpinan bersama Ranggawuni dan Mahisa Campaka, nama Kerajaan Tumapel diganti menjadi Kerajaan Singasari. Masa pemerintahan bersama ini ditandai dengan berakhirnya kutukan keris Gandring, dan suksesi kepemimpinan Singasari berlangsung dengan damai dan lancar di bawah pimpinan Ranggawuni.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1325 seconds (0.1#10.140)