Bupati Cantik Ini Menginap di Rumah Warga yang Nyaris Roboh

Jum'at, 13 April 2018 - 11:03 WIB
Bupati Cantik Ini Menginap di Rumah Warga yang Nyaris Roboh
Bupati Cantik Ini Menginap di Rumah Warga yang Nyaris Roboh
A A A
KARAWANG - Banyak cara yang dilakukan para pemimpin untuk mengetahui langsung nasib yang dialami warganya. Seperti yang dilakukan Bupati Karawang, Jawa Barat, Cellica Nurrachadiana yang harus menginap di rumah warga miskin, Sugeng (50) di Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Karawang, Kamis (12/4/2018) malam.

Cellica menginap di rumah Sugeng, yang sudah tidak layak huni (rutilahu). Rumah itu akan dibangun menjadi rumah permanen. Politisi asal Partai Demokrat ini sengaja menginap di setiap rumah yang akan dibangun melalui uang pribadinya ini, untuk mendengar langsung penderitaan warganya yang tidak mampu membangun rumah permanen.

"Ini inisiatif saya pribadi dan tidak ada aturan protokoler karena saya ingin mendengar langsung permasalahan mereka yang mengalami kesulitan dalam hidupnya," kata Cellica, Jumat (13/4/2018) dini hari.

Cellica mengatakan, masalah rumah tidak layak huni menjadi masalah yang menjadi prioritas dirinya sebagai bupati. Tapi, karena anggaran pemerintah sangat terbatas tidak semua warga bisa mendapatkan program Rutilahu karena banyaknya warga yang membutuhkan program ini.

"Tahun ini saja kita sudah anggarkan sebanyak Rp55 miliar untuk 1.320 unit rumah yang akan kita bangun menjadi rumah yang layak huni. Rumah warga tempat saya menginap ini tidak masuk dalam program pemerintah dan pembangunannya nanti menggunakan uang saya," kata Cellica.

Menurut Cellica, rumah Sugeng tempatnya menginap, kondisinya sudah hampir roboh karena konstruksi bangunannya sudah tidak kokoh. Siapa pun penghuni rumah tersebut setiap harinya harus menghadapi ancaman rumah roboh. Namun, bupati cantik ini nekat menginap di rumah Sugeng untuk bisa bercengkerama sekaligus mendengar langsung permasalahan yang melilit penghuni rumah.

"Insya Allah untuk malam ini aman saya tidur di sini. Besok rumah ini harus dibongkar karena bukan hanya tidak layak tapi memang berbahaya untuk penghuninya," kata Cellica.

Cellica mengaku hatinya terusik saat berkeliling ke kampung-kampung di Karawang, terutama saat melihat rumah warga yang tidak layak untuk dihuni. Dia mengaku dengan keterbatasan anggaran pemerintah belum dapat membangun seluruh rumah warga yang tidak layak huni. Setiap desa dalam satu tahunnya hanya mendapat jatah rata-rata 4 unit Rutilahu dari 309 desa dan kelurahan.

"Kita tidak dapat mengandalkan dari pemerintah saja tapi pihak lain baik itu swasta atau pribadi juga harus memiliki kepedulian untuk membantu. Saya mulai dari diri saya sebagai pribadi untuk membangun kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan rumah layak huni."

Kegiatan menginap di rumah warga miskin dilakukan setiap bulan bersamaan dengan kegiatan Karawang Mengaji yang digelar setiap malam Jumat di setiap kecamatan. Kegiatan menginap ini sengaja dijauhkan dari kesan seremonial, dan tidak ada yang dipersiapkan. "Saya makan, tidur, dan mandi seperti pemilik rumah saja. Kemudian saya juga bisa berdialog dengan warga tanpa ada batasan. Masukan, aspirasi, serta pencarian solusi semuanya diungkapkan."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6589 seconds (0.1#10.140)