Sosok Ganjar Pranowo di Mata Alam Ganjar, Pemimpin yang Baik Mudah Percaya dengan Orang Lain

YOGYAKARTA - Muhammad Zinedine Alam Ganjar atau yang dikenal dengan panggilan Alam Ganjar menjadi pembicara dalam launching buku 'Ganjar Di Mata Milenial' yang diselenggarakan di Yogyakarta, Selasa (9/1/2024).

Alam Ganjar yang merupakan putra Capres Ganjar Pranowo menilai buku ini dapat menginspirasi kalangan milenial untuk berjuang.



Alam Ganjar mengatakan buku 'Ganjal Di Mata Milenial' ini adalah buku yang membeberkan prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang dibangun oleh Ganjar Pranowo itu bisa relevan dengan kondisi-kondisi sekarang.

Dia menyebut yang bisa ditangkap dari buku ini adalah historical sejarah Ganjar Pranowo dalam berproses hingga menjadi sekarang ini.



"Historical dalam artian ini kayak perjalanan Bapak dari awal sampai saat ini. itu prosesnya Seperti apa perjalanannya, " kata Alam Ganjar.

Hal yang bisa ditanamkan atau yang bisa dipelajari oleh generasi muda khususnya cukup banyak dari buku ini.



Beberapa contoh di antaranya adalah tentang motivasi karena di dalam buku tersebut juga banyak menceritakan kondisi-kondisi Ganjar Pranowo ketika lost poin atau di titik terendah.

Di mana dengan bantuan dari teman dan juga keluarga Ganjar Pranowo bisa kembali bangkit dan terus menantap ke depan.

Selain itu juga ada soal perjalanan bagaimana berproses Ganjar Pranowo itu berproses benar-benar dari di bawah. Mulai dari legislatif selama 9 tahun dan di eksekutif 10 tahun.

"bahkan sebelumnya waktu menjadi perjalanan masa kecilnya, memasak kuliahnya dan sebagainya," terang dia.

Memasuki usia 22 tahun, Alam Ganjar mengaku banyak pelajaran yang bisa diambil dari Ganjar Pranowo.

Seperti kepemimpinan Ganjar Pranowo di mana bisa percaya mendelegasikan tugasnya dengan baik kepada jajaran di bawahnya.

Karena menurutnya sangat sulit bagi seorang pemimpin untuk mendelegasikan kepercayaannya kepada orang lain.

Namun Ganjar Pranowo mampu menjalankannya dengan baik. Dia mencontohkan bagaimana Ganjar Pranowo memberinya kepercayaan penuh dengan sikap siap bertanggungjawab dengan apa yang diambil.

"Saya diberi kepercayaan penuh untuk memutuskan namun juga saya dididik harus berani menanggung konsekuensi atas yang menjadi keputusan saya," ujarnya.