Ini Penyebab Harimau Sumatera Nurhaliza Mati di Medan Zoo
loading...
A
A
A
MEDAN - Kebun Binatang Medan (Medan Zoo) kembali kehilangan satu koleksi individu Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae). Harimau itu bernama Nurhaliza alias Putri yang berusia 9 tahun dengan bobot sekitar 50 kilogram.
Nurhaliza ditemukan mati di Medan Zoo pada hari terakhir di tahun 2023 pada Minggu 31 Desember 2023. Setelah mendapatkan informasi kematian sang harimau, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melakukan nekropsi (bedah bangkai).
Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Rudianto Saragih Napitu, mengatakan sebelum ditemukan mati, Nurhaliza terakhir kali melakukan pemeriksaan kesehatan pada 14 November 2023 lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya gangguan paru, nafas tersengal-sengal dan bersuara.
Kemudian adanya keradangan dalam gambaran darah dan peningkatan BUN yang terkorelasi dengan hasil USG (penebalan dinding pelvis renalis dan dinding vesika urinaria). Kondisi gigi juga kurang baik yang ditandai dengan penumpukan karang gigi.
”Diagnosa hasil medical check up saat itu pneumonia dan renal disease. Sebelum mengalami kematian, harimau ini terlihat lesu dan nafsu makannya turun dari satu bulan yang lalu, disertai nafas berat dan berbunyi, pergerakan lambat dan lemah serta nafas sesak dan sering muntah setelah makan,” kata Rudianto dalam keterangannya, Senin (8/1/2024).
BBKSDA Sumatera Utara telah melakukan pemantauan terhadap Lembaga Konservasi Medan Zoo sejak April 2023, dan didapatkan fakta bahwa pengelolaan satwa belum memenuhi standar pengelolaan Lembaga Konservasi.
Terutama terkait kesejahteraan hewan (animal welfare), fasilitas kandang dan tata kelola lingkungan. ”Hal ini terlihat dari kandang satwabuas yang kurang baik seperti kandang yang sudah mulai rusak dan lembab mengakibatkan penurunan kesehatan satwa,” tegasnya.
Menindaklanjuti hasil pemantauan April 2023 tersebut, BBKSDA Sumatera Utara telah memanggil manajemen Medan Zoo pada November 2023 untuk melaporkan perkembangan atas hasil monitoring tersebut.
Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa Manajemen Medan Zoo mengalami beberapa kendala dan kesulitan dalam operasional Medan Zoo, sehingga hal-hal yang menjadi rekomendasi Balai Besar KSDA Sumatera Utara belum mengalami kemajuan yang berarti.
BBKSDA Sumatera Utara bersama mitra telah melakukan penanganan satwa Medan Zoo. Antara lain pengecekan rutin kesehatan satwa bersama tim medis yang terdiri atas dokter hewan Balai Besar KSDA Sumatera Utara.
Praktisi dokter hewan Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), dan Lembaga Konservasi (LK) di Sumatera Utara, membantu pakan satwa dan tenaga perawat satwa (keeper) sebanyak 3 orang sejak Desember 2023 dari anggota PKBSI di Sumatera Utara.
Rudianto menegaskan, upaya penyelamatan satwa Medan Zoo menjadi prioritas saat ini. Sehingga memerlukan dukungan dan perhatian dari para pihak, terutama dari Pemerintah Kota Medan.
Kondisi lingkungan yang kondusif sangat diperlukan untuk pemulihan satwa yang berada di dalam Medan Zoo.Oleh karena itu BBKSDA tetap melakukan langkah penyehatan satwa dan memperbaiki kondisi lingkungan Medan Zoo sehingga layak untuk dikunjungi.
”Pada proses penanganan satwa ini, tim medis dari berbagai lembaga/instasi yang telah bekerja keras membatu penanganan satwa di Medan Zoo. Semoga upaya ini berlangsung dengan optimal dan satwa dapat diselamatkan,” pungkasnya.
Nurhaliza ditemukan mati di Medan Zoo pada hari terakhir di tahun 2023 pada Minggu 31 Desember 2023. Setelah mendapatkan informasi kematian sang harimau, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melakukan nekropsi (bedah bangkai).
Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Rudianto Saragih Napitu, mengatakan sebelum ditemukan mati, Nurhaliza terakhir kali melakukan pemeriksaan kesehatan pada 14 November 2023 lalu. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya gangguan paru, nafas tersengal-sengal dan bersuara.
Kemudian adanya keradangan dalam gambaran darah dan peningkatan BUN yang terkorelasi dengan hasil USG (penebalan dinding pelvis renalis dan dinding vesika urinaria). Kondisi gigi juga kurang baik yang ditandai dengan penumpukan karang gigi.
”Diagnosa hasil medical check up saat itu pneumonia dan renal disease. Sebelum mengalami kematian, harimau ini terlihat lesu dan nafsu makannya turun dari satu bulan yang lalu, disertai nafas berat dan berbunyi, pergerakan lambat dan lemah serta nafas sesak dan sering muntah setelah makan,” kata Rudianto dalam keterangannya, Senin (8/1/2024).
BBKSDA Sumatera Utara telah melakukan pemantauan terhadap Lembaga Konservasi Medan Zoo sejak April 2023, dan didapatkan fakta bahwa pengelolaan satwa belum memenuhi standar pengelolaan Lembaga Konservasi.
Terutama terkait kesejahteraan hewan (animal welfare), fasilitas kandang dan tata kelola lingkungan. ”Hal ini terlihat dari kandang satwabuas yang kurang baik seperti kandang yang sudah mulai rusak dan lembab mengakibatkan penurunan kesehatan satwa,” tegasnya.
Menindaklanjuti hasil pemantauan April 2023 tersebut, BBKSDA Sumatera Utara telah memanggil manajemen Medan Zoo pada November 2023 untuk melaporkan perkembangan atas hasil monitoring tersebut.
Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa Manajemen Medan Zoo mengalami beberapa kendala dan kesulitan dalam operasional Medan Zoo, sehingga hal-hal yang menjadi rekomendasi Balai Besar KSDA Sumatera Utara belum mengalami kemajuan yang berarti.
BBKSDA Sumatera Utara bersama mitra telah melakukan penanganan satwa Medan Zoo. Antara lain pengecekan rutin kesehatan satwa bersama tim medis yang terdiri atas dokter hewan Balai Besar KSDA Sumatera Utara.
Praktisi dokter hewan Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), dan Lembaga Konservasi (LK) di Sumatera Utara, membantu pakan satwa dan tenaga perawat satwa (keeper) sebanyak 3 orang sejak Desember 2023 dari anggota PKBSI di Sumatera Utara.
Rudianto menegaskan, upaya penyelamatan satwa Medan Zoo menjadi prioritas saat ini. Sehingga memerlukan dukungan dan perhatian dari para pihak, terutama dari Pemerintah Kota Medan.
Kondisi lingkungan yang kondusif sangat diperlukan untuk pemulihan satwa yang berada di dalam Medan Zoo.Oleh karena itu BBKSDA tetap melakukan langkah penyehatan satwa dan memperbaiki kondisi lingkungan Medan Zoo sehingga layak untuk dikunjungi.
”Pada proses penanganan satwa ini, tim medis dari berbagai lembaga/instasi yang telah bekerja keras membatu penanganan satwa di Medan Zoo. Semoga upaya ini berlangsung dengan optimal dan satwa dapat diselamatkan,” pungkasnya.
(ams)