Puluhan Tahun GP Ansor dan Pecalang Bersatu Amankan Perayaan Nyepi di Buleleng

Minggu, 18 Maret 2018 - 04:36 WIB
Puluhan Tahun GP Ansor dan Pecalang Bersatu Amankan Perayaan Nyepi di Buleleng
Puluhan Tahun GP Ansor dan Pecalang Bersatu Amankan Perayaan Nyepi di Buleleng
A A A
BULELENG - Dari pagi hingga menjelang malam hari anggota gerakan pemuda Ansor di Desa Banyupoh, Grogak, Buleleng ikut amankan jalannya perayaan Nyepi bersama dengan para Pecalang (keamanan desa adat di Bali), Sabtu (17/3/2018).

Terlihat para pemuda Ansor dan pecalang berjalan beriringan mengelilingi jalanan desa tersebut. Mereka ada yang berjaga di balai desa ada yang ngepos di beberapa pos di Desa Banyupoh.

Terlihat di jalan Provinsi Bali menuju Jembrana tersebut sangat sepi, tidak ada satu orang yang lewat.

Bahkan binatang seperti anjing, ayam dan kucing pun tidak ada yang keluar dari rumah. Saat ini sekira pukul 18.00 Wita semua lampu di rumah-rumah sudah dimatikan, tidak terlihat apa-apa gelap gulita.

Ketua GP Ansor Desa Banyupoh, Abdul Rohim mengatakan, setiap tahun para anggota GP Ansor dan banser dilibatkan untuk mengamankan jalannya perayaan Nyepi.

“Tahun lalu kami juga terlibat mengamankan perayaan hari raya Nyepi. Tahun ini juga, kalau hari ini dari kami ada 15 orang dan itu waktunya di bagi-bagi,” katanya.

Dia menjelaskan, bahwa sejak tahun 1988 atau sudah 30 tahun banser dan GP dilibatkan dalam pengamanan Nyepi ini. "Sejak tahun 1988 kami sudah terlibat dalam pengamanan perayaan Nyepi," ungkapnya.

Tambahnya, sebelum ada banser organisasi NU bernama Pagar Nusa. Sebelum itu GP Ansor sudah masuk terlibat dalam pengamanan Nyepi. “Bahkan disini ada dua makan pejuang Ansor yang gugus saat G30SPKI,” ucapnya.

Dia mengatakan, ketika berada di Bali harus ikut bertoleransi. "Kami sebagai umat muslim yang tinggal di Bali juga ikut bergabung dengan Pecalang dan linmas ikut mengamankan jalannya Nyepi. Toleransi antar umat beragama itu sangat penting," katanya.

Dia menambahkan, bila mengenai keamanan wilayah jangan mengatasnamakan agama apapun.

"Soal keamanan jangan membawa agama. Kami ingin merangkul semuanya sehingga bisa aman dan damai," timpalnya.

Dia menambahkan, bahwa adanya toleransi di Banyupoh sudah ada sejak lama, sudah turun temurun.

“Kita disini hidup berdampingan, kekeluargaan tanpa membedakan ras suku dan agama,” tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4994 seconds (0.1#10.140)