Takut Mati, Jenderal Kopassus Ini Tinggalkan Satu Peti Uang Rampasan di Daerah Operasi

Minggu, 31 Desember 2023 - 06:18 WIB
loading...
Takut Mati, Jenderal Kopassus Ini Tinggalkan Satu Peti Uang Rampasan di Daerah Operasi
Leonardus Benyamin (LB) Moerdani bersama Dading Kalbuadi di Bandara Comoro saat Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim). Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Jenderal TNI Leonardus Benyamin (LB) Moerdani atau yang dikenal dengan panggilan Benny Moerdani dan Letjen TNI Dading Kalbuadi merupakan dua tokoh militer di Indonesia khususnya Korps Baret Merah Kopassus yang cukup dikenal dan disegani. Hubungan keduanya pun sangat erat bahkan lebih dari sekadar pertemanan.

Sama-sama lulus dari Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (PPAD), Bandung, Jawa Barat pada 1952, Benny Moerdani dan Dading Kalbuadi kemudian melanjutkan pendidikannya dan masuk Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini bernama Kopassus.

Tidak hanya itu, keduanya juga kerap bersama-sama diterjunkan di daerah operasi mulai dari penumpasan pemberontakan bersenjata Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada 1958 di Pekanbaru, Riau ketika sama-sama berpangkat Letnan Dua (Letda) hingga Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim) yang kini bernama Timor Leste pada 1975.



Sebagai teman seperjuangan, keduanya selalu saling menjaga dan melindungi. Hal itu pernah dilakukan Benny Moerdani kepada Dading saat ditugaskan menumpas pemberontakan PRRI.

Dikutip dari buku berjudul “Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani” kala itu Benny memimpin satu kompi pasukan RPKAD. Pasukan ini ditugaskan harus merebut bandara Simpang Tiga Pekanbaru yang sebelumnya dikuasai PRRI dan menjadi tempat penyimpanan logistik pemberontak.



Informasi dari intelijen, bandara tersebut dijaga oleh 800 tentara PRRI. Sebuah misi yang berat, karena pasukan Benny akan diterjunkan tepat di lokasi sekitar bandara. Risikonya, mereka akan diberondong oleh pasukan pemberontak dari bawah ketika penerjunan berlangsung. Namun, ternyata pasukan RPKAD berhasil mendarat dengan mulus.

Tidak ada serangan sama sekali dari tentara PRRI. Justru pemberontak terkejut, karena pasukan RPKAD sudah berada di sekitar bandara. Begitu tahu yang datang adalah pasukan elite para komando, sebagian besar tentara PRRI melarikan diri. Dalam waktu relatif singkat, bandara berhasil dikuasai sehingga pesawat TNI AU bisa mendarat.

Tentara PRRI yang melarikan diri tidak sempat membereskan peralatan dan logistik. Mereka meninggalkan begitu saja peralatan tempur dan logistiknya. Padahal jumlah dan jenis perlengkapan yang masih ada di bandara tersebut banyak dan modern.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1732 seconds (0.1#10.140)