Santri Zaman Now, Santripreneur Sukses

Jum'at, 09 Maret 2018 - 21:03 WIB
Santri Zaman Now, Santripreneur Sukses
Santri Zaman Now, Santripreneur Sukses
A A A
LAMONGAN - Belajar di pondok pesantren zaman now tidak hanya belajar kitab kuning dan ilmu agama Islam saja. Santri zaman now, adalah santri milenial yang juga belajar menjadi pengusaha sukses. Jumlah kelompok milenial (termasuk santri) terbilang cukup tinggi, 35% dari 261,1 juta (2016) jumlah penduduk Indonesia. Memberdayakan kelompok ini adalah salah satu kunci memajukan Indonesia.

"Mayoritas santri yang tersebar di 30 ribuan pesantren di Indonesia adalah bagian dari generasi milenial yang perlu didorong untuk lebih mandiri, salah satu jalannya adalah lewat kewirausahaan," kata Defy Indiyanto Budiarto, Komisaris PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dalam pelatihan kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Al-Ishlah, Sendang Agung, Paciran, Lamongan (9/3/2018).
Santri Zaman Now, Santripreneur Sukses

Kegiatan ini merupakan rangkaian kunjungan Defy Indiyanto Budiarto ke Lamongan dan Tuban. Di Lamongan, Defy berbagi ilmu di Pondok Pesantren Al-Islah, sementara di Tuban, Defy mengunjungi PLTU Tanjung Awar-awar, Tuban.

Defy menyatakan, bahwa tantangan yang dihadapi generasi milenial termasuk santri zaman now kedepan cukup berat.

Mulai persaingan Pasar Bebas Asean (MEA), bonus demografi, hingga keterbatasan kesempatan kerja. Maka munculnya kesadaran dan semangat berwirausaha dikalangan milenial perlu dijaga dan dikembangkan.

"Kunci kemajuan ekonomi sebuah bangsa salah satunya jika memiliki wirausahawan minimal 2% dari rasio jumlah penduduk, saat ini jumlah wirausaha di Indonesia sekitar 3% . Kita masih kalah dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand,” ujar tokoh muda Muhammadiyah ini.

Dalam pelatihan kewirausahaan yang diikuti lebih dari 700 Santri di Ponpes Al-Ishlah ini, Defy berusaha membangkitkan semangat wirausaha dan menekankan pentingnya Santri untuk terjun didunia bisnis dengan mental Baja.

"Kita harus meneladani Rasullah, Muhammad SAW adalah sosok entrepreneur sejati. 25 Tahun dari usia hidup Rasulullah dijalani dengan berprofesi sebagai pengusaha sukses,” ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, Defy Indiyanto Budiarto menyatakan bahwa pola pendidikan Pondok Pesantren sangat mendukung untuk pengembangan kewirausahaan.

"Pendidikan pesantren menekankan santri untuk berjiwa mandiri, disiplin, jujur, ini modal besar untuk menumbuhkan kewirausahaan. Dengan upaya sistematis, nantinya akan banyak lahir pengusaha-pengusaha sukses dari kaum Santri," tuturnya.

Sebagai komisaris PT Pembangkit Jawa Bali, Defy berusaha mendorong PT PJB untuk melahirkan wisausaha sukses dari kalangan santri. Program corporate social responsibility (CSR) PT PJB didorong untuk mengembangkan kewirausahaan santri (santripreneur), dengan cara pendidikan kewirausahaan, santripreneur camp dan beasiswa kewirausahaan.

”Jadi kalau ditanya nyantri zaman now, ya harus belajar jadi santripreneur,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Defy juga mendapat pertanyaan dari para santri. ”Bagaimana para pengusaha menghadapi kerugian,” tanya santri bernama Dian.

Menurut Defy, dagang itu bukan soal bakat tapi soal mental. Mental bahwa dagang tak selalu laku, mental bahwa dagang tak selalu mulus, mental bahwa dagang kadang sepi pembeli. Yang terpenting tetap menjalani bagaimanapun Allah menentukan takdir-Nya.

”Terakhir, muliakanlah ibu kalian. Karena doanya kalian akan menjadi orang sukses,” tandas Defy.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1820 seconds (0.1#10.140)