Gara-gara Serangan Houthi Yaman, Bisnis Pelabuhan Israel Hancur 85 Persen

Sabtu, 23 Desember 2023 - 20:30 WIB
loading...
Gara-gara Serangan Houthi Yaman, Bisnis Pelabuhan Israel Hancur 85 Persen
Gencarnya serangan Houthi Yaman terhadap kapal-kapal komesial di Laut Merah, bisnis pelabuhan Eilat Israel hancur dengan penurunan aktivitas 85 persen. Foto/Palestine Chronicle
A A A
TEL AVIV - Gencarnya serangan drone dan rudal kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah telah membuat bisnis pelabuhan Eilat Israel hancur dengan penurunan aktivitas hingga 85 persen.

Kelompok Houthi, yang memainkan peran yang semakin besar dalam konflik di Timur Tengah, juga menembakkan drone dan rudal ke wilayah Israel dalam kampanye yang mereka katakan bertujuan untuk mendukung warga Palestina dalam perang Gaza.

Eilat, yang terutama menangani impor mobil dan ekspor kalium yang berasal dari Laut Mati, ukurannya tidak seberapa dibandingkan dengan pelabuhan Mediterania Israel di Haifa dan Ashdod yang menangani sebagian besar perdagangan negara tersebut.

Namun Eilat, yang terletak berdekatan dengan satu-satunya titik akses pesisir Yordania di Aqaba, menawarkan Israel pintu gerbang ke Timur tanpa perlu melewati Terusan Suez.



Pelabuhan ini adalah salah satu pelabuhan pertama yang terkena dampak ketika perusahaan pelayaran mengubah rute kapal untuk menghindari Laut Merah setelah kelompok Houthi Yaman mengganggu jalur perdagangan utama melalui Selat Bab al-Mandab.

"Tanpa jalur ini, Anda menutup arteri pelayaran utama ke Pelabuhan Eilat. Oleh karena itu, kami kehilangan 85% dari total aktivitas," kata CEO Pelabuhan Eilat Gideon Golber kepada kantor berita Reuters, yang dilansir Sabtu (23/12/2023).

Amerika Serikat sejak itu mengumumkan pembentukan koalisi inisiatif keamanan multinasional untuk melindungi jalur pelayaran penting tersebut.

“Kami masih memiliki sejumlah kecil kapal untuk mengekspor kalium, tapi saya yakin dengan tujuan di Timur Jauh mereka tidak akan lagi melakukan perjalanan ke arah itu. Jadi itu juga akan turun,” kata Golber.

"Sayangnya, jika ini terus berlanjut, kita akan mencapai situasi tanpa kapal di Pelabuhan Eilat."

Rute alternatif ini menempuh pelayaran di sekitar ujung selatan Afrika, sehingga memperpanjang perjalanan ke Mediterania selama dua hingga tiga minggu sehingga akan menambah biaya tambahan, kata para pejabat Israel.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1101 seconds (0.1#10.140)