Semangat Gapoktan Baniara - Samosir Garap Kentang dan Ubijalar
loading...
A
A
A
SAMOSIR - Gapoktan Baniara asal Kabupaten Samosir, Sumatera Utara berhasil mengembangkan budidaya kentang dan ubi jalar yang merupakan hasil dari program Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) Kementerian Pertanian.
“Kami sangat senang dan berterima kasih kepada petani disini, bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat sudah ada hasilnya," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi, saat melakukan panen kentang di Desa Partungkot Naginjang, Kecamatan Harian Kabupaten Samosir, Jum'at (7/8/2020).
Kegiatan panen kentang pada areal 5 hektar milik Gapoktan Baniara ini dihadiri Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan, Pangan Andriko Noto Susanto.
Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sejak 2019 BKP melakukan PKU di 13 lokasi pada 12 provinsi. Kegiatan ini dilakukan dari hulu hingga hilir oleh petani, sehingga memberikan nilai tambah produk yang dihasilkan. Gapoktan Baniara terdiri dari 5 kelompok. Selain mengusahakan budidaya kentang dan ubi jalar, mereka juga melakukan penanaman, pengolahan dan pemasarannya.
Menurut Ketua Gapoktan Baniara Rajin Sinaga, selisih harga jual sangat menguntungkan. Kentang segar dijual sekilo dihargai Rp 6.800 per kilo tetapi jika diolah dari 4 kg kentang segar dihasilkan 1 kilo kripik kentang atau menjadi 10 bungkus dengan harga jual per bungkus Rp. 15.000.
Begitu juga dengan ubijalar. Kalau yang mentah hanya Rp 1.500/kg, setelah diolah dari 10 kg ubijalar dihasilkan kripik 40 bungkus dengan harga jual Rp 5.000/bungkus."Jadi, program PKU ini banyak sekali manfaatnya. Karena pendapatan kami jadi meningkat," ujar Rajin Sinaga.
Menurut Agung, kegiatan PKU sangat strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani. "Kalau petani sejahtera, tentu mampu mencukupi kebutuhan pangannya, sehingga tidak ada lagi kerentanan pangan. Dan desa ini pun nantinya bisa menjadi desa tahan pangan," jelas Agung.
Dijelaskan Andriko Noto Susanto, agar ada nilai tambah produk yang dihasilkan, pihaknya memberikan bantuan modal budidaya dan alat pengolahan. Pendampingan dilakukan oleh Dinas Pangan Provinsi dan Kabupaten. "Alhamdullilah bantuan peralatannya sangat berguna, sehingga bisa untuk membuat aneka pangan olahan," ujar Andriko.
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon sangat berterimakasih daerahnya mendapat kegiatan PKU. "Saya pesan agar manfaat bantuan pemerintah digunakan sebaik-baiknya. Jangan sampai berhenti, teruslah berproduksi, tidak usah kuatir, produksi sebanyak-banyaknya, saya yang bertanggungjawab pemasarannya," ujar Rapidin dihadapan Gapoktan Baniara.
“Saya perintahkan SKPD dan hotel-hotel di Samosir membantu memasarkan kripik kentang dan ubi jalar Gapoktan Baniara,” tambahnya.
Melihat komitmen pemerintah daerah dan petani Samosir, Agung berpesan agar usaha terus dikembangkan. “Saya berharap kegiatan ini ke depan dapat diusahakan lebih efisien lagi, sehingga keuntungan yang diperoleh semakin banyak," pungkas Agung.
“Kami sangat senang dan berterima kasih kepada petani disini, bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat sudah ada hasilnya," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi, saat melakukan panen kentang di Desa Partungkot Naginjang, Kecamatan Harian Kabupaten Samosir, Jum'at (7/8/2020).
Kegiatan panen kentang pada areal 5 hektar milik Gapoktan Baniara ini dihadiri Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan, Pangan Andriko Noto Susanto.
Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sejak 2019 BKP melakukan PKU di 13 lokasi pada 12 provinsi. Kegiatan ini dilakukan dari hulu hingga hilir oleh petani, sehingga memberikan nilai tambah produk yang dihasilkan. Gapoktan Baniara terdiri dari 5 kelompok. Selain mengusahakan budidaya kentang dan ubi jalar, mereka juga melakukan penanaman, pengolahan dan pemasarannya.
Menurut Ketua Gapoktan Baniara Rajin Sinaga, selisih harga jual sangat menguntungkan. Kentang segar dijual sekilo dihargai Rp 6.800 per kilo tetapi jika diolah dari 4 kg kentang segar dihasilkan 1 kilo kripik kentang atau menjadi 10 bungkus dengan harga jual per bungkus Rp. 15.000.
Begitu juga dengan ubijalar. Kalau yang mentah hanya Rp 1.500/kg, setelah diolah dari 10 kg ubijalar dihasilkan kripik 40 bungkus dengan harga jual Rp 5.000/bungkus."Jadi, program PKU ini banyak sekali manfaatnya. Karena pendapatan kami jadi meningkat," ujar Rajin Sinaga.
Menurut Agung, kegiatan PKU sangat strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani. "Kalau petani sejahtera, tentu mampu mencukupi kebutuhan pangannya, sehingga tidak ada lagi kerentanan pangan. Dan desa ini pun nantinya bisa menjadi desa tahan pangan," jelas Agung.
Dijelaskan Andriko Noto Susanto, agar ada nilai tambah produk yang dihasilkan, pihaknya memberikan bantuan modal budidaya dan alat pengolahan. Pendampingan dilakukan oleh Dinas Pangan Provinsi dan Kabupaten. "Alhamdullilah bantuan peralatannya sangat berguna, sehingga bisa untuk membuat aneka pangan olahan," ujar Andriko.
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon sangat berterimakasih daerahnya mendapat kegiatan PKU. "Saya pesan agar manfaat bantuan pemerintah digunakan sebaik-baiknya. Jangan sampai berhenti, teruslah berproduksi, tidak usah kuatir, produksi sebanyak-banyaknya, saya yang bertanggungjawab pemasarannya," ujar Rapidin dihadapan Gapoktan Baniara.
“Saya perintahkan SKPD dan hotel-hotel di Samosir membantu memasarkan kripik kentang dan ubi jalar Gapoktan Baniara,” tambahnya.
Melihat komitmen pemerintah daerah dan petani Samosir, Agung berpesan agar usaha terus dikembangkan. “Saya berharap kegiatan ini ke depan dapat diusahakan lebih efisien lagi, sehingga keuntungan yang diperoleh semakin banyak," pungkas Agung.
(srf)