Kesenjangan Warga Miskin dan Kaya di Jabar Masih Tinggi

Selasa, 02 Januari 2018 - 18:01 WIB
Kesenjangan Warga Miskin dan Kaya di Jabar Masih Tinggi
Kesenjangan Warga Miskin dan Kaya di Jabar Masih Tinggi
A A A
BANDUNG - Provinsi Jawa Barat (Jabar) masih masuk dalam jajaran 10 provinsi dengan angka kesenjangan penduduk miskin dan kaya (gini ratio) tertinggi di Indonesia. Walaupun, secara angka jumlah penduduk miskin di provinsi ini tercatat turun 394.000 jiwa.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat melansir, angka gini ratio Jawa Barat per September 2017 sebesar 0,39 atau turun dari periode Maret 2017 sebesar 0,40 poin. Walaupun mengalami penurunan, Jawa Barat masih masuk pada 10 provinsi dengan kesenjangan kaya dan miskin. Gini ratio tertinggi dipegang DI Yogyakarta dan terendah Bangka Belitung.

“Gini ratio di 0,39, itu masuk kategori sedang. Semakin tinggi gini ratio, menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi. Kalau gini rasio 0, itu bagus, artinya seimbang. Walaupun memang Jawa Barat masih sedikit di atas rata-rata nasional,” kata Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Dody Herlando di Jalan PH Mustopa, Kota Bandung, Selasa (2/1/2018).

Gini ratio di Jabar trennya terus menurun sejak 2015 lalu. Pada September 2015, angka gini ratio Jabar sebesar 0,426. Kembali turun pada September 2016 sebesar 0,40 dan September 2017 turun lagi menjadi 0,39.

Namun demikian, penurunan gini ratio di Jabar lebih banyak dipengaruhi penurunan kesenjangan warga miskin dan kaya di daerah perkotaan. Sebaliknya, gini ratio di daerah pedesaan cenderung naik sejak 2015 lalu.

“Untuk daerah pedesaan, angka gini ratio September tercatat 0,326 poin. Angka ini justru mengalami kenaikan 0,002 poin dibandingkan kondisi Maret 2017 yang mencapai 0,324 poin. Tetapi, secara keseluruhan sejak 2015, gini ratio di Jabar cenderung mengalami penurunan. Ini menunjukkan kesenjangan di Jawa Barat semakin menyempit,” kata dia.

Lebih lanjut Dody menjelaskan, per September 2017, jumlah penduduk miskin di Jawa Barat turun 0,88% menjadi 3.774.000 orang atau sekitar 7,83% dari total penduduk Jawa Barat sebanyak 47 juta orang. Pada Maret 2017, jumlah penduduk miskin di Jabar mencapai 4.168.000 orang.

“Memang kalau lihat dari RPJMD (Rencana pembangunan jangka menengah daerah) targetnya turun 5%, itu memang terlalu besar. Tetapi di antara 34 provinsi di Indonesia, Jawa Barat masuk 26 provinsi yang tercatat angka penduduk miskinnya turun,” jelas dia.

Diakuinya, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka kemiskinan di Jawa Barat turun. Yaitu disebabkan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di angka 5,19%, inflasi relatif terkendali, nilai tukar petani (NTP) mengalami kenaikan bahkan tertinggi di Pulau Jawa.

Selain itu upah buruh naik signifikan yang diimbangi pengangguran terbuka mengalami penurunan dari 8,49% pada Januari 2017 menjadi 8,22% pada Agustus 2017.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9818 seconds (0.1#10.140)