Generasi Muda di Yogyakarta Diajak Lebih Peduli soal Perubahan Iklim

Minggu, 03 Desember 2023 - 21:11 WIB
loading...
Generasi Muda di Yogyakarta Diajak Lebih Peduli soal Perubahan Iklim
Diskusi bertema Kolaborasi Swasta, Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat dalam Menghadapi Perubahan Iklim yang diselenggarakan oleh IMM DIY di Yogyakarta. Foto/Ist
A A A
YOGYAKARTA - Generasi muda di Yogyakarta diajak lebih peduli dalam soal perubahan iklim yang mengakibatkan peningkatan suhu dan cuaca ekstrem yang belakangan ini terjadi hampir di seluruh belahan dunia.

Perubahan iklim jika dibiarkan akan menimbulkan dampak yang sangat fatal bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Di antaranya menurunnya kualitas air bersih, berkurangnya oksigen, meningkatnya potensi penyebaran penyakit akibat virus dan bakteri hingga memicu terjadinya bencana alam.



Oleh karena itu, diperlukan kerjasama semua pihak guna mengatasi masalah lingkungan, mulai dari perguruan tinggi, organisasi masyarakat dan pelaku usaha, masyarakat serta generasi muda.

Hal ini mengemuka dalam diskusi bertema Kolaborasi Swasta, Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat dalam Menghadapi Perubahan Iklim yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DIY.

Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Muhammad Nurcholis menegaskan, Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan dan organisasi memiliki perhatian penuh terhadap perubahan iklim.

“Bagaimana iklim kita saat ini tidak hanya mempengaruhi flora dan fauna, tapi juga menentukan kesehatan manusia. Karena itu diperlukan aksi nyata untuk menjaga iklim dengan menekan emisi karbon. Kita harus bersama-sama melakukan kolaborasi tersebut dan lantas kebijakan pemerintah, yaitu bagaimana untuk meningkatkan ketahanan iklim ini,” tegas Nurcholis yang merupakan Guru Besar Ilmu Tanah UPN Veteran Yogyakarta ini dikutip Minggu (3/12/2023).



Lebih lanjut Nurcholis menjelaskan Muhammadiyah memiliki komitmen kuat dalam merespons dan mengkaji masalah lingkungan, termasuk yang saat ini sedang ramai seperti perubahan iklim. Muhammadiyah telah membuat konsep dasar untuk memitigasi laju perubahan iklim agar bisa dikendalikan.

Nurcholis juga mengajak generasi muda berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim ini. Generasi muda harus memahami secara praktis penyebab dari perubahan iklim.

Terutama mulai melakukan hemat energi dan menggunakan energi non- fosil, seperti energi matahari, air, angin, biomassa bisa dikembangkan supaya tidak terlalu cepat dalam mengeksploitasi karbon di bumi.

“Karena semakin banyak yang dipakai energi fosil maka semakin banyak karbon yang dikeluarkan dari perut bumi, anak muda harus paham ini,” katanya.

Pembicara lain, Ratih Anggraeni selaku Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia mengatakan, perubahan iklim adalah isu yang harus disadari oleh generasi saat ini, karena menyangkut keberlangsungan bumi.

“Edukasi tentang lingkungan harus dilakukan seawal mungkin sehingga mampu mendorong generasi muda untuk berinovasi memitigasi perubahan iklim. Dengan demikian kita kita bisa mitigasi perubahan iklim ini secara lebih masif,” jelas Ratih.

Berbagai upaya dilakukan pihaknya dalam menjaga keberlangsungan lingkungan hidup dengan mendukung net zero emission pada 2050.

"Mulai dari penggunaan energi terbarukan, pengurangan energi fosil dan memastikan produk dihasilkan melalui sistem pertanian regeneratif. Komoditas yang dipakai tidak berasal dari lahan yang mengalami deforestasi,” katanya.

Sedangkan Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY),Mutia Hariati Hussin mengemukakan gap antara porsi kebijakan dengan penerapan di lapangan yang memicu persoalan-persoalan dalam mitigasi perubahan iklim di Indonesia.

“Kalau dari segi kebijakannya sudah banyak yang dihasilkan dan kelihatannya hanya untuk memenuhi kewajiban kita sebagai negara yang menandatangani berbagai perjanjian lingkungan banyak kita punya macam-macam, ada SDG’s, MDG’s,” kata Mutia.

Mutia mencontohkan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJMP) tahun 2024-2045 belum terlihat aktivitas yang dikerjakan oleh masyarakat.

“Jangan sampai kita kehilangan lagi kesempatan dalam program jangka panjang itu dan tidak membuat program-program atau policy yang indah-indah oleh negara, tapi tidak mampu diimplementasi oleh akar rumput,” ujar Mutia.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1902 seconds (0.1#10.140)