Museum Gedung Sate Dibuka untuk Umum Pekan Depan

Rabu, 06 Desember 2017 - 23:10 WIB
Museum Gedung Sate Dibuka untuk Umum Pekan Depan
Museum Gedung Sate Dibuka untuk Umum Pekan Depan
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat segera meresmikan Museum Gedung Sate, Jumat (8/12/17). Mulai pekan depan, masyarakat dapat mengunjungi museum yang terletak di bagian timur Gedung Sate ini dan mendapatkan pengalaman sarat sejarah dengan sentuhan teknologi digital.

Kepala Bagian Publikasi Setda Jabar Ade Sukalsah mengatakan, museum seluas 500 meter persegi ini digratiskan untuk umum hingga akhir tahun ini. Untuk harga tiket masuk di bulan berikutnya sekitar Rp5.000.

"Untuk waktu operasional, pukul 10.00-16.00 WIB, buka tiap hari, Senin libur," jelas Ade di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (6/12/2017).

Museum ini berkonsep membahas soal arsitektur Gedung Sate sebagai gedung terindah di dunia dan sarat dengan sejarah. Museum Gedung Sate memiliki tiga segmen. Segmen pertama prolog, segmen kedua eksplorasi, dan segmen ketiga kontemplasi.

Ketua Tim Museum Gedung Sate Ade Garnandi mengatakan, museum ini dibangun karena Gedung Sate adalah ikon Jabar yang memiliki nilai historis tinggi.

"Ada nilai-nilai perjuangan di dalam sini, bahkan ada yang sampai mengorbankan jiwa raga melindungi statusnya sebagai milik bangsa Indonesia," katanya.

Ade mengatakan, museum ini mulai dirancang sejak dua tahun lalu. Pencarian informasi (riset) dilakukan sampai ke Belanda dan beberapa museum perpustakaan Negeri Kincir Angin itu.

Sementara pembangunan fisik museum yang berada di lantai dasar Gedung Sate ini memerlukan waktu lima bulan dengan penyelesaian konten museum dilakukan sekitar 3,5 bulan.

Menurutnya, Tim Konten Museum Gedung Sate harus terbang ke Belanda karena Gedung Sate dibuat pada era kolonial, sehingga diperlukan riset sejarah dari negeri asal arsiteknya.

Walaupun bertemakan sejarah, kata Ade, pengunjung akan merasakan sensasi teknologi interaktif saat menggali informasi dari museum ini. Teknologi seperti layar sentuh yang menyajikan informasi melalui grafis menarik menjadi daya tarik atraksi di Museum Gedung Sate.

Pengunjung juga dapat mencoba kacamata virtual reality yang membuat pengunjung seolah-olah menaiki balon udara mengelilingi area sekitar Gedung Sate. Ada juga ruangan yang membuat pengunjung seolah-olah terlibat pada pengerjaan Gedung Sate dengan teknologi augmented reality.

Di museum ini, pengunjung tidak hanya dapat mengetahui sejarah Gedung Sate, namun juga sejarah Kota Bandung. Ade mengatakan, informasi yang akan disajikan di museum ini juga akan ditampilkan menggunakan teknologi digital, sehingga konten yang ditampilkan mudah dipahami oleh masyarakat dari berbagai kalangan mulai anak-anak hingga orang tua.

Tidak hanya itu, kata dia, konten yang ada di dalam museum pun bisa diperbaharui apabila ada kesalahan atau penemuan baru. Sehingga, informasi sejarah yang disuguhkan tidak keliru dan sesuai fakta keilmuan.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3851 seconds (0.1#10.140)