Parah, Pilot Senior Lion Air Tertangkap Nyabu di Kamar Hotel

Selasa, 05 Desember 2017 - 16:37 WIB
Parah, Pilot Senior Lion Air Tertangkap Nyabu di Kamar Hotel
Parah, Pilot Senior Lion Air Tertangkap Nyabu di Kamar Hotel
A A A
TANGERANG - Seorang pilot Maskapai Lion Air bernomor JT 924 bernama Maesa Soemargo, dilaporkan tertangkap nyabu di kamar T-more Hotel Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (4/12/2017).

Pilot senior Lion Air itu ditangkap oleh anggota Satnarkoba Polres Kupang Kota, di kamar hotel, pukul 21.20 Wita. Dari tangannya, polisi menyita barang bukti sabu bekas pakai seberat 0,3 gram.

Corporate Communication Lion Air Group, Ramaditya Handoko membenarkan ada pilotnya yang tertangkap nyabu di Kupang. Dijelaskan, pilot tersebut bernama Maesa, bekerja sebagai pilot sejak tahun 2014.

"Pilot itu mempunyai catatan kesehatan, serta sikap, dan prilaku yang baik. Jika terbukti sebagai pengguna, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perusahaan," katanya, Selasa (5/12/2017).

Dijelaskan dia, sanksi terberat yang akan dikenakan adalah pemecatan sebagai pegawai Lion Air. Pihaknya pun berterima kasih kepada kepolisian dalam upayanya memberantas peredaran narkoba.

"Kami sangat mendukung pemberantasan peredaran narkotika di kalangan awak pesawat. Kami mengucapkan terima kasih kepada kepolisian dan BNN dalam upaya pemberantasan narkoba," sambungnya.

Pihaknya pun terus berupaya mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba di lingkungan awak pesawat, seperti melakukan pengecekan urine rutin kepada awak pesawat dan tes kesehatan pilot.

"Kami melakukan pengecekan urine awak pesawat setiap pagi pada penerbangan perdana mereka sesuai ketentuan. Khusus untuk pilot, juga dilakukan tes kesehatan setiap enam bulan sekali," sambungnya.

Maesa merupakan warga Japos Graha Lestari, Blok M, No20, RT05/09, Jurang Mangu Barat, Pondok Aren. Di lingkungan sekitar, Maesa dikenal sebagai orang terpandang. Istrinya bahkan jadi Ketua RT.

"Orangnya royal kepada warga sekitar. Jiwa sosialnya juga sangat tinggi. Kalau punya uang, dia tidak pernah sungkan memberikan bantuan. Bahkan tanpa perlu diminta oleh warga," ungkap Pakde.

Pakde merupakan penjual bakso keliling yang sudah puluhan tahun berjualan di perumahan itu. Dia mengaku, sangat kenal pribadi Maesa. Masa muda Maesa yang dikenal cukup nakal pun dia tahu.

"Orangnya memang nakal. Waktu muda suka mabuk dan minum-minuman keras. Dia juga punya tato di lengan. Tetapi baik. Dia suka ngerokok di warung dan kumpul dengan warga sekitar di sini," jelasnya.

Dijelaskan, keluarga Maesa memiliki dua orang anak. Keluarga itu terkenal sibuk dan sulit ditemui oleh warga. Bahkan, jika ada warga yang ingin mengurus sesuatu, mereka harus rela menunggu lama.

Sri, pemilik warung mengatakan, warga sekitar kadang kalau ingin mengurus sesuatu harus menunggu lama, sampai Poppy pulang dinas sebagai Pramugari di Sriwijaya Air. Bisa sampai berhari-hari.

"Ibunya biasa dipanggil Poppy. Dia bekerja sebagai pramugari Sriwijaya Air. Kalau Pak Maesa pilot. Ibunya tadi baru pulang pagi. Ibunya Ketua RT05/09. Anaknya dua," sambung Neni.

Sementara itu, Poppy yang ditemui di rumahnya enggan berbicara dengan Koran SINDO saat dikonfirmasi penangkapan Maesa di Kupang. Dia lantas pergi dengan mobil, dan beralasan ingin mengaji.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8537 seconds (0.1#10.140)