Banjir dan Longsor Terjang Sejumlah Wilayah di DIY

Rabu, 29 November 2017 - 05:57 WIB
Banjir dan Longsor Terjang Sejumlah Wilayah di DIY
Banjir dan Longsor Terjang Sejumlah Wilayah di DIY
A A A
YOGYAKARTA - Hujan yang melanda wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak Sabtu (25/11/2017) hingga Selasa (28/11/2017) menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah tempat. Akibat kejadian ini dilaporkan tiga orang sekeluarga tertimbun longsor. Dua orang sudah berhasil dievakuasi.

Di Kota Yogyakarta, hujan yang terjadi terus menerus menyebabkan tebing longsor. Peristiwa ini membut sebuah rumah di Jlagran RT 01 RW 01 Pringgokusuman, Yogyakarta tertimbun. "Ada tiga orang tertimbun Pak Barjono dan istrinya Ibu Ambar, serta cucunya Aorora yang masih balita," kata Ketua RW 1 Jlagran Pintono.

Menurut Lastri, warga setempat, tidak ada tanda-tanda longsor terjadi. "Tiba-tiba saja pohon mangga di atas tebing roboh disusul tebing ambrol. Tak sempat membangunkan korban yang tidur di kamar," jelasnya.

Sementara, pohon beringin di Kompleks Kantor Kepatihan tumbang akibat angin yang cukup kencang, pukul 10.15 WIB. Pohon tersebut tumbang menimpa sebagian bangunan teras gedung cagar budaya Balai Tanjung, Kompleks Kepatihan, Pemda DIY.

"Benar pohon beringin tumbang menimpa teras Gedung Cagar Budaya. Tak ada korban," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno.

Di Bantul, hujan juga menyebabkan puluhan hektare lahan persawahan dan sejumlah akses jalan tergenang banjir sehingga tidak dapat dilalui kendaraan. Di sepanjang aliran Sungai Winongo Kecil di wilayah Kecamatan Bambanglipuro dan Sanden puluhan hektare lahan pertanian di sekitar aliran sungai menjadi tergenang air. Air bahkan meluap sampai ke jalan.

"Sekitar jam 12-an siang air sampai ke Jalan Samas. Banyak sepeda motor yang mogok lantaran nekat melintas," kata Purwanto, warga Bambanglipuro.

Di Tirtosari, Kecamatan Kretek, luapan saluran irigasi membuat jalan yang menghubungkan wilayah Sanden dengan wilayah Kretek ini lumpuh total. Akibatnya kendaraan harus memutar balik menggunakan jalur lain.

Banjir juga menyebabkan dua jembatan jebol dan hanyut. Jembatan pertama yang jebol adalah jembatan gantung Nangsri yang menghubungkan Desa Srihardono dengan Desa Seloharjo Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. Jembatan kedua yang jebol adalah jembatan utama yang menghubungkan jalan Desa Tamantirto dengan Desa Bangunjiwo.

"Kondisi jembatan memang sudah tua. Banjirnya juga cukup deras sehingga reruntuhan jembatan langsung lenyap dibawa arus sungai," jelas Kepala Desa Seloharjo Mahardi Badrun.

Di Kulon Progo, hujan juga menyebabkan bencana. Setidaknya ada sebelas titik bencana alam baik banjir dan tanah longsor. "Data kami paling tidak ada sebelas titik banjir dan longsor hari ini," jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo Gusdi Hartono.

Banjir terjadi di lima kecamatan yakni Kecamatan Sentolo, Wates, Temon, Galur, dan Panjatan. Sedangkan longsor terjadi di Kecamatan Kalibawang, Grimulyo, Pengasih, Kokap, dan Samigaluh.

Sekda DIY Gatot Saptadi menyebut berdasarkan laporan yang diterimanya ada sekitar 10 titik bencana yang tergolong besar tersebar di Bantul dan Gunungkidul. "Laporan yang masuk banyak mulai pohon tumbang dan lain sebagainya. Yang besar ada 10 titik," tegasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0000 seconds (0.1#10.140)