4.000 Tusuk Sate Kere Disiapkan untuk Menu Para Tamu

Senin, 23 Oktober 2017 - 19:01 WIB
4.000 Tusuk Sate Kere Disiapkan untuk Menu Para Tamu
4.000 Tusuk Sate Kere Disiapkan untuk Menu Para Tamu
A A A
SOLO - Ngatmi (65), penjual sate kere di Jalan Arifin, Solo, Jawa Tengah, kembali ketibah berkah saat pernikahan putri Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kahiyang Ayu-Bobby Nasution. Perempuan asal Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo itu mendapat pesanan 4.000 tusuk sate kere untuk perjamuan tamu saat puncak resepsi di Gedung Graha Saba Buana, Solo 8 November 2017.

Pesanan dari keluarga Presiden Jokowi datang sekitar satu bulan lalu. Pesanan melalui seorang utusan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. “Pesanan 4.000 tusuk terbagi menjadi dua acara, pagi dan malam,” ujar Ngatmi saat ditemui di lokasinya perjualan, Senin (23/10/2017).

Guna menyiapkan pesanan sebanyak itu, dirinya membutuhkan waktu sekitar lima hari. Mulai dari menyiapkan bumbu, tusuk, hingga membuat siap saji pada saat acara. Ketika perhelatan, sate kere tinggal memanaskan saja agar saat dihidangkan dalam kondisi hangat.

2.000 tusuk disediakan untuk tamu yang datang pada sesi pagi dan 2.000 lagi untuk tamu yang datang pada sesi malam hari. Untuk satu porsi yang disajikan, terdiri atas 9 tusuk sate, tempe, sambal kacang, dan lontong. Tusukan sate sapi, terdiri atas daging kikil, iso, babat, ginjal dan tetelan. Tusukan lainnya berupa tempe kedelai, dan gembus.

Untuk menyiapkan hidangan, Ngatmi akan menyiapkan sepuluh orang di Gedung Graha Saba. “Yang di sana (gedung Graha Saba) nanti adik saya, saya yang menyiapkan di sini,” urainya.

Ketika pernikahan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka-Selvi Ananda pada 2015, Ngatmi juga mendapatkan pesanan serupa. Meski hanya pedagang kaki lima (PKL), namun usaha itu biasa digandeng Katering Chilli Pari yang menjadi bisnis Gibran.

Jadi melayani pesanan saat acara-acara besar, seperti pernikahan, termasuk di Gedung Graha Saba merupakan hal yang biasa. Jokowi sendiri juga lama menjadi langganannya ketika masih menjabat Wali Kota Solo.

Ngatmi sudah berjualan sate kere sekitar 50 tahun lalu dan biasa berkeliling ke sejumlah daerah di Solo, seperti Kampung Jagalan, Warung Pelem, Ledoksari. Barang dagangan diletakkan di atas kepala, seperti berjualan sate pada umumnya.

Satu tusuk sate berisi daging sapi, dalam keseharian dijual Rp2.500. Sedangkan sate gembus harganya Rp1.500/tusuk. Meski namanya sate kere, namun kini salah satu kuliner khas Solo tersebut biasa dimakan orang orang kaya. “Jadinya sate kaya, buka kere (gelandangan) lagi,” kelakarnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3664 seconds (0.1#10.140)