Partai Pengusung Berburu Calon Pendamping Khofifah

Selasa, 17 Oktober 2017 - 13:30 WIB
Partai Pengusung Berburu Calon Pendamping Khofifah
Partai Pengusung Berburu Calon Pendamping Khofifah
A A A
SURABAYA - Partai pengusung Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mulai berburu calon wakil gubernur. Mereka mulai bergerilnya, mencari referensi baru tentang nama-nama yang akan disandingkan dengan Ketua Umum PP Muslimat NU itu.

Partai Demokrat misalnya, mulai mempertimbangkan nama Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar. Selain usia yang masih muda (38), Ony juga merepresentasikan kekuatan Mataraman, wilayah penentu pemenangan pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur.

“Demokrat sudah hampir pasti mengusung Bu Khofifah pada Pilgub Jatim 2018 nanti. Sekarang tiba saatnya kami mencari calon wakilnya. Satu nama yang mulai kami pertimbangkan adalah Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar,” tegas Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim Renville Antonio seusai acara bincang Pilgub bersama Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulalama (Isnu), di RM Agis, Senin (16/10/2017) kemarin.

Selain sebagai kader Partai Demokrat, Ony juga cukup dekat dengan masyarakat di wilayah Mataraman. Sehingga besar kemungkinan akan mendongkrak suara cukup signifikan.

“Yang menjadi pertimbangan utama kami juga menyangkut kultur dan tradisi di Mataraman, seperti Wayang dan kesenian tradisional lainnya. Nah, kami kira Mas Ony ini bisa,”tegasnya.

Renville menyampaikan, sosok pemimpin Jawa Timur (Gubernur dan Wakilnya), harus benar-benar mampu mengayomi semuanya. Baik kelompok nasionalis maupun, religious atau bahkan abangan. Nah, representasi itu, kata Renville ada pada Khofifah dan Ony.

“Itu usulan kami. Semua tetap bergantung kepada Ibu Khofifah. Apalagi, Sabtu lalu, sejumlah kiai juga telah membetuk tim Sembilan untuk menentukan nama calon pendamping Bu Khofifah nanti,” tegas anggota DPRD Jatim ini.

Sementara, Partai Golkar tengah mengukur kekuatan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Saiful Rahman. Golkar memandang, Saiful adalah tokoh muda potensial yang punya visi cukup bagus dalam pengembangan Jawa Timur. Saiful juga diyakini mampu merangkul kelompok millennial dan bisa menandingi Abdullah Azwar Anas.

“Beliau birokrat. Sehingga cocok bila bersanding dengan politisi. Apalagi Pak Saiful juga masih muda. Dia juga dekat dengan para pelajar, terutama di tingkat SMA/SMK, calon pemilih pemula. Tentu ini menjadi kredit tersendiri,” tegas Wakil Ketua DPD Golkar Jatim Harul Al Rasyid.

Menurut Harun, gabungan politisi-birokrat akan sangat cocok bagi Jawa Timur. Karena itu, dia berkeinginan calon wakil Khofifah nanti adalah birokrat.

“Politisi-Birokrat adalah kombinasi bagus. Kentungan lainnya, dia juga tidak resisten, karena tidak mewakili partai politik manapun dalam koalisi ini. Selain dua nama tersebut, beberapa nama juga masuk dalam radar koalisi partai pengusung Khofifah. Mereka adalah Inspektur Provinsi Jatim Nurwiyatno, Bupati Bojonegoro Suyoto, dan Hasan Aminudin. Tetapi, semua kembali kepada Bu Khofifah. Kami semua pasrah dengan pilihan beliau. Mudah-mudahan dalam waktu dekat segara terpilih. Sehingga bisa deklarasi,”imbuh wakil ketua DPW Nasdem Jatim M Eksan.

Pengamat Politik Universitas Brawijaya, Faza Dora Nailufar mengatakan, menghadapi pasangan Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas memang harus cukup jeli. Pasalnya, pasangan yang diusung PKB dan PDIP tersebut memiliki popularitas yang cukup besar.

“Gus Ipul-Anas kombinasi bagus. Gus Ipul kental dengan gayanya yang santai dan cengengesan. Sementara Anas tegas, pekerja dan masih muda. Karena itu, pendamping Khofifah juga harus sepadan. Harus dicari yang muda dan visioner untuk menandingi Pak Anas,” jelasnya.

Lepas dari latar belakang para kandidat tersebut, konsep dan program pembangunan Jawa Timur ke depan juga harus dimiliki oleh para kandidat. Sebab, dari situlah masyarakat Jawa Timur akan melihat, kemampuan dan kapasitas calon pemimpinnya.

“Pemilih Jawa Timur sudah pandai. Mereka tidak akan tergiur dengan iming-iming apapun. Kalau programnya bagus, pasti dipilih. Maka politik gagasan ini yang harus dimainkan,”timpalnya.

Sementara itu, Ketua PP ISNU M Qodri berharap kepada semua kandidat dan partai pengusung untuk tidak membawa-bawa jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) pada Pilgub Jatim nanti. Pasalnya, NU secara kelembagaan tidak akan berpolitik.

“Silahkan berpolitik, tetapi jangan bawa-bawa NU. Kalau ada tokoh NU mendukung salah satu calon, maka itu adalah pilihan persolan dia. Karena itu, kami akan tegas bersikap bila ada tokoh yang membawa-bawa jamiyah NU pada pilgub nanti,”pungkasnya.

Pernyataan Qodri ini disampaikan karena kandidat yang akan bertarung pada Pilgub Jatim nanti adalah kader-kader NU sendiri. Sehingga bukan tidak mungkin mereka akan membawa-bawa simbol dan nama besar NU demi sebuah dukungan.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7323 seconds (0.1#10.140)