Serangan Tomcat Meluas karena Ekosistem Terganggu

Senin, 16 Oktober 2017 - 19:46 WIB
Serangan Tomcat Meluas karena Ekosistem Terganggu
Serangan Tomcat Meluas karena Ekosistem Terganggu
A A A
KULONPROGO - Jumlah penghuni rumah susun sewa sederhana (rusunawa) Triharjo, Wates, Provinsi DIY yang terluka akibat serangga Tomcat terus bertambah. Tidak hanya penghuni di lantai atas, tetapi juga lantai bawah dan gedung tara juga mulai diserang serangga tersebut.

“Saya baru kena Minggu kemarin, tidak tahu kena di mana,” jelas Panca, penghuni rusunawa, Senin (16/10/2017).

Panca terkena tomcat pada punggungnya hingga memerah dan melepuh. Dia baru sadar kena setelah punggungnya terasa panas dan sedikit gatal. Dia tidak tahu kapan kena dan dimana. Tahu-tahu punggungya panas dan setelah saudaranya mengecek mirip dengan tetangga lain yang terserang tomcat.

Pada Sabtu (14/10/2017), petugas dari Puskesmas Wates sempat datang rusunawa. Namun hanya melihat kondisi lingkungan dan berkomunikasi dengan warga. Petugas tidak mengambil sampel ataupun melakukan pemeriksaan. “Sabtu lalu ada dari puskesmas, tetapi hanya melihat saja,” ujarnya.

Koordinator Petugas Hama dan Penyakit Holtikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Wahyu Widjayantoro mengatakan, tomcat sebenarnya merupakan predator yang menjadi sahabat petani. Serangga ini kerap membantu petani dalam menjaga ekosistem karena menjadi predator bagi hama wereng dan ulat.

“Kemungkinan agroekosistemnya terganggu, jadi sampai ke pemukiman,” ujar Wahyu sat mengecek Rusunawa kemarin.

Wahyu menyarankan warga untuk mengurangi lampu penerangan yang ada di sekitar gedung. Khususnya yang berbatasan langsung dengan lahan pertanian. Serangga ini sangat senang dengan lampu dan akan mengerubunginya. Warga disarankan untuk menyemprot dan jangan sampai memencet karena serangga ini akan mengeluarkan zat asam.

“Warga juga harus rajin menjaga kebersihan lingkungan,” jelasnya.

Kabid Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kulonprogo Baning Rahayu Jati mengatakan, untuk warga yang sakit sudah dilakukan pengobatan. Mereka juga melakukan edukasi kepada masyarakat agar tidak memencet serangga ini. Karena ketika dipencet akan mengeluarkan toksin yang membuat luka melepuh seperti luka bakar. “Untuk pengendalian hamanya di Dinas Pertanian,” ujarnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3346 seconds (0.1#10.140)