Pendukung Gus Ipul Minta Partai Demokrat Tak Rekomendasikan Khofifah

SURABAYA - Langkah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mendaftar ke Partai Demokrat (PD) membuat para pendukung Saifullah Yusuf (Gus Ipul) ketar-ketir. Mereka khawatir, Ketua Umum PP Muslimat NU itu mendapat rekomendasi dan memenangi kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2018.

“Khofifah ini punya basis massa cukup besar. Lha kalau dia mendapat dukungan Demokrat, tentu kekuatan akan berlipat. Sebab, di sana ada sosok Pak De (Soekarwo) yang juga punya loyalis cukup banyak. Kalau 3 juta saja, ada. Maka sudah sudah sepatutnya kami khawatir,”tegas Ketua Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) Fahrur Rozi, Senin (2/10/2017).

Karena itu, Fahrur Rozi mengatakan, pihaknya berupaya untuk menggagalkan rekomendasi PD kepada Khofifah. Caranya, dengan mengingatkan kembali ikrar bersama antara Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) pada 2013.

Dalam ikrar yang disaksikan para kiai di Jatim tersebut, Soekarwo telah bersepakat untuk memberi peluang bagi Gus Ipul maju sebagai gubernur. “Bagi kami, ikar ini adalah janji. Bahwa Pak De akan mendukung Gus Ipul. Lha kalau ternyata Pak De mendukung Khofifah, maka ini sama halnya dengan mengingkari janji,” tudingnya.

Itu sebabnya dia berharap, Soekarwo bisa melakukan lobi politik kepada DPP PD untuk tidak memberikan rekomendasi kepada Khofifah. “Pak De memang bukan pengambil keputusan. Tetapi, dia kan pengurus DPP dan dekat dengan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Pastinya punya kesempatan untuk memengaruhi keputusan partai,” tukasnya.

Menganggapi hal itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku tetap pada komitmennya. Bahwa dia akan memberi peluang kepada Gus Ipul untuk maju sebagai calon gubernur. Hanya saja, dia tidak bisa berbuat banyak, lantaran dukungan terhadap calon gubernur menjadi domain DPP.

“Saya ini dengan Gus Ipul sohib (sahabat) sejak lama. Bayangkan sudah 10 tahun saya kumpul. Jadi tidak mungkin saya tidak memberikan support secara pribadi. Tetapi, sekali lagi, ini kan urusan DPP. Saya tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkapnya diplomatis.