Gerindra Pertimbangkan M Nuh untuk Calon Alternatif di Pilgub Jatim

Minggu, 17 September 2017 - 20:48 WIB
Gerindra Pertimbangkan M Nuh untuk Calon Alternatif di Pilgub Jatim
Gerindra Pertimbangkan M Nuh untuk Calon Alternatif di Pilgub Jatim
A A A
SURABAYA - DPD Gerindra Jawa Timur mulai mempertimbangan nama M Nuh untuk diusung pada pemilihan gubernur (Pilgub) 2018 mendatang. Mantan menteri Pendidikan era Presiden SBY itu dibidik sebagai calon alternatif, bilamana Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa batal maju.

“Bu Khofifah tetap menjadi bidikan kami. Namun, kami juga menyiapkan kandidat lain. Ada nama Pak Nuh (Muhammad Nuh) yang juga masuk radar. Pokoknya, semua akan kami simulasikan. Mereka yang punya tingkat keterpilihan tinggi akan kami pilih,”tegas Ketua DPD Gerindra Jatim Supriatno, Minggu (17/9/2017).

Supri menyampaikan, M Nuh menjadi bidikan Gerindra karena dinilai mumpuni untuk memipin Jawa Timur. Pertimbangan lainnya adalah karena M Nuh juga merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU). Ormas yang memiliki basis massa cukup besar di Jawa Timur.

“Tetapi, semua ini belum final. Kami masih melakukan kalkulasi, siapa yang menurut kami tepat untuk diusung. Insyaallah, pertengahan Oktober nanti sudah ada keputusan, sambil menyiapkan rekomnya di bulan November,”tegas anggota Komisi XI DPR RI ini.

Informasi yang dihimpun, calon alternatif sengaja disiapkan Gerindra karena hingga saat ini bidikan utama, Khofifah Indar Parawansa belum juga mendeklarasikan diri untuk maju. Gerindra juga khawatir bilamana ketua umum PP Muslimat NU itu tidak mendapat restu dari presiden.

“Sebagai menteri, Bu Khofifah memang harus meminta izin kepada presiden. Tetapi, bisa juga Bu Khofifah tetap maju meski izin ditolak. Nah, kalau demikian, kami (Gerindra) pasti akan usung beliau. Kalau tidak, ya kami harus cari alternatif,”imbuh salah seorang wakil ketua DPD Gerindra Jatim.

Menurutnya, pilihan ini harus diambil karena Gerindra adalah partai pemenang ketiga di Jatim. Baginya, tidak elok partai sebesar Gerindra tidak punya jago di Pilgub Jatim. Apalagi, dua partai besar (PKB dan PDI) juga sudah punya jago dan berancang-ancang untuk berkoalisi.

Untuk diketahui, PKB telah mengusung wakil gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) pada pilgub Jatim mendatang. Sementara, PDIP juga tengah mematangkan rencana untuk menggandengkan kadernya, Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) dengan Gus Ipul.

“Kalau PKB resmi berkoalisi dengan PDIP. Maka Gerindra akan semakin mantap berkoalisi dengan PAN dan PKS. Bahkan, Demokrat juga bisa masuk. Itu artinya, koalisi partai pengusung Karsa (Soekarwo-Gus Ipul) pada Pilgub 2013 akan terulang,”tutur petinggi partai yang enggan disebut namanya.

Ketua DPD Gerindra Jatim Supriyatno tidak menampik kemungkinan itu. Sebab, beberapa partai tengah seperti PAN, PKS sudah lama bekerjasama dengan Gerindra. Di Pilgub DKI Jakarta misalnya, mereka bahu membahu dengan Gerindra memenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

“Di luar itu, masih ada beberapa partai lain yang akan bergabung. Tetapi ini belum bisa kami sebut. Ditunggu saja. Pasti ada kejutan,”katanya berteka-teki.

Supri menambahkan, selain nama Khofifah dan M Nuh, pihaknya juga mempertimbangkan kader internal Gerindra untuk diusung. Mereka adalah Sekretaris DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad dan Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim Tjujuk Sunario.

Sementara untuk wakil, Supriatno berharap sosok militer. Dia berharap, baik Khofifah maupun M Nuh bisa menggandeng militer untuk menjadi komplementer dalam memimpin jawa timur. Keinginan ini disampaikan karena Jatim memerlukan benteng kuat dari berbagai ancaman asing.

“Jatim ini provinsi besar. Sehingga menjadi incaran banyak pihak. Terutama di bidang ekonominya. Karena itu, perlu sosok tangguh dari militer. Kami belum bisa sebut namanya. Tetapi mereka bisa berasal dari Kodam atau lainnya,” pungkas Supri seusai rapat pemenangan Pilkada dan Pemilu di DPD Gerindra Jatim.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4788 seconds (0.1#10.140)