30 Anak Jadi Korban Eksploitasi, Perdagangan, dan Pelecehan

Senin, 11 September 2017 - 08:09 WIB
30 Anak Jadi Korban Eksploitasi, Perdagangan, dan Pelecehan
30 Anak Jadi Korban Eksploitasi, Perdagangan, dan Pelecehan
A A A
BATAM - Yayasan Embun Pelangi yang concern dalam perlindungan perempuan dan anak, mencatat sejak Januari hingga Agustus ini ada 30 kasus yang melibatkan anak sebagai korbannya. Anak-anak yang berasal dari berasal dari Batam, Pulau Jawa, dan daerah timur Indonesia tersebut kebanyakan menjadi korban pelecehan seksual, perdagangan, eksploitasi.

"Itu tercatat, karena kami yang mendampingi. Tapi selain itu pasti masih banyak kasus yang melibatkan anak sebagai korbannya, karena tak semuanya kami yang mendampingi," kata Ketua Yayasan Embun Pelangi Efrizal, Minggu (10/9/2017).

Ia mengatakan, kasus yang paling banyak di Batam semester ini adalah pelecehan seksual terhadap anak. Kasus seksual melibatkan anak ini berbagai macam motifnya. Namun, kata Efrizal, pihaknya sering menemukan pelakunya banyak berasal dari orang dekat seperti bapak tiri si anak. "Di Batam itu kebanyakan seperti itu. Bapak tiri lecehkan anaknya," ujarnya.

Lalu motif lainnya yakni tetangga korban, yang mengidap pedofilia. Dan, pelaku melakukan pelecehan seksual di bawah pengaruh obat-obatan terlarang seperti narkoba. Kasus pelecehan seksual terhadap anak ini, kata Efrizal, ibarat gunung es. Terlihat kecil di atas, tapi besar di bawahnya karena banyak kasus tersebut tak dilaporkan hingga kepolisian atau instansi berwenang dengan alasan malu, bila diketahui banyak orang.

"Dari yang kami tangani, pelaku itu biasanya orang yang tak bisa mengendalikan perilaku, beberapa di antaranya pedofilia," tuturnya.

Untuk penanganan kasus terhadap anak, Efrizal menilai hukuman terhadap pelaku masih rendah. Akibatnya, efek jera dirasakan sangat kurang. Sanksinya hukuman ringan dan rendah.

"Makanya kami sangat mendukung UU Anti-Kekerasan Seksual yang disedang digodok DPR. Dengan UU itu untuk menjerat para pelaku tak lagi susah, dan hukumannya lebih berat."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4601 seconds (0.1#10.140)